Matahari mulai menampakan dirinya, jalanan masih sepi namun ada beberapa orang yang sudah menapakan kakinya di jalanan, langit mulai terlihat berwarna biru dan kicauan burung-burung mulai terdengar membuat rungu yang mendengarnya terbangun. Namun gadis polos yang masih terpejam dibawah selimutnya sama sekali tidak terusik dengan suara kicau burung didekat jendelanya hingga saat suara nyaring dari alarmnya berdering, perlahan matanya terbuka dan melangkahkan kakinya mencari sumber suara tersebut. Lalu berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap mengawali paginya disekolah.
"Pagi semuanya, dimana Eonnie?" Chaena menatap ibunya yang sedang memasak menunggu jawaban
"Eoh, dia berangkat lebih pagi tadi, cepat sarapan nanti kau terlambat" Chaena mengerti dan membantu menyiapkan meja makan "Ayah yang akan mengantarku bukan?"
"Ayahmu juga berangkat bekerja lebih awal, nanti gunakan saja taxi atau bus. Tapi ingat jangan mampir kesana kemari, langsung saja ke kampus" Mendengar perkataan ibunya wajah Chaena yang awalnya cemberut langsung antusias gembira. Ini pertama kalinya dia dilepaskan pergi naik kendaraan umum, hari ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu
Eomma serius? Aku bisa keluar sendiri?" Nyonya Han yang sedang menyiapkan makanana menole ke arah Chaena dan tersenyum mengiyakan, Chaena diam-diam tersenyum dan duduk untuk bersiap sarapan, disusul oleh Nyonya Han yang membawa beberapa makanan.
"Aigoo sebegitu bahagianya kah anakku ini hanya karena diijinkan keluar sendiri" Canda Nyonya Choi sembari mengelus rambut anak bungsunya, Chaena pun tersenyum manis pada ibunya. "Tentu saja, aku hampir gila karena tidak diijinkan keluar sendiri selama bertahun-tahun. tetapi sekarang aku dijinkan bebas keluar Omma tau betapa menyenangkannya itu" Chaena beranjak dari kursinya dan memeluk sang ibu.
Chaena berangkat sekolah dengan suasana hati yang gembira, kakinya melompat-lompat beriringan dan mulutnya tak henti bersiul merdu. Chaena pergi menuju halte terdekat karena dia pikir akan lebih menyenangkat naik bus daripada taxi. Sebelum itu, dia melihat toko kecil yang menjual aksesoris, tentu saja dia akan masuk dan mengabaikan perkataan ibunya untuk tidak mampir kesana kemari, jika tidak bukan Chaena namanya.
Tringg
Suara nyaring khas yang terdengar begitu memasuki toko, mata Chaena begitu berbinar melihat semua aksesoris yang terpajang, tetapi matanya menyipit ketika melihat sosok pria yang mengenakan setelan jas kantor sedang memilih-milih gelang, mungkin untuk pacarnya Tetapi kenapa harus beli di toko ini padahal dia terlihat seperti orang kaya dan dia tampan. Chaena lalu berkeliling hampir 2 menit dan matanya terkunci pada sebuah kalung liontin seperti yang ia kenakan hanya saja motifnya berbeda. Tangannya terulur untuk mengambilnya namun dia kalah cepat. Pria tadi yang mengambilnya dahulu.
"Permisi, bisa kau berikan itu untukku. Aku yang pertama melihatnya" Pria itu pun menoleh pada gadis disampingnya
"Maaf tapi aku yang pertama mengambilnya" Chaena sangat kesal dan mulai mengoceh "Tapi kan aku yang pertama lihat, kau seharusnya mengalah pada seorang gadis, Ajjushi" (Paman)
"Mwo? Ajjushi? Apa aku terlihat tua bagimu!" Chaena melipat tangannya di dada dan bersikap angguh tetap ingin kalung itu
"Ya kau terlihat tua, sangat tua" Pria itu mengatur nafas agar tidak membuat keributan dengan gadis ini.
"Pertama, ambil saja kalungmu ini aku tidak membutuhkannya, kedua aku tidak tua dan ketiga jangan panggil aku Ajjushi. Namaku Kim Taehyung. Dasar gadis gila" Taehyung menyerahkan kalung itu dan pergi keluar toko. Chaena melihat Taehyung yang berjalan keluar dan Chaena mengikutinya berencana membalas perkataan Taehyung-tidak terima dikatai gila. Tehyung terlihat sedang ditunggu seseorang diluar mobilnya. Seorang pria yang mengenakan setelan jas yang sama sepertinya. Samar-samar Chaena mendengar Taehyung menyebut nama pria itu, Park Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEPENTHE
RomanceNepenthe ~~~ sesuatu yang memberikan ketenangan Hal-hal kecil kadang membuat seseorang bisa nyaman berada disisinya - Hyera