"Alhamdulillah Bun, Aira dapet beasiswa-nya." Ucap Aira dengan ekspresi bersyukur setelah mengucap salam dan bersalaman dengan kedua orang tua dan kakaknya yang sedang berkumpul di ruang tengah ketika baru sampai di rumah.
"Aira tahukan, Bunda sama Ayah ga punya cukup uang buat mengirimi mu uang saku tiap bulannya untuk menunjang kehidupanmu di Eropa sana. Biaya hidup disana itu mahal, Ra." Jawab Hana Bunda Aira dengan nada sedih disela hembusan nafas beratnya.
"Aira yakin kok Bun, kalau Aira bisa bertahan hidup disana. Aira akan sambil kerja disana, lagi juga Aira disini udah ada pengalaman kerja. Aira cuma minta Bunda, Ayah sama Abang selalu do'ain Aira, supaya sehat terus disana dan bisa fokus kuliahnya terus bisa cepet lulus, syukur-syukur camlaude." Ucap Aira untuk menenangkan Bundanya.
"Tetep aja Ra, kamu di sana sendiri, ga ada sanak saudara. Bunda, Ayah sama Abang khawatir, Ra." Timpa Arsha Kakak Aira yang juga baru pulang dari kuliah malamnya dengan nada cemas.
"Bunda, Ayah sama Abang percaya ya sama Aira. Ini cita-cita Aira Bang, Aira pasti bisa kok jaga diri disana, tujuan Aira ke sana cuma mau belajar kok Bun, Yah, Bang. Insya Allah akan baik-baik aja." Ucap Aira sambil memegang kedua tangan Bundanya dengan nada memohonnya. Hana mengelus hijab yang menutupi rambut Aira dengan sayang.
"Bagaimana, Yah?" Tanya Hana sambil menoleh ke suaminya yang sedari tadi hanya menyimak. Dirga diam beberapa saat sambil memikirkan keputusan yang terbaik untuk masa depan putrinya itu.
"Ya mau bagaimana lagi, anak kita bersikeras menginginkannya, lagian ini cita-cita dan kesempatan yang besar. Tapi kamu harus janji untuk sering-sering kabari Ayah sama Bunda selama disana, selalu jaga sholat lima waktunya dan pulang kalau punya biayanya ya?" Jawab Dirga menyetujui. Aira mengangguk senang dengan senyuman manis yang terpatri di wajahnya.
"Insya Allah Yah, Aira akan berjuang di sana agar cita-cita Aira segera tercapai dan akan sering-sering hubungi Ayah sama Bunda di sini." Jawab Aira meyakinkan.
"Abang ga di hubungi juga nii, emang ga bakal kangen?" Ucap Arsha yang iri karena diabaikan oleh adiknya itu. Aira menoleh ke arah abangnya.
"Abang mah biarin aja, wlee 😜" Jawab Aira mengejeknya. Arsha yang mendengarnya hanya berdecak kesal sambil mengacak pelan hijab yang menutupi rambut adiknya menjahili.
"Ish, Abang mah. Awas aja yaa..." Tutur Aira kesal sambil beranjak dari sofa lalu mengejar Arsha yang berusaha kabur ke kamarnya.
"Kalian ini, sudah pada besar juga. Hati-hati nanti jatuh." Ucap Hana heran dengan tingkah laku kedua anaknya yang sekarang kejar-kejaran di tangga. Dirga yang melihatnya hanya terkekeh geli dengan respon istri tercinta-nya itu.
MAAF KALO MASIH KURANG BAGI KALIAN. MASIH BANYAK SALAH-SALAHNYA. AUTHOR MASIH BELAJAR NULIS CERITA GAES. HEHE
JANGAN LUPA UNTUK VOTE, COMMENT & SHARE CERITAKU SERTA FOLLOW AKUN WATTPAD & AKUN SOCIAL MEDIA KU LAINNYA YAA....SUPAYA AUTHOR MAKIN SEMANGAT LANJUTIN CERITANYA.
Thank u
22/4/20🖤HAPPY READING 🖤
🌜nailaaraee @nai.zhrr🌛
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑨𝑰𝑹𝑨 𝑫𝒆𝒂𝒏𝒏𝒂 𝑱𝒂𝒔𝒎𝒊𝒏𝒆
Teen Fiction"Alhamdulillah Bun, Aira dapet beasiswa-nya." Ucap Aira dengan ekspresi bersyukur setelah mengucap salam dan bersalaman dengan kedua orang tua dan kakaknya yang sedang berkumpul di ruang tengah ketika baru sampai di rumah. "Aira tahukan, Bunda sama...