IAB19 : Undangan

135 21 5
                                    


Maafkan aku.
Aku tidak bermaksud menyakiti hatimu.

-Meidina Qolby-

🌿🌿🌿

Semenjak kejadian semalam, Syidad memutuskan untuk tidak pernah lagi mengganggu Qolby. Bukan karena ia benci atau sebagainya, hanya saja ia ingin melihat Qolby bahagia. Mungkin hanya dengan cara inilah Qolby bisa terbebas dari jeratan cintanya.

Cinta memang tak bisa dipaksakan, jika dipaksakan maka akhirnya tidak akan bahagia. Percuma saja kita memintanya untuk bersatu jikalau dirinya sudah menjadi milik orang lain.

Terlalu berharap mungkin salah satunya. Jadi, janganlah kita terlalu berharap kepada seseorang yang belum tentu Allah takdirkan untuk kita. Jika tidak, siap-siap saja akan terluka.

Syidad mencoba memejamkan matanya sambil mengucap istighfar berulang kali, ingin rasanya ia tertidur lelap agar ia segera melupakan kejadian semalam. Kejadian yang berhasil membuatnya menjadi sesosok laki-laki yang benar-benar terluka.

Hangatnya pagi membuat Syidad seakan enggan turun dari tempat pembaringannya. Sinar matahari perlahan-lahan mulai menyentuh wajah tampannya, membuat ia sesegera mungkin mengakhiri masa tidurnya.

Teringat, hari ini ia ingin pergi ke pasar, karena stock kebutuhan rumah pun sudah menipis. Beginilah hidup sendiri tanpa ibu dan bapak, semenjak usianya 13 tahun bapaknya meninggal dunia karena kecelakaan dan ibunya sendiri meninggal semenjak usianya 17 tahun ketika ia menyelesaikan masa putih abu-abunya, sedangkan kakanya kini sudah berkeluarga dan menetap di luar kota.

Syidad mensyukuri apapun yang terjadi, meski sekarang ia tak bisa lagi mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtua. Tapi, ia masih bisa mendoakan mereka selalu agar bahagia disana.

Syidad sontak menggeleng kepala ketika sampai di pasar, begitu banyaknya orang bahkan berdesak-desakan.  Syidad sangat anti dengan suasana itu, tapi harus bagaimana lagi pasar inilah salah satu tujuannya karena jika ketempat lain semisal ke supermarket biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit. Ia harus menghemat uang.

Tidak sengaja Syidad melihat Qolby dan Kinan yang sedang menuju kepasar ini juga, niatnya ingin bersembunyi tapi sayang keberadaannya sudah diketahui.  Sontak saja Qolby dan Kinan segera menghampirinya.

"By, mau kemana? "tanya Kinan yang sangat kebingungan.

Qolby menoleh. "Udah ikut aja."

"Assalamu'alaikum," ucap salam Qolby membuka pembicaraan.

"Wa'alaikumussalam."

"Kebetulan kita ketemu disini, saya mau kasih sesuatu sama kamu." sambil mengeluarkan sesuatu di dalam tasnya.

Syidad menoleh,"silahkan. "

"Ini undangan pernikahan saya,dua hari lagi," sambil menyerahkan undangan yang ada ditangannya.

Berat hati Syidad menerima undangan itu, tapi apa daya ia harus menerimanya. Meski ada perasaan hati yang sedang meringis dan dan terasa teriris.

Ada yang pedih tapi bukan luka.

Syidad menyambut undangan itu dengan senyum merekah, padahal jika kita telusuri dari lubuk hatinya yang paling dalam ia enggan menerima undangan itu. Jika diperbolehkan ia akan membuangnya sekarang, tapi itu bukan sifatnya. Ia bukan laki-laki pengecut ataupun pendendam.

Izinkan Aku Bersamamu✔[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang