Memberi Harapan

71 49 0
                                    

Vino mengendari mobil untuk pergi kesekolah, saat dijalan Vino melihat seorang cewek lagi membetulkan mobilnya yang rusak. Vino selalu membatu orang yang lagi kesusahan atau yang perlu bantuan

"Permisi mbak ada yang bisa saya bantu?" Tanya Vino sama cewek tersebut dan ternyata itu Jisoo

"Oh ya mobil saya lagi ru" Ucap Jisoo yang belum selesai bicara, Jisoo terkejut ternyata Vino "Ternyata lo Vin,oh ya Vin mobil gue nih keknya mogok,lo bisa kan merisaknya?"

"Tentu gue bisa, sebentar biar gue periksa dulu"

"Oke gue tunggu" Ucap Jisoo

Jisoo terus saja melihati Vino yang lagi memeriksa mobil, Jisoo begitu takjub saat Vino membantunya, sepertinya Jisoo benar-benar suka dengan Vino

"Idaman bangat sih" Ucap Jisoo dalam hatinya. Alvino seperti memberikan harapan sama Jisoo, padahal Vino hanya membantunya saja

"Nih udah siap, cak lo nyalakan dulu" Pinta Vino "Heyy" Jcap Vino sama Jisoo yang lagi melamun

"Iya, sorry gue melamun"

"Oke,coba dulu di tes"
Jisoo menyalakan mobilnya dan ternyata mobilnya masih berfungsi lagi

"Udah bisa, makasih banyak ya Vin" Ucap Jisoo yang terus memandang Vino

"Oke, enggak masalah, yaudah gue tinggal ya, sampai jumpa dikelas" Ucap Vino

"Hati-hati ya" Ucap Jisoo

Jisoo terus saja memikiri Vino yang udah menolongnya dan Kila mulai menyukai Vino

* * *
(Kelas)

"Selamat pagi anak-anak" Ucap bu Derma

"Pagi bu"

"Hari ini kita hanya literasi aja dan enggak ada hal yang lain, jadi kita akan ke perpustakaan, tapi saat diperpus nanti ibu mohon suaranya dan tingkah kalian dijaga" Pinta bu Derma

"Baik bu" Jawab semua siswa

Saat diperpus bu Derma menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan dan yang gk perlu dilakukan. Semua siswa pada sibuk memilih buku untuk literasi

Rose menemukan buku yang cocok untuk diliterasi, Rose berusaha untuk mengambilnya tapi sayang Rose enggak sampai karena raknya begitu tinggi

"Aduh kok tinggi amat sih, gue kan enggak nyampe" Ucap Rose dengan kesel, padahal badan Rose tinggi tetapi tetap aja masih enggak sampai

"Ada yang perlu dibantu?" Tanya Vino sama Rose yang lagi berusaha mengambil buku tersebut

"Boleh" Ucap Rose sambil tersenyun dan memandang Vino saat mengambil buku

"Tampan kali sih kalau dilihat dari samping" Ucap Rose dalam hati

"Nih bukunya, hey ini bukunya" Ucap Vino dan Rose mala terdiam

"M maaf Vin, gue tadi enggak dengar" Ucap Rose yang gerogi

"Iya enggak papa"

"Makasih bukunya" Ucap Rose dengan senyuman yang manis

Semua siswa senyap dan membaca buku yang mereka pilih. Lisa begitu fokus saat membaca buku hingga Lisa enggak mendengar panggilan bu Derma

"Lisa, Lisa, Lisa" Udah ketiga kalinya Bu Derma memanggilnya tetapi Lisa tetap enggak dengar

"Lis dipanggil lo itu sama bu Derma?" Ucap Jisoo

"Gue?"

"Iya lah siapa lagi kalau bukan lo"

"Saya bu, ada apa ya bu?" Tanya Lisa sedikit heran. Lisa takut bahwa dirinya telah melakukan kesalahan

"Tolong kamu ambilkan air panas buat ibu, tapi jangan panas kali ya" Pinta bu Derma

"Oh air panas ya bu, saya kira mau dihukum"

"Iya kali ibu hukum kamu, lagian kamu enggak melakukan kesalahan"

"Iya juga sih bu"

"Yaudah buruan sana ambil airnya"

"Baik bu"

Saat Lisa menuangi air panas enggak sengaja air panasnya mengenai jari-jari Lisa yang mungil, tangan Lisamerah dan memar

"Aww sakit bangat jari gue, sial kali gue nih hari, bu Derma sih ntah apa minta air panas segala lagi, nyusai aja jadi guru"

"Ntar lo kualat ngatai-ngatai guru" Ucap Vino yang lagi duduk di ruang komputer yang lumayan jauh dari perpustakaan

"Lo ngepain ada disini?" Tanya Lisa yang merasa heran saat Vino lagi ada diluar dan bukannya membaca buku dia mala santai duduk di depan komputer

"Gue bosan aja diperpus, jadi gue permisi deh"

"Ohhh, gue kira lo cabut dari perpus"

"Sorry lah gue enggak sebandal itu" Ucap Vino

"Ya kan mana tau lo nya begitu"

"Itu jari lo napa?" Tanya Vino

"Oh ini tadi kena air panas"

"Kena air panas bukannya diobati mala dibiarin"

"Yaelah nih mah ntar lagi juga sembuh"

"Ikut gue" Ucap Vino sambil memegang tangan Lisa

"Mau kemana, nanti bu Derma marah karena air panasnya belum sampe ditangannya"

"Ke UKS"

"Ngepain ke UKS?"

"Mau ambil salap buat ngobati jari lo"

"Tapi jari gue enggak perlu diobati"

"Udah lo ikut aja dan gk usah ngebantah"

Lisa pasrah sama Vino dan Lisa harus menuruti apa yang Vino mau kalau enggak dia bakal marah

"Sini gue obati" Ucap Vino yang lagi memberi salap ketangan Lisa yang memar

"Tapi ini enggak perlu diobati"

"Udah lo diam aja, lagian nih bentar kok enggak lama"

"Lo aneh ya, kemarin lo marah-marah enggak jelas dan sok hebat, terus lo kemarin berdebat sama Jennie dan sekarang lo mala nolongi gue, sifat lo susah ditebak"

"Ya gue emang begitu, bokap gue juga bilang seperti itu sama gue dan gue sendiri juga enggak tau ntah kenapa sama sifat gue"

"Tapi gue lihat saat lo sama Jennie lo itu berbeda"

"Berbeda cem mana maksud lo?"

"Ya berbeda, saat lo sama Vera lo jadi sensitif gitu, enggak mau ngalah sama Jennie dan lo terus aja buat di kesel"

"Ya sebenarnya gue enggak pala suka sama Jennie" Ucap Vino asal

"Enggak suka kek mana, padahal Jennie itu pintar, cantik, baik terus jarang marah dan selalu ramah sama semua orang"

"Ntah lah, intinya gue kek enggak suka sama dia" Ucap Vino asal "nih udah siap, ingat jangan kena air, ntar salapnya hilang lagi, yaudah gue mau balik ke kelas"

"Makasih ya" Ucap Lisa "Vin ingat lo jangan terlalu benci atau enggak lo bakal suka sama Jennie,ntar lama-lama lo jadi suka sama dia dan Cinta"

Vino mengabaikan ucapan Lisa dan terus pigi begitu saja. Vino sempat memingat kata-kata Lisa tadi, apa benar Vino nantinya akan menyukai Lisa dan Lisa bakal jadi pacarnya


The Squad GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang