Bandung

5 0 0
                                    

Suasana kantor hari ini sungguh hening sekali.
Aku mencari batang hidung rekan kerjaku dan belum ada yang datang sama sekali.
Aku pun melihat jam absen sudah menunjukkan jam 8.30 pagi.

Beberapa menit kemudian mereka pun datang berbarengan satu persatu.
Yah hanya aku saja yang disiplin waktu dan strict banget sama aturan.
Kemudian mbak pupu ingin mengajakku pergi keluar mengurus dokumen.

Aku pun dengan senang hati mengantarkan mba pupu ke mana pun.
Saat di tengah jalan, mba pupu menyuruh aku mengantarkannya pulang biar dia pergi dengan suaminya saja.

Aku pun sangat setuju dan senang sekali dengan keputusannya hingga aku disuruh langsung pulang saja.
Tetapi jika bos menelpon yah aku harus bilang kalau aku yang mengantarkan mba pupu mengurus dokumen.

Aku pun dengan perasaan gembira langsung melesat menjemput alena pulang sekolah.

"Kog kamu bisa jemput jam segini? Kamu ga kerja?"

"Aku pulang cepat biar bisa jemput pacar tercinta aku lho."

"Beneran? Kamu bolos kerja?"

"Aku ga bolos kerja. Mana mungkin orang disiplin dan strict seperti aku bolos kerja sih. Aku disuruh mba pupu pulang karena dia ngurus dokumen sama suaminya aja katanya."

"Asyik donk!"

"Cieee yang seneng banget dijemput."

"Seneng banget donk dijemput pacar."

"Mau kencan ke mana kita?"

"Ke mana aja boleh?"

"Iya boleh! Emang kamu mau ke mana?"

"Aku mau ke bandung?"

"Ha? Bandung? Mendadak banget!"

"Iya kita ke bandung yah? Sekalian kamu nemuin bokap."

"Emang mau ngapain nemuin bokap?"

"Kita pesen tiket dulu aja ya. Aku jelasin semuanya di kereta."

"Oke! Kita ke rumah kamu dulu deh biar kamu ganti baju baru langsung ke stasiun gambir ya."

Kami pun segera mempersiapkan barang bawaan seadanya saja. Tanpa membawa baju ganti.
Aku membawa motor ke stasiun biar motor di parkir inap biar ga repot cari transportasi saat pulang dari bandung.
Perjalanan pertama aku naik kereta ke bandung bersama seseorang yang special banget.

Sangat excited banget rasanya ampe aku membuka jaket dan menutupi tangan aku agar bisa bergandengan tangan dengan alena selama perjalanan ke bandung.
Alena pun tampak bahagia hingga menyandarkan kepalanya di bahuku.
Rasanya amat sangat berdebar seakan dipertemukan dengan mertua.

"Lalu kenapa harus ketemu bokap?"

"Aku dapet surat dari kepala sekolah, bokap dipanggil ke sekolah karena aku digosipin pacaran sama satpam. Bokap marah sama aku dan percaya sama aku."

"Kamu tolong klarifikasi semuanya sama bokap. Sekalian aku mau kenalin kamu ke bokap aku."

"Masa sih kepsek manggil bokap cuman karena gosip orang orang? Soalnya aku kenal sama kepseknya. Dia orangnya baik banget lho."

"Yah sih harry biangnya uda bohong dan bilang kalau kami pacaran padahal mah engga!"

"Parah banget tuh cowo ngaku ngaku seenak jidatnya!"

"Udah biarinin ajalah! Aku juga jadi ilfil banget sama tuh cowo."

"Terus aku mesti bilang apa sama bokap kamu?"

"Bilang aja kalau kamu yang suka anter jemput dan selalu main bareng aku. Jadi ga mungkin harry pacaran sama alena. Harry emang ada nembak alena tapi ditolak sama alena makanya dia sakit hati karena ditolak terus nyebarin gosip."

"Iya nanti aku bilang begitu. Btw, aku baru pertama kali ke bandung dan naik kereta cuman sama kamu doank lho."

"Ohh ya? Good donk! Lalu gimana perasaan kamu sama mantan?"

"Perasaan? Uda ga ada apa apa kog."

"Masa sih? Kan cinta pertama yang tak terlupakan!"

"Mantan yang hanya menjadi kenangan aja. Sekarang yang ada di hati aku cuman alena timothy seorang."

"Ohh ya?"

"Kamu ga percaya? Nih belah aja dadaku!" Sahutku sambil tersenyum tipis.

"Belah pake apa? Golok? Mati donk kamu kalau aku belah! Nanti aku sama siapa?"

"Makanya percaya! Jangan dibelah tapi dibelai ajalah."

Hahahahahaha...

Kami pun tertawa bersama saling bergandengan tertutupi jaket agar tidak terlihat orang orang dan mulai saling flirtin satu sama lain.
Perjalanan panjang yang tampak membosankan tetapi karena ada alena. Semuanya menjadi amat sangat menyenangkan seakan dialah sumber kebahagiaanku.

Sesampainya kami di bandung, kami naik angkot dan berjalan kaki sekitar 10 menitan. Lalu sampai di rumah alena sekitar jam 5 sore dan bokapnya alena belum pulang.
Jadi aku hanya bertemu mama tirinya alena.

Aku pun meminjam motor untuk jalan jalan bersama alena menelusuri kota bandung.
Sangat menyenangkan sekali bisa menikmati semuanya bersama alena.
Mood-ku pun seakan menurun seiring berjalannya waktu hingga membuat aku tampak haus, laper dan lelah sekali tetapi alena terus menerus menunjukkan jalan yang salah.

"Terus jalan yang bener yang mana sih? Ini uda malem lho. Aku haus banget!!! Capeee!!! Laper!!!" Teriakku marah marah karena frustasi berada di jalan yang sama terus beberapa kali.
(Harap maklum 2010 belum ada google map).

Alena pun terdiam dan kaget melihat sikap kasar aku yang meneriakinya karena beberapa kali salah memberikan arahan hingga kami bertanya sama orang untuk menunjukkan jalan.
Akhirnya alena membelikan minum dan kami pun makan bubur ayam bersama.

Aku hanya diam seribu kata karena amat sangat kelelahan sekali daritadi mengendarai motor keliling bandung.
Lalu aku membelikan martabak bandung untuk bokap alena.
Sesampainya di rumah alena, aku memutuskan untuk segera beristirahat karena semua badan aku sakit sekali.
Aku memberanikan diri aku untuk memeluk alena.

"Aku minta maaf sama sikap kasar aku tadi ya, len? Soalnya aku emosian kalau uda cape banget. Tidur diganggu pun aku bisa ngamuk saat kecil."

"Iya tapi aku takut! Tadi aku takut banget kamu pukul aku."

"Maafin aku! Aku ga pernah mukulin cewe kog. Nana aja pernah ngeselin ampe aku pengen tonjok rasanya. Tapi karena aku ga bisa mukul cewe yah gajadi mukul. Sekali lagi maafin aku ya?! Kalau aku ngeselin seperti itu lagi, kamu tamparin aja aku biar sadar ya."

"Takutlah! Yang ada aku kena gampar sama kamu."

"Engga akan pernah! Yuk bobo. Aku beneran cape banget nih. Semua badan aku remuk rasanya."

Aku pun tertidur sambil memeluk alena dan rasanya nyaman sekali sampe tidur jadi nyenyak.
Pagi harinya pun aku sampe melupakan rasa sakit disekujur tubuhku.
Saat mandi di bandung, airnya dingin minta ampun!

Aku yang biasanya mandi lama, kali ini hanya 5 menitan kelar.
Mulai berbincang dengan bokap alena dan menceritakan semuanya.
Bokapnya paham dengan apa yang sudah aku jelaskan hingga kami bisa jalan jalan menelusuri bandung sekalian beli oleh oleh sebelum balik ke jakarta.

Pengalaman yang takkan pernah terlupakan! Pertama kali ke bandung dengan orang yang aku sayang dan di sepanjang perjalanan pun saling bergandengan tangan di tempat umum tapi ditutupi jaket.
Kami pun sampai di Jakarta hari minggu sore.

Kemudian mengambil motor di tempat parkir dan mengantarkan alena pulang.


My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang