Surprise

2 0 0
                                    

Alena memintaku menjemputnya di mall kawasan jakarta barat.
Saat jam pulang kantor, aku pun segera menjemputnya agar dia tidak menungguku lama.
Kami pun mulai berkencan di dalam mall tersebut.
Seperti biasa juga, aku selalu cuci motor di parkiran mall itu.

Alena mengajakku nonton bioskop film horor. Untung saja aku pecinta semua genre film jadi aku selalu mengiyakan film pilihannya.
So, nikmati deh tanpa rasa takut dan jalani dengan rasa saling memahami.

"Kamu ga takut nonton horor?" Tanyaku dengan penasaran.

"Engga kecuali pocong!"

"Hahahaha takut sama pocong! Tapi suka nonton horor."

"Kan ada kamu di samping aku."

"Wahhh melted lho aku dengernya." Sahutku dengan wajahku yang memerah.

Saat di dalam bioskop, aku terlalu fokus dengan film hingga membuat alena kesal dan beberapa kali mencoba mencuri perhatianku.
Lalu dia langsung menggenggam jemari tanganku hingga aku salah tingkah jadinya.
Tanganku langsung berkeringat dingin.

"When you touched my hand, I wanted nothing more than to hold it forever." Bisikku kepadanya.

"Apa? Coba ulangin lagi?! Englishnya belepotan sih."

"Yauda lewat aja kalau gitu. Mau fokus nonton"

Aku tau dia mengerti maksud ucapanku walaupun kata katanya belepotan.
Aku hanya berharap bisa terus seperti ini sampai kita tua nanti.

Setelah nonton film, kita pun langsung ke gramedia mencari lanjutan komik koleksinya alena.
Rasa lapar pun menggerogoti perut kami hingga kami segera cari makanan dekat gramedia.
Yah pilihan simple saat lapar yang terlihat hanyalah ayam penyet.

Pada saat di parkiran, alena mencari tiket parkir tapi tidak ketemu.
Kertas karcis hilang begitu saja, harga dendanya ngajak gelut banget.
Sehingga aku harus membayar dendanya. Seandainya boleh hanya dengan nunjukkin ktp dan stnk aja sih ga akan bikin naik pitam.

Hanya bisa diam dan cuekin alena.
Mau dibilang ga marah, yah pasti marahlah. Tapi namanya juga ga ketemu hanya bisa kesel sendiri jadinya.

Yah mungkin aku aja sih yang lebay!

Pas uda separo jalan mau sampe rumah ternyata komik pun lenyap begitu aja.
Alamat balik lagi dan aku nungguin di depan mall.

Jadilah keluar segala jenis sinonim umpatan aku keluarkan karena usaha pencarian tidak membuahkan hasil. Alena menghilangkan komik yang sudah dibeli bahkan karcis parkir.
Sudah dicari ke mana mana tetep tidak ketemu.

Aku pun memarahi keteledorannya hingga membuat dia unmood dan diam saja daritadi.
Aku terlanjur emosi dan ngebatin banget.

Muncul rasa bersalah karena alena pun pasti ngebatin dan kesel banget.
Kalau aku jadi alena pasti balik memarahi aku.
Tapi dia begitu baik hatinya.
Dia hanya diam menerima semua umpatan yang terlanjur keluar.
Aku belum bisa meminta maaf karena rasa kesal di dalam diriku masih begitu besar.

Keesokan harinya aku menjemput alena di mall yang membawa kenangan indah sekaligus kenangan buruk sih.
Aku mau sekalian secara langsung meminta maaf atas kejadian buruk itu.
15 menit mendekati 30 menit sudah berlalu dan alena pun di telpon ga diangkat juga.

Rasa khawatir dan kesal bercampur aduk.
Bukan dia yang menungguku lama melainkan aku yang menunggunya lama sekali.
Kasih kabar pun engga.
Hanya disuruh menunggu saja sampe keselnya minta ampun.
Selalu bersikap nyebelin tanpa penjelasan apa-apa.
Rasa keselnya itu bikin pengen pergi ninggalin aja.
Tapi ada rasa khawatir menyelimutiku.

"Maaf ya nunggu kelamaan." Katanya sembari mengatur nafas karena lari menghampiriku.

"Kamu sebenernya ke mana sih? Aku buru buru jemput takut kamu nunggu aku kelamaan. Eh taunya malah jadi aku yang nungguin kamu lama lho!" Bentakku dengan perasaan jengkel.

"Happy anniversary 1 month sayang!" Katanya sambil memberikan hadiah yang dibungkus kertas kado.

"Iya happy anniversary 1 month ya. Tapi aku tetep kesel ya sama kamu!"
Jawabku sembari tersenyum saat mengendarai motor membonceng alena.

"Dihh masih aja marah marah! Cepet tua lho nanti!"

"Siapa suruh nyebelin banget! Gatau apa kalau aku khawatir banget! Telpon juga ga di angkat-angkat!"

"Aku kan mau kasi surprise! Tadi tuh lagi bungkus kadonya sayangggggg."

"Nyebelinnnnn bangett dagh surprisenya!!!!"

"Yang penting seneng kan?"

"Hfm... seneng banget donk karena yang kasih kan alena!"

"Preeetttt!"

"Maafin aku ya soal kemarin sama hari ini. Tadi bener-bener kesel bercamour aduk sama khawatir!"

"Iya sayang... maafin keteledoran aku ya."

"Yuk! kita mau dinner di mana sayang?"

"Dinner di juanda aja. Ada restoran happy day. Everyday is a happy day because of you." Katanya dengan senyuman lembutnya.

"Cieee bisa aja... Hayuukkk!"

Ini restoran yang cocok banget buat yg hobi makan makanan itali tapi punya pasangan yang hobi makan chinese food.
Dari luar keliatannya kecil, tapi ketika masuk kedalam tempatnya lumayan luas juga.
Ketimbang ribut pilih resto gara-gara beda selera, mending ke sini aja (bukan endorse).

Menu disini ada pilihan Western, Italian dan Asian.
Pilihan menu nya banyak banget pas dilihat sampe bingung mau makan apa.
Setelah lama milih (seriusan milihnya beneran lama karena terlalu banyak pilihan).
Kami pun menikmati dinner bersama dengan menu sederhana kesukaan alena 'nasi goreng jambal' dengan ice lemon tea.
Sedangkan aku nyobain fetuccini carbonara dan lemon tea. Carbonaranya enak, creamy dan jamurnya juga lumayan banyak.
Alena sampe suka sama jamurnya.

***

Aku dan alena pun tertarik untuk mencoba sensasi ice cream jaman dulu yang terkenal namanya Ragusa Es Italia yang merupakan gerai es krim yang sudah ada sejak tahun 1932 sampai sekarang.
Bangunan dan furniturnya tampak jadoel banget.
Tempatnya sangat aesthetic.

Saat duduk memandangi furniture jadoelnya itu rasanya seperti lagi time travel ke masa lalu.
Menu dan penyajiannya juga tampak biasa saja sehingga bikin tempat ini punya nilai jual dan punya cerita.

Aku pesan menu :

Tutti frutti :
Ini ice creamnya sudah jadi dan dipotong. Luarnya ice cream coklat, bagian dalamnya vanilla dan strawberry serta ada buah-buah keringnya. Alena suka dengan buah keringnya. untuk tekstur juga masih berasa ice flakenya.

Banana split :
menurut aku sih ice cream banana split lebih creamy dan berasa susunya dari pada ice cream yang lain ya. Untuk 1 porsi dapat 3 scoop ice cream (coklat, straberry dan vanila).
Strawberry my favorite karena gak terlalu manis dan rasa strawberrynya juga light.

Tekstur ice creamnya unik dan beda dari yang lain. Super soft dan lembut banget.
Kayak kapas dingin yang meleleh gitu.
Overall ice cream ragusa memang memberikan varian ice cream yang beda sih dari gerai ice cream kebanyakan di jakarta.
Mungkin karena ragusa masi mempertahankan resep khas mereka sejak tahun 1932 bahkan interior restoran pun terkesan vintage dengan beberapa foto-foto dan artikel perjalanan ragusa.

menurutku bagi orang-orang yang tidak terlalu suka ice cream yang creamy ragusa pilihan yang cocok karena memang ice creamnya lebih terasa light dan tidak terlalu manis karena cukup alena aja yang manis.

Jadi Ragusa ice cream ini merupakan salah satu tempat makan ice cream yang legend banget sih tampaknya. Konon katanya ice cream ini sudah ada dari jaman Belanda dan cukup terkenal pada jamannya.
Dari segi tempatnya juga terdapat banyak banget foto-foto jaman dulu gitu dan tempatnya juga berasa hype jaman dulunya gitu sih kalau aku perhatikan fotonya.
(Bukan endorse ya)

Aku dan alena menikmati es krimnya sambil mereview seenak apa sih es krim yang hype ini.
Saat dia menikmati es krim dalam suasana yang authentic, entah kenapa aku seakan hanyut dalam pesonanya.

My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang