" KAR, KAU!!! "
Kar melihat ke arah belakang Leon. "Oh.. :) hai honey. Aku senang kamu baik-baik saja." ucap Kar sok ramah dan baik. Meirina langsung memalingkan wajahnya, ia seperti ingin muntah saja saat Kar memanggilnya dengan sebutan 'honey'.
" Jangan pernah berharap ! "
Satu alis Kar terangkat. "Berharap apa ? Meirina ?"
"Aku sudah memikirkannya terus. Aku tidak berharap apa-apa padanya. Tapi aku berharap kamu segera mati ! Dengan begitu aku bisa memiliki Meirina."
" Aku tidak akan membiarkannya ! Dia mate ku !"
Kar menyeringai licik. Tentunya ia sudah mengatur rencana busuknya.
❄️
"Rey.., eh.. Pangeran Rey. Academy di serang." ucap Sheila.
Rey berbalik dan menghadap Sheila. "Terimakasih Sheila. Kali ini kamu di istanah saja. Kamu hubungi kerajaan Adelia, Dzeval dan Vashine. Sepertinya Kar membawa pasukan yang besar, ia pasti sudah menyiapkan ini sejak lama."
"Tapi pangeran saya juga ingin ikut." elak Sheila. Rey tersenyum kecil. "Kamu bukan Sheila Mirey, tapi Putri Sheila Marcian."
"Maaf, aku tidak terlalu memikirkan mu sebelumnya. Aku sadar sekarang. Apakah kamu masih mau bersamaku hingga maut memisahkan kita ?"
Sheila tersenyum dan mengangguk. "Kalau begitu, kamu di sini saja. Aku akan pergi. Tolong kamu atur yang lain nya sementara aku pergi dan jangan lupa hubungi mereka."
Sheila menahan Rey. "Apakah kamu akan lama ?" tanya Sheila terdengar khawatir. Rey membelai lembut kepala Sheila. "Aku tidak akan lama." jawab Rey singkat. "Berjanjilah ?"
"Berjanji untuk apa ?"
"Berjanjilah untuk kembali dengan selamat. Juga pulang bersama Leon dan Meirina."
CUP!
"Aku janji." ucap Rey dan segera pergi. Wajah Sheila memerah dan jari-jarinya menyentuh bibirnya. Tapi ia segera menggeleng kan kepalanya dan segera memanggil pelayan.
" Cepat hubungi kerajaan Adelia, Dzeval dan Vashine, sampaikan bahwa Academy di serang oleh Kar! Secepatnya hubungi !" perintah Sheila.
❄️
"Leon.. jangan.." ucap Leon lirih.
Terlambat. Leon sudah menyerang Kar. Meirina langsung di tarik menjauh. "HEY ! LEPASKAN AKU !", berontaknya.
" Tenang saja honey. Aku tidak akan menyakitimu, tapi menyakitinya." ucap Kar, sambil terus menangkis serangan Leon dengan santainya. "Aah.. terlalu membosankan."
JLEB!!!
Kar menusuk punggung bagian kanan Leon dengan sebilah pisau yang sudah di lumuri racun. "Ukh!", Leon terduduk. Meirina ikut terduduk lemas. Ia bisa merasakan apa yang di rasakan Leon.
" KAR.. JANGAN!" teriak Meirina.
Kar menghentikan pedangnya yang akan di hunuskan ke leher Leon dan melihat ke arah Meirina. "Ah..aku lupa! Kalian kan sudah terikat benang merah. Tentu saja, kamu akan kesakitan."
"Sebelum membunuh Leon, aku harus memutuskan tali benang merah kalian bukan ?"
Meirina menggeleng pelan. "Jangan.."
Benang merah bisa di putus, yaitu dengan cara penyatuan. Leon memegang salah satu kaki Kar, menhan nya. "Aku tidak akan membiarkannya !" geram Leon.
Kar menatap tajam Leon. Tiba-tiba semuanya berhenti begitu saja. Tidak ada yang bergerak bahkan angin sekalipun. Meirina berusaha berdiri dan mendekati Leon.
Hanya Leon dan Meirina saja yang bisa bergerak. "Meirina ?"
"Ayo kita pergi. Aku akan menyembuhkan mu terlebih dahulu. Lalu kita selamatkan yang lain nya." ucap Meirina.
Lalu mereka menghilang. Tapi 'pemberhentian' itu tak berlangsung lama, karena Meirina yang ikut kesakitan dan traumanya yang kembali muncul.
❄️
KAMU SEDANG MEMBACA
Star Love
FantasyNggak ada sinopsis nya kali ini. Jadi kalau penasaran / tertarik langsung baca aja. Jangan lupa vote dan komentar nya. ~Selamat Membaca, semoga kalian senang dan terhibur..~