Happy reading ❣️❣️❣️Saat ini Oliv dan Dhifa tengah mengganjal perutnya yang sedari tadi minta diisi. Ya, mereka berada di kantin kampus menyantap lezat batagor kuah yang sangat meraka sukai disini.
"eh Dhif, tau gak tugas aku banyak nih" Keluh Oliv pada Dhifa yang masih sibuk mengunyah makanannya.
"yaelah liv kamu mah otaknya udah pinter. lah aku,pelajaran tadi juga malah tidur soalnya gak ngerti aku" ucap Dhifa ditengah kunyahannya.
"kamu mah kebiasaan tau Dhif!" Oliv memutar bola matanya malas.
"hehe..udah mendarah daging dari orok" Oliv hanya geleng-geleng kepala menanggapi ocehan Dhifa, kemudian melanjutkan aktivitas makannya."liv, coba deh liat ke belakang!" Dhifa menatap lurus ke arah bangku belakang mereka.
"apaan sih Dhif"
"ni anak tinggal nengok aja susah amat" Oliv menuruti perkataan Dhifa. Ia menolehkan pandangannya ke arah belakang.Deg!
lelaki itu tengah melebarkan senyumnya ke arah Oliv. Dengan segera, Oliv kembali melanjutkan makannya tanpa menghiraukan Dhifa yang tengah meledeknya abis abisan.
"alah yang di senyumin pangeran hati" Dhifa menaik turunkan alisnya.
"apaan sih Dhif, nyebelin!" Decak Oliv kesal.
"yaah.. kebiasaan kamu mah ngambek" Dhifa melanjutkan aktivitas makannya yang sempat tertunda.
"siapa yang ngambek sih"
"sukur deh kalo gak ngambek" Lalu Dhifa menyuapkan sesendok bakso ke mulutnya."permisi, boleh gabung?" Dhifa dan Oliv mengangkat kepalanya ke arah suara. Oliv terus saja menetralkan jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat.
"gimana liv, boleh gak?"
"bo..boleh kok" laki laki itu tersenyum lalu duduk di bangku bersama Oliv dan Dhifa."lif, kayaknya aku ke peepus dulu ya?"
"eh kok tiba-tiba sih" Oliv benar-benar dibuat kesal oleh Dhifa kali ini.
"kamu kan tahu tadi aku gak merhatiin pelajaran" Oliv mendengus kesal dengan sahabatnya ini, pasti ia sengaja meninggalkan Oliv agar terjebak bersama dengan Samudra.
"yaudah ya liv, sam aku tinggal dulu" Dhifa pergi meninggalkan mereka berdua.mampus kamu Liv, lagian sih kemaren ngerjain Dhifa. ucap Dhifa dari kejauhan sebelum ia benar-benar pergi.
Oliv masih sibuk memakan batagornya tanpa sekalipun berniat untuk melirik pada Samudra. Hatinya sudah dag-dig-dug tak karuan, ia benar-benar tidak bisa tenang kali ini.
"A..aku permisi" Ucap Oliv setelah menghabiskan makanannya.
"eh kok buru buru sih?"
"aku ada urusan" setelahnya Oliv langsung melangkahkan kakinya menyusul Dhifa, ia berjanji akan marah pada Dhifa kali ini."Oliv!!" Oliv menghentikan langkahnya lalu berbalik.
"i..iya" Ucapnya lirih.
"kamu gugup banget sih?" Samudra tersenyum ke arah Oliv sejenak.
"a..aku gak papa kok" setelah mengucapkan itu, Oliv langsung pergi. 'aduh jantung..diem dong, Oliv gugup banget ini' batinnya dalam hati.****
"assalamualaikum Oliv pulang!" Oliv memasuki rumahnya dan disambut hangat oleh Syakir dan Raja yang sedang anteng menonton televisi.
"waalaikumsalam sayang" Oliv langsung mencium punggung tangan Syakir dan Raja secara bergantian.
"yaudah deh umi, abi Oliv keatas dulu" lalu Oliv melangkahkan kakinya menuju kamar."dia udah besar ya?" ucap Raja pada Syakir
"Dua kali" ucap Syakir menimpali. Pasalnya Raja sangat sering mengatakan hal itu padanya.
"dia cantik, kaya kamu" ucapnya lagi.
"apaan sih gembel" Syakir mencubit pelan perut Raja membuat sang empu meringis kesakitan.
"gombal sayang" Raja tersenyum melihat istrinya yang tampak kesal.
"iya deh terserah Raja gombal aja"
"lah ngambek?"
"enggak, sok tahu!"
"yaudah sukur deh kalo gak ngambek" Syakir duduk disamping Raja meletakkan kopi yang sudah ia buat."dek, kayaknya ada yang kangen" ucap Raja sambil menatap serius wajah Syakir.
"kangen apaan?" Syakir mengerinyitkan dahinya bingung.
"kangen belum kamu cium hari ini" Raja tersenyum jahil membuat Syakir langsung mencubit perutnya.
"apaan sih!"
"yaah ayo dong.." bujuk Raja padanya.
"gak mau!" Tapi bukan Raja jika tidak memaksa, dia mendekatkan wajahnya pada wajah Syakir.1.....
2.....
3.....
"Umi, Abi Oliv per_" Raja dan Syakir seketika dibuat terkejut lalu segera menjauhkan wajahnya.
"mau kemana sayang" ucap Syakir refleks
"Oliv ganggu ya? aduh maaf banget nih abi ya..ya.." ucapnya tak enak karena sudah menganggu aktivitas kedua orangtuanya.
"ganggu apaan?enggak kok" sambung Syakir salah tingkah, sedangkan Raja hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal."tadi umi sama abi kan mau.."
"mau apa? abi cuma mau ambil semut di pipi umi, iya kan umi?" Raja mengedipkan sebelah matanya membuat Oliv ingin tertawa kali itu juga melihat kedua pasangan itu tengah berkompromi untuk mencari alasan.
"i..iya semut, tadi ada semut di pipi umi"
"semut ya? yaudah Oliv pergi dulu mau ke rumah Dhifa" lalu Oliv pergi meninggalkan kedua orang tuanya."Oliv ganggu aja sih, gak tau suasana banget" ucap Raja pura pura kesal
"untung deh Oliv dateng" Syakir terkekeh pelan lalu beranjak ke dapur.****
Sebelum pergi ke rumah Dhifa, Oliv memutuskan untuk mampir ke minimarket untuk membeli cemilan. Ia menjelajah mencari cemilan disana, setelah mendapatkannya Oliv langsung menuju kasir dan bergegas menuju rumah Dhifa.
Seorang anak remaja berusia sekitar 14 tahun itu tengah merutuk kesal karena sang kakak tidak bisa menjemputnya kali ini. Sekarang ia sedang berada di depam minimarket karena selesai membeli kebutuhan sang Mama, tapi tiba-tiba saja sang kakak tak bisa datang untuk menjemputnya kembali. Tanpa sengaja, Oliv menubruk gadis itu.
"Eh, maaf kakak gak sengaja" Ucap Oliv pada anak itu.
"Iya kak, gak papa kok. Lagian ini juga gak papa" ucap gadis itu sambil tersenyum.
"Ya ampun kamu baik banget sih, maaf ya" Oliv masih merasa tak enak pada anak itu. Walupun benar, tak ada satu barang pun yang terjatuh.
"Udah kak, gak papa"
"Eh, nama kamu siapa?" tanya Oliv sambil tersenyum ke arah gadis itu.
"Syila kak, kalo kakak?" ucapnya balik bertanya.
"Oliv" Oliv tersenyum ke arah Syila.
"Kayaknya kamu lagi nunggu jemputan ya?" Sambung Oliv kembali.
"Tadinya gitu, tapi kakak aku tiba-tiba gak bisa jemput katanya"
"Yaudah, kamu kakak anter pulang gimana? kebetulan kakak bawa mobil tuh" Syila tersenyum senang ke arah Oliv.
"Beneran kak?"
"Iya, yuk!" Syila dan Oliv menuju mobil lalu bergegas pulang ke rumah Syila."Ngomong-ngomong kakak kamu kelas berapa?" Tanya Oliv basa-basi sambil terus fokus menyetir.
"Kakak aku udaj kuliah kak" Oliv menganggukkan kepalanya.
"Rumah kamu yang mana?"
"Tuh yang itu kak!" Syila menunjukkan Rumah besar bernuansa putih ke arah Oliv. Dengan segera Oliv langsung memarkirkan mobilnya ke arah rumah itu."Makasih ya kak udah mau anterin aku" Oliv tersenyum ke arah Syila.
"Sama-sama Syila"
"Kakak mampir dulu yuk!" Tawar Syila pada Oliv.
"Kakak gak bisa sekarang Syila, mungkin lain kali" Oliv krmbali tersenyum, sedangkan Syila malah mengerucutkan bibirnya.
"Yaah...Aku kapan dong ketemu kakak lagi?"
"Nanti kita ketemu lagi deh" Syila tersenyum antusias.
"Aku minta nomor telepon kakak dong"
"Boleh" Syila memberikan ponselnya pada Oliv. Oliv langsung mengetik nomornya lalu mengembalikan ponsel Syila.
"Yaudah, kakak pulang dulu ya. Dah!" Oliv melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah Syila.
"Dah kak Oliv!" Syila melambaikan tangannya ke arah Oliv.Mya
Selasa,21 April, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Labuhan Rasa❣️❣️ (SUDAH TERBIT!)
Teen FictionTernyata mencintaimu dalam diamku lebih menyakitkan dari apa yang selama ini aku bayangkan, dan perasaan ini, sepertinya akan tetap menjadi rahasia yang akan ku jaga selamanya. Cantika Olivia Pratami_*