IAB14: Aku siap menikah dengannya

174 31 4
                                    

Sebentar lagi kita akan bersama,
Sungguh aku sangat bahagia.

-Bintang Afrizal-

🌿🌿🌿


Bagaimana jika rasanya kita berada diantara dua pilihan yang sangat sulit. Apa yang harus kita lakukan, termenung? Terdiam?

Begitu juga dengan apa yang Qolby rasakan saat ini, ia sedang duduk di taman memikirkan perjodohan tadi malam.

Bagaimana ini, aku ingin menolak tapi aku takut ummi dan abi kecewa.

Mungkin lebih baik aku menerimanya, meski cinta belum mengalir. Seiring berjalannya waktu aku yakin aku akan bisa mencintainya.

Qolby tiba-tiba tersadar karena ada seseorang yang menyapanya. "By, kok ngelamun aja sih. Btw aku ada saran nih buat perjodohan kamu"

"Saran apaan, " tanyanya penasaran.

Kinan menatap Qolby dengan serius. "Gimana kalau kamu terima aja perjodohan itu, daripada kamu ngecewain ummi dan abi. Entar nyesel loh kalau mereka dah gak ada. "

"Husst..jangan nakutin napa," jawab Qolby sambil mencubit lengan Kinan.

"Beneran loh."

Kinan ada benarnya juga, kesempatan hanya datang satu kali. Ia takut menyesal pada akhirya.

"Baiklah, aku insyaaAllah siap Nan," ucapnya meyakinkan.

Kinan menoleh. "Siap apaan coba. "

"Siap menikah sama Bintang, Kinan, " jawabnya kesal.

Kinan tersenyum manis. "Apapun keputusanmu By, aku akan selalu ngedukung. "

"Makasih ya Nan, " ucapnya terharu.

"Iya, sama-sama."

Dari kejauhan Qolby melihat sesosok laki-laki yang ia bentak kemarin sore,Qolby langsung berlari mengejar laki-laki itu.

"Heyy, " panggilnya.

Syidad menoleh. "Ngapain, belum puas marah-marah kemarin."

"Gak, aku cuma mau minta maaf. Aku udah salah paham sama kamu," ungkap Qolby menyesal.

Syidad tertawa sinis. "Haha, sejak kapan wanita sepertimu meminta maaf."

"Sejak hari ini," sahut Qolby dengan kepala yang masih tertunduk.

"Aku serius, malah dibuat bercanda," ungkapnya kesal.

Qolby mengangkat kepalanya dan menatap Syidad dengan tatapan yang meyakinkan. "Emang bener."

"Maafin aku ya," lanjutnya lagi.

"Yaudah."

Syidad langsung pergi meninggalkan Qolby.

Qolby menghela."Alhamdulillah."

°°

Qolby memasuki halaman rumahnya dengan perasaan bahagia, namun disisi lain ia masih belum merasa puas karena sifat bersalah selalu saja menghantuinya.

Qolby mencoba melupakan itu semua.

Dengan morajaah Al-Qur'an hatinya akan lebih tenang, begitu katanya.

Tak lupa perasaan syukur pun selalu saja ia sertakan, apapun keadaanya.

Tak beberapa lama, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamarnya.

Izinkan Aku Bersamamu✔[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang