Gue dan yang lainnya sampai pada jam setengah 5 dini hari. Meskipun memakan perjalanan hampir 9 jam tapi untunglah badan gue ga nyeri ditambah lagi gue ga susah geret koper karna barang bawaan gue udah dibawaain sama abang tercinta gue.
Pas turun dari travel ibu sudah berdiri didepan pagar besi bercat putih.
"Emil kangen." gue memeluk ibu dengan penuh cinta :v.
Ibu balik memeluk gue dan mengelus puncak kepala gue.
Pergerakan ibu terhenti ketika satu persatu traveler turun, dari mulai ical ,bang el, dan kak dhika.
"Ya udah buruan masuk, dingin." titah ibu.
Kami memasuki rumah, dan ibu kembali mengunci pagar.
Di ruang tamu sudah tersedia wedang jahe.
"Minum dulu, wedang nya nanti segera istirahat aja ya. Nanti el tidur bertiga ya."Bang el mengangguk kalem.
"Kalau emil?" tanya gue polos.
"Kamu tidur sama ibu."
Gue mengacungkan kedua jempol gue.
Sesuai perintah ibu, setelah menyelesaikan semuanya kita langsung beristirahat.
****
Matahari sudah hampir berada dipuncak gue baru terbangun dari tidur. Setelah membereskan kasur gue keluar dan mendapati suara ribut bercengkrama dari teras luar.
Disana ternyata semuanya sedang berkumpul termasuk yangti.
"Pagi yangti." gue menyium punggung tangannya.
"Cucu eyang udah gede aja, udah berani bawa calon juga" yangti terkekeh pelan
Gue yang bingung dengan pernyataan yangti sedikit mengerutkan kening. "Calon?"
"Iya, itu dhika calon kamu kan nduk?"
"Pppfttthh, itu temennya bang el. Tapi kalau jodoh ga nolak juga .ehe."
"Dia anak yang sopan, yangti suka." dia mengelus belakamg punggung gue.
Gue hanya tersenyum mendengar celotehannya, "udah ah, aku mandi dulu. Mau jalan-jalan ical udah nyiapin agendanya."
Hanya membutuhkan waktu 30 menit gue udah siap dengan setelan kaos putih.
Sesuai dengan yang telah gue sebutkan tadi, ical sudah menyiapkan agendanya untuk memaksimalkan waktu perjalanan.Tujuan pertama adalah taman sari, cuma satu tempat karna selain dekat juga waktunya terlalu mepet karna gue berangkat sekitar jam 10 lebih.
Untuk menyempurnakannya, kami tidak menaiki kendaraan melainkan jalan kaki melewati gang komplek.
Disepanjang jalan banyak tukang becak berjejer, para turis asing yang berlalu lalang.
Karna tempat yang sempit, kita jalan masing-masing 2 orang, didepan ical sama bang el yang memang hapal jalan. Sedangkan gue bareng kak dhika.
"Emil, liat sini."
Refleks gue menengok ke arahnya dan 'ckrek' dia mengambil gambar gue. Seketika pipi gue rasanya memanas, padahal cuma diambilin poto doang.
"Mau liat?" tanyanya lembut.
Gue mengangguk, sambil menyunggingkan senyum. Lumayanlah gue tetap terlihat imut lucu walau tak terlalu tinggi, kulit putih dan pipi chubby senyum manis gigi kelinci. :v.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Rumah
Teen FictionSejauh apapun aku melangkah, entah kenapa pada ujungnya aku akan tetap merindukan rumah. Apalagi disamping kamarku adalah kamar dia.