Disclaimer by Masashi Kishimoto
All Characters from Naruto
Shippuden (setelah perang dunia shinobi keempat)#Serendipity
Ketidaksengajaan yang menyenangkan
***
Kedua laki-laki itu memilih duduk di teras rumah. Bingung mau mengerjakkan apa karena Hinata dan Sakura belum juga kembali, bahkan tidak tahu kedua gadis itu ke mana.
"Dobe kau benar-benar tidak bisa memasak?" Tanya Sasuke
Naruto sebenarnya juga kelaparan, makanan yang Hinata masak kemarin malam habis karena terlalu enak. Kedua gadis itu tega meninggalkan mereka tanpa makanan untuk sarapan. "Aku hanya bisa ramen instan, dan tidak ada di sini." Katanya sembari mengusap perut pelan karena lagi-lagi berbunyi.
Keduanya akhirnya menghela napas bersamaan. Yang bisa dilakukan sekarang adalah mengisi kekosongan perut dengan air putih. Suasananya mendukung sekali karena pagi kian terik dan hawa musim panas mulai menyengat. Matahari semakin terdorong ke atas, namun tanda-tanda dua gadis akan pulang belum juga timbul.
Naruto tenggelam dalam pikirannya sejenak, memorinya memutar kejadian semalam. Entah ia yang menjadi pura-pura bodoh atau memang belum cukup berani untuk mengakui semuanya. Semua perasaan yang terpendam selama tujuh bulan.
Deheman Sasuke terdengar, secara otomatis membuat Naruto melirik. Laki-laki Uchiha itu berdehem tidak dalam artian apapun, ia memang sedang memiliki masalah kecil dengan tenggorokkan yang sedikit gatal. Sasuke? Seberapa dekat sehubungannya dengan Hinata. Malangnya Naruto masih bimbang inging melontarkan pertanyaan. Ia belum siap jika saja Sasuke membalas dengan—memang kau siapanya.
Iringan musik belalang dan kicauan burung menyeruakkan suasana musim panas. Beberapa saat pemandangan sangat sempurna hingga debuman keras terdengar dari sawah. Tidak perlu waktu, keduanya sekilas hanya bertukar tatapan dan langsung melesat begitu saja.
Begitu mereka sampai, ada sekitar lima orang dengan dua meriam kecil. Keempatnya sedang menembaki sawah warga dan satu orang dengan badan gempal memberi komando. Para petani desa hanya dapat memperhatikan sembari mengiris batin melihat kerja keras mereka sia-sia. Padi-padi yang harusnya menjadi beras itu menghitam lalu hancur seiring dengan tembakkan yang diluncurkan.
Tidak menunggu lebih lama sampai seluruh sawah hancur, Naruto dan Sasuke dengan cepat melopat. Sasuke sendiri mengawalinya dengan tendangan pada wajah laki-laki berbadan gempal itu, otomatis memicu kemarahan lima yang lain.
Selama beberapa saat hanya ada suara ramai bunshin milik Naruto dan gesekan pedang milik Sasuke. Nyatanya meriam itu bahkan tidak lebih kuat dari Rasengan maupun Chidori, tiga diantaranya melarikan diri, meninggalkan dua lainnya yang sudah tidak berkutik di antara lengan bunshin Naruto.
"Untuk apa mereka ini?"
"Bawa mereka untuk interogasi." Jawab Sasuke kemudian membuat Naruto mengangguk, para petani mengucapkan banyak terima kasih, walau keduanya tidak berhasil menyelamatkan seluruh panen.
Setelah percakapan yang hanya berisi maaf dan terima kasih, akhirnya Sasuke menyudahinya dengan alasan pamit untuk membawa kedua pembajak itu ke rumah Kepala Desa.
"Terima kasih, kami akan mengikatnya di pohon. Jika mereka sadar kami akan memanggil kalian." Ucap Kepala Desa
Kedua pembajak yang masih tidak sadarkan diripun diambil alih untuk diilat di pekarangan belakang rumah. Naruto dan Sasuke diberi imbalan dengan sarapan yang mereka nantikan sejak pagi tadi. Masing-masing membawa satu rantang di tangan, tidak tahan untuk sampai rumah, mereka akhirnya membuka dan memakannya di bawah satu pohon yang cukup rindang.
Tidak ada yang berbicara sampai makanan mereka benar-benar habis. Pikiran Naruto kembali menyeruak, dan hasratnya untuk bertanya pun keluar.
"Sasuke?" Sasuke menoleh, menjawab dengan alis yang dinaikkan.
"Kau——bagaimana bisa dengan Hinata, maksudku kalian begitu dekat. Aku mengenalmu, Hinata juga, kalian benar-benar tipe yang tidak bisa dan mungkin untuk berada dalam hubungan sedekat itu. Jadi...kenapa?"
"Sebenarnya aku tidak yakin ini urusanmu Naruto——" Sejenak kalimat Sasuke itu membuatnya sedikit tertusuk entah di bagian mana, tapi sakit rasanya. "——tapi aku sedang tidak keberatan untuk menjawab."
Sasuke mengubah posisinya, bersandar di batang pohon dan menatap gumpalan awan yang tergerak searah dengan angin yang meniupnya. Naruto masih diam menunggu dan memasang kedua telingannya dengan sungguh-sungguh mendengar apapun yang keluar dari mulut Sasuke.
"Aku sedang menerima perbuatanku tempo dahulu pada Kumogakure, dan kudengar Hinata mendapat misi, entah apa? Tapi itu sangat aneh. Kami berdua bertemu dengan tujuan yang sama, dan anehnya menjadi tetangga juga."
Sasuke menghentikan pembicaraannya sejenak, ia terkejut kepada dirinya saat sadar begitu panjang kalimatnya. Sebenarnya ia tidak terkejut sendiri, jika diperhatikan dari ekspresi Naruto kini menemaninya dalam keterkejutan.
Seulas senyum tipis ia sunggingkan, "aku tidak menyangka harus membayar satu lengan dengan mengabdi pada desanya selama satu tahun. Bayangkan saja selama tujuh bulan hidup sebagai tetangga itulah yang membuat kami dekat."
"Begitu ya?"
"Kenapa? Kau cemburu?"
Tidak ada gelengan maupun anggukan, Naruto tidak memberikan jawaban apapun kepada Sasuke selain tatapannya. Sasuke sendiri tidak yakin dengan arti tatapan kedua iris biru itu kepadanya, jujur di dalam dirinya ada sebuah ketakutan yang tidak masuk akal. Ia merasa takut untuk mengartikan arti tatapan itu, maka dari itu Sasuke memilih memutuskannya.
"Naruto..." Panggil Sasuke, memutus keheningan yang berlangsung agak lama dan Naruto menoleh karena panggilan itu.
"Intinya aku menganggap pertemuanku dan gadis itu maksudku Hinata, adalah sebuah ketidaksengajaan yang menyenangkan."
Ketika Sasuke mengakhiri kalimatnya, dapat terdengar walaupun samar gertakan gigi diantara rahang milik sang Uzumaki.
次
Yaudah sih pendek aja
Saya harap Anda mengerti cara menghargai karya orang lain ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED [hiatus]
FanfictionBukankah seseorang akan merasakan kehilangan, di saat sesuatu yang dulunya dia abaikan pergi. Ya Uzumaki Naruto sang pahlawan dunia shinobi merasakan hal itu. Seseorang yang dulunya dia anggap aneh kini menjauh darinya. Dan entah kenapa? Sesuatu di...