Bab IV

329 37 0
                                    

Jangan lupa klik vote sebelum baca dan komen setelah baca

Happy reading~

****

Alan dan yang lainnya berkumpul duduk dilantai sambil melingkar menunggu Lutfi dan Sia yang pergi menangani mayat yang katanya mati secara gak wajar.

   Alan fokus pada layar transparan di depannya melihat dan memperhatikan juga mencermati data dan juga informasi tentang kasusnya kali ini juga sebuah tulisan.

"Kayaknya yang diincarnya lo deh Lan," ucap Dion angkat suara setelah berpikir-pikir.

    Alan menoleh memandang heran teman setimnya bukan hanya Alan tetapi juga yang lainnya yang memandang Dion tak mengerti.

"Maksud lo apaan sih Di?" tanya Gwen bingung.

"Coba perhatiin lagi deh, 'gadis manis pemikat hati, yang diingikan kematiannya, pria tampan Mempesona, aku menginginkanmu, bagaimanapun kau milikku itu kataku,' nah iya gak? Secaranyakan yang tampan Mempesona di sini cuma lo Lan," ucap Dion.

"Ck, gini aja lo ngaku gue tampan, coba siap ini, lo bilang-bilang kalau lo yang paling tampan," ucap Alan berdecih mendengar peruturan Dion.

"Eh Lan, Scarlett cantik gak?" tanya Eisha tiba-tiba.

"Cantik banget," jawab Alan sambil tersenyum membuat Dion, Edsel, Arya dan Kevin memandang horor dirinya.

"Lan lo sakit? Tumben banget senyum kalau ngomongin cewek," ucap Arya.

"Jangan-jangan lo suka Scarlett ya, betul gak?" tanya Kevin.

"Buh jangan ditanya, dia suka banget sampai 12 tahun gak dibalas perasaannya dia masih tabah," cibir Gerant.

"Scarlett katanya beda lima tahun dari kita, berarti lo suka sama dia waktu umur 9 tahun ya Lan? Waktu Scarlett umurnya 4 tahun?" tanya Dion.

"Parah setia banget lo Lan," ucap Arya.

"Berarti selera Scarlett itu tinggi banget ya? Kalau Alan yang gantengnya bisa buat cewek pingsan dia tolak apalagi gue yang cuma debu," ucap Edsel.

"Jangan pernah coba-coba untuk dekatin dia," ucap Alan memperingati.

"Bukan apa-apa posesif amat sih Lan, eh tapi ini kayaknya lo kejebak di zona friend ya?" tanya Edsel tersenyum jahil.

"Bukan zona itu tapi satu lagi brother zone soalnya Fea cuma ngangap dia kakak," ucap Gerant yang langsung mendapat lemparan pena yang tepat mengenai kepalanya.

"Kejam lo memang Lan pantas Fea gak suka," ucap Gerant sambil mengelus kepalanya.

"Diam," ucap Alan memandang tajam sahabatnya itu.

"Kejam memang lo Lan," ucap Dion.

"Tapi ngomong-ngomong gadis manis pemikat hati ini kayaknya ditujukan untuk Scarlett kan kalau menurut omangan kalian Scarlett pasti cantik banget hingga bisa buat Alan jatuh cinta, terus maksud kata berikutnya itu dia mau Scarlett mati? Kenapa?" tanya Puri heran.

"ganggu idola gue, nge-hujat idola gue, berarti siap mati ditangan gue! Lihat aja gue bakal bunuh pelaku dari semua masalah ini!" seru Ryna kesal membuat yang melihatnya ngeri sendiri.

"Memang fans sejati lo Ryn," komentar Edsel.

"Lagian ini juga masalah lama yang gak selesai, satu hal yang membuat mereka ingin bunuh Fea karena mereka menganggap Fea itu penghalang apalagi dengan sesuatu yang berharga yang ada pada gadis itu," ucap Gerant.

"Felicia, kalau melihat karekter yang dibicarain kalian itu, dia gadis berani yang suka bantah namun juga patuh, dia cerdas dan juga cermat, dia juga lembut dan penyayang membuat semua suka padanya, dia peka, dapat membaca situasi dan bisa membuat musuh takut hanya dalam sekali tatap namun disisi lain dia juga lemah dan kurang percaya akan bahaya yang sudah ia ketahui, dia tau semuanya," ucap Rycca membuat semua orang memandang kearahnya.

Action Of A Panther [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang