Epilog

384 31 0
                                    

  Satu bulan berlalu dengan cepat, tak terasa waktu berjalan semakin cepat.

   Suara bel sekolah terdengar nyaring, para murid berbondong-bondong keluar dari kelas segera pergi ingin kembali kerumah masing-masing.

   Namun satu titik menjadi pusat saat itu, mobil mewah itu menyita perhatian para murid dari dalam mobil tersebut keluar seorang pria dengan rambut hitam dan mata bewarna biru malam yang tajam, wajahnya mempesona membuat yang melihat terpaku.

"Mas Alan!" seru gadis berhijab dengan mata emas bercahaya itu berlari dan langsung memeluk pria itu erat tak mempedulikan para murid yang melihat adagan itu.

  Pria itu, Alan balas memeluk erat gadis didepannya, gadis miliknya itu tak kalah erat melepas rasa rindunya.

"So sweet deh, tapi gak malu ya dilihatin anak sekolah?" tanya cowok dengan rambut kecoklatan dan mata zamrud itu.

   Gadis itu, Felicia spontan melepas pelukannya dengan muka memerah malu, namun Alan tak ada niat melepas rangkulannya sedikitpun.

"Hei! Ngapain lo pada di sini?! Balik sana! Ganggu tau!" seru gadis dengan rambut sepinggul itu dengan galak membuat kerumulan para murid bubar segera pergi.

"Kerja bagus Xa!" seru gadis lainnya Nayla pada gadis tadi Alexa sahabatnya Felicia.

"M-Mas lepas dong," ucap Felicia malu.

"Iya Kak lepasin dulu, mau minta kunci mobil ini," ucap cowok tadi, Neron membuat Alan melepaskan pelukannya namun masih merangkul Felicia.

   Felicia langsung memberikan kunci mobil pada Neron saat cowok itu memintanya.

"Ok, beres, udah Kak, bawa aja kemanapun, biar dia semangat lagi, belakangan ini dia lesu tau," ucap Neron.

"A-apaan itu!" seru Felicia kesal.

"Emang benaran ya Ci?" tanya Alan berbisik pada Felicia.

"G-gak! Udah ah, ayo!" seru Felicia yang langsung saja memasuki mobil Alan diikuti Alan tentunya.

"Cie, Ci! Mau kencan nih!" seru Nayla.

"Jangan lupa besok traktir ya Ci!" seru Alexa berteriak.

"Jadi sayang kita mau kencan kemana?" tanya Alan mengoda Felicia yang ada dalam mobil.

"Mas!" seru Felicia dengan muka memerah malu.

   Alan hanya tertawa melihatnya ia mengecup kening Felicia sekilas lalu segera meninggalkan sekolah itu.

"Benaran loh Dek, kita mau kemana ini?" tanya Alan.

"Ganti baju terus ke mall!" seru Felicia.

"Kebiasaan banget kamu ya, Mas capek kerja kamu morotin uang Mas lagi," ucap Alan sambil mencubit gemas pipi Felicia.

"Ih, Mas pipi Adek sakit ini, lagian gak papakan?" tanya Felicia sambil terkekeh.

"Gak papa sih," ucap Alan sambil tersenyum.

"Tinggal tahun ini dan mereka bakal mulai lagi," ucap Felicia membuat Alan terdiam.

"Mereka gak ada habisnya ya?" ucap Felicia sambil tersenyum miris.

   Suasana ceria tadi berubah hening seketika.

"Cia, jangan ngebahas itu saat ini, sekarang fokus sama kita aja ok," ucap Alan.

"Tapi Mas...gimana dengan kemarin?" tanya Felicia.

"Udah beres, Mas bisa ngurusin ini semua kamu bisa tenang," ucap Alan.

   Hening seketika, Alan melirik Felicia yang kini tengah menatap keluar jendela, ia sudah menduga ini, bulan lalu memang adalah bulan yang menyebalkan tapi saat ini ia berharap ia bisa bersantai tanpa memikirkan mereka dan bisa bersama gadianya.

Action Of A Panther [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang