~1. Pengakuan~

165 19 4
                                    

H A L O . . .

Hujan rintik-rintik, itulah kalimat pertama untuk memulai hari ini. Bener, hari ini disambut pake hujan. Walaupun nggak terlalu deres tapi hujan lah yang menyambut pagi ini.

'kalau aja si Zen bisa nganter,  gue nggak bakalan nganter si babi satu ini, sumpah' batin seorang remaja lelaki diatas motor yang ia kendarai.

Manusia yang disebut babi itu adalah kembarannya sendiri, Zaebee, dia lagi ada di belakang nya sambil nundukin wajah untuk ngindarin rintik hujan.

Sedangkan Zen adalah manusia yang biasanya mengantar-jemput kembarannya ini.  Tapi hari ini dia malah libur karna penyakit nya kambuh, KATANYA. Jadi mau nggak mau, Zacobee harus nganterin sang kembaran sampai ke sekolah.

'tapi nggak apa juga lah, di sma ini kan banyak lon-eh bayak cecan cecan maksudnya, ehe'

Batinnya lagi.

Roda terus berputar dan gas terus di naikkan. Hingga sampai lah mereka di depan gerbang 'SMA PRAMUJA'. 

Banyak siswa-siswi yang berlalu lalang melintasi mereka. Karna pagi ini gerimis, nggak sedikit siswa yang makek jacket, hoodie, ataupun sweater.

Zac pun nyuruh sang kembaran untuk turun, tapi dengan nada yang paling lembuuuut menurut dia.  "Woi bangsat, cepet turun!"

"Iya iya, ah! Brisik banget lo" gerutu Zaebee.

Saat dia turun, Zaebee malah lanjut berjalan dan itu tentu aja membuat Zac kesal. Lantaran nggak santun kepada yang lebih tua, bukannya salim atau pamiit, ini malah jalan aja. Makanya Zac kesel.

"eh babi, nggak salaman lu ama gua?"

"ngapain? Wong kita seumuran, dongok!"

"ya, tapi kan gue duluan keluar depada lo. 3 menit, inget!" ucap Zac.

Zaebee pun maju kembali ke hadapan kembarannya, lalu menyalimi tangan besar Zac. Tentu aja dengan wajah yang amat sangat kesel.

Zac mengira si Zaebee mau langsung pergi ke kelasnya, namun salah,  si Zaebee malah berdiam diri dengan tangan yang kayak pengen minta sesuatu. Duit duit duit.

Zac yang udah peka akan hal itu langsung ngeluarin dompet nya dari saku celana. Dan memberikan dua lembar duit sebesar 15 ribu ke kembarannya itu.

"waah anjir, tumben banget lo tajir gini" ucap Zaebee dengan wajah cerianya.

"tumben lo bilang? Iiiliiih kintil, setiap hari gue tajir, yaa. Gue kan kaya."

"nyinyinyi belagu, kalo miskin langsung ngemis ngemis lagi , mampus" cibir Zaebee memasang wajah jengkel.

"lah bodoamat" lawan Zac sok nggak peduli.

Tiba-tiba pandangan Zac teralihkan kepada wanita yang lagi duduk di kursi depan kelas. Disana, ia mengusap-usap jemari nya seraya merhatiin rintik hujan yang jatuh.

Zac tertarik untuk meminjamkan jacket nya kepada gadis itu. Kenapa? Yang pertama gadis itu punya paras yang sangat berkarisma. Lalu yang kedua, gadis yang disana itu adalah Irina Diva, wanita yang sangat dia suka dari Zac kelas 10.

Tanpa pikir panjang lagi, dia langsung membuka jacket nya lalu memberikannya kepada Zaebee, lalu berkata,  "lu pinjemin nih ke Irina. Kasian tuh kedinginan, bilangin ya dari gue."

"hah? Lu minjemin jacket ke Irina? Gue juga kedinginan, lo nggak peduli ama kembaran lo sendiri?" kata Zaebee merasa kembarannya ini pilih kasih.

"kalo enggak, gimana tuh?"

Asmr Perjuangan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang