Chapter 18

51 8 0
                                    

"Ada apa ? Kenapa kamu membawaku ke sini ?" tanya Meirina. "Bagaimana nanti kalau ada yang mencari kita ?"

Leon langsung menarik Meirina untuk duduk di sebuah bangku. "Lihatlah ke langit. Bintang-bintang nya sangat indah bukan ?"

Meirina ikut melihat ke langit dan tersenyum. "Ya, Langitnya sangat indah." ucap Meirina pelan. Ia memang mengakuinya.

Leon memegang jemari-jemari tangan Meirina. Mata Meirina membulat dan menatap wajah Leon tidak percaya. Leon lalu membuka topengnya."Apa?"

"Apakah kamu mau bersamaku ?" tanya Leon. Meirina terdiam dan langsung menutup sebelah matanya. Leon melepaskan genggaman tangannya pada Meirina dan kembali memakai topengnya.

Meirina bingung hendak mengatakan apa. Saat Meirina akan mengatakan sesuatu. Sebuah anak panah melesat ke arahnya, tanpa ia sadari.

Leon yang menyadari nya langsung mendorong Meirina jatuh ketanah.

ZLEB!!!

Anak panah itu meleset dan menancap di tanah. "A..apa yang terjadi.. ?" tanyanya agak gemetar dan ketakutan. Trauma di masa lalunya kembali muncul.

Trauma saat ia tiba-tiba di culik dan akan dibunuh dengan anak panah juga, jika saja saat itu ayahnya tidak datang untuk menyelamatkan nya.

Leon mendekap erat Meirina dalam keadaan masih sama. Posisi Leon di atas Meirina dan Meirina berada di bawahnya.

"Tenanglah, Aku tidak akan meninggalkan mu. Aku akan melindungi mu." ucap Leon. Wajah Meirina bersemu merah. "Tidak. Kita akan bersama-sama. Aku tidak akan meninggalkan mu dan aku juga akan melindungi mu."

Sebuah anak panah kembali melesat ke arah mereka. Meirina menyadari itu dan segera membuat tameng untuk melindungi mereka berdua.

Anak panah itu seketika hancur, saat mengenai tameng yang dibuat Meirina.

Leon lalu berdiri dan membantu Meirina berdiri. Semak-semak yang tak jauh dari mereka bergerak-gerak. Leon langsung menarik Meirina ke belakang nya dan mengeluarkan pedangnya.

Beberapa orang keluar dari semak-semak dan mengepung mereka berdua. Samar-samar terdengar suara riuh dan gaduh dari aula, tempat acara kelulusan dan pesta dansa di laksanakan.

"Leon.." panggilnya lirih. Leon memasang ancang-ancang, bersiap untuk menyerang musuh. "Wah..wah..wah.."

"Putri Meirina dan Pangeran Leon. Akhirnya kita akan bertemu lagi." ucap seseorang dengan suara yang sangat familiar.

Dari kegelapan keluarlah Kar dengan angkuhnya. "KAR, KAU !!!" geram Meirina.

❄️

Star LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang