BAB VI

3 0 0
                                    

Jimin benar benar tidak mengerti jalan pikir ibunya, menelfon saat jam kantor dan membawanya sampai ke depan rumah Hyera. Disusul oleh ayahnya yang datang dari perjalanan luar kota.

"Omma untuk apa kemari?" Jimin menutup pintu mobil dan menyusul ibunya

Nyonya Park tersenyum menyamakan langkahnya dengan sang anak sembari menepuk bahu Jimin

"Untuk menemui calon istrimu"

Jimin terdiam, namun isi otaknya penuh dengan pertanyaan dan sejak kapan ibunya kenal deengan keluarga Han?

Kini mereka telah berkumpul diruang keluarga setelah disambut oleh Tuan dan Nyonya Han. Sedangkan dua kakak beradik sedang mengintip interaksi kedua pihak keluarga dari atas tangga.

"D-dia? Jadi Jimin akan dijodohkan dengan salah satu dari kita?" Perjodohan yang benar-benar diluar nalar mereka.

"Chaena bisakah kau menolongku sekali ini saja"

Apa ini? Tak biasanya Eonnie seperti ini

"tentang apa?"

"Bisakah kau yang berjodoh dengan Jimin, karena aku yang tertua kemungkinan besar aku yang akan dijodohkan, tapi aku tidak ingin menikah dulu dan ingin fokus dengan pekerjaanku."

Chaena tahu kakaknya sangat terobsesi dengan pekerjaan. Berbeda dengan dia yang bahkan tidak peduli dengan siapa dia akan dijodohkan karena Chaena begitu mempercayai ayahnya yang pasti akan memilih jodoh yang terbaik untuknya. Dan Chaena tau ada Jungkook yang sedang menunggu kakaknya. Jadi tidak ada alasan lagi bagi Chaena untuk menolak

"Tapi bagaimana aku meyakinkan ayah?"

Perlu beberapa menit untuk Hyera berpikir "Aku akan membawa ayah untuk bicara denganmu, kau tunggulah dikamar"

Hyera turun dari tangga hingga saat ia sampai dilantai bawah pandangannya bertemu dengan mata Jimin, Jimin tersenyum ramah dan hangat, ada sedikit rasa senang saat melihat Hyera. Dan pada saat itu Nyonya Park menyenggol pinggang Jimin dengan sikunya dan mengedipkan mata

"Bukankah dia cantik?" ucapnya berbisik

Sedangkan Jimin sudah tidak bisa menahan senyumnya dan menatap Hyera yang meminta ijin membawa ayahnya keatas untuk bicara berdua saja.

Sesapainya mereka diatas Tuan Han melihat Chaena terduduk manis di sisi kasur yang terlihat sedikit terkejut ketika melihat ayah dan kakaknya datang

"Kalian ini kenapa?"

Kata- kata yang Chaena siapkan sudah berada diujung lidah, tapi tidak tau kenapa mulutnya terasa begitu kelu tidak mau terbuka. Hyera yang melihat hal tersebut memilih membuka suara terlebih dahulu

"Jadi begini yah, aku tidak ingin menikah dulu, bisakah ayah nikahkan Chaena dulu?, Chaena juga tidak keberatan dengan itu" sontak Tuan Han menoleh kearah Chaena yang terlihat mengangguk membenarkan.

Sepersekon kemudian Tuan Han tertawa melihat kelakuan kedua putrinya ini, yang satu begitu mandiri dan yang satunya begitu lugu.

"Siapa bilang ayah akan menikahkan Hyera dulu?, ayah memang berencana menikahkan Chaena terlebih dahulu. Itu karena dia begitu rapuh dan lugu, harus ada seseorang yang selalu melindunginya. Ayah merasa cemas jika membiarkannya bekerja didunia luar"

Kedua insan yang mendengarkan itu pun menganga tak percaya, namun ini ada baiknya karena ini yang diinginkan Hyera dan keluarganya. Sementara Chaena? Dia bahagia tentunya, hanya dengan melihat keluarganya bahagia dia juga merasa bahagia.

Tidak lama kemudian mereka menuruni anak tangga dan menghampiri keluarga Park. Tuan dan Nyonya Park sedikit tertegun melihat kedua putri keluarga Han yang memiliki paras begitu menawan, namun sebenarnya tidak jauh berubah saat mereka masih kecil dulu. Mereka memang memilih jodoh yang tepat.

"Wah resep apa yang kalian gunakan untuk mendapat bidadari-bidadari ini?" Goda Nyonya Park sembari mengedipkan mata kearah Jimin.

"Sama sepertimu, kau juga mendapatkan seorang pangeran yang begitu tampan. Kita mungkin bisa membuat sebuah istana nantinya" saut Tuan Han yang diakhiri tawa.

Paruh waktu yang sudah dihabiskan untuk berbasa-basi kini berlanjut ke inti dari obrolan ini "Baik jadi diantara bidadari cantik ini, mana yang akan menjadi jodoh pangeran kami?"

Jimin yang awalnya menunduk perlahan mengangkat kepalanya dan menoleh kearah Hyera, hanya sedetik, karena Hyera juga secara tidak sengaja menoleh kearah Jimin, membuatnya salah tingkah dan menoleh asal.

"Kami akan menikahkan putri bungsu kami Chaena"

Nyonya dan Tuan Park tersenyum manis sementara ekspresi Jimin sedikit terkejut, matanya membesar tatkala mendengar nama Chaena disebut, pandangannya pun menoleh kearah Chaena. Gadis polos itu tengah menunduk tersipu malu, lalu pandangan Jimin berpindah kearah Hyera yang nampak bahagia akan perjodohan adiknya. Tanpa disadari Jimin menghembus nafas panjang dan mencoba tersenyum selebar mungkin.

Bodoh memang karena Jimin sendiri tidak menyadari perasaanya pada Hyera, kalau saja waktu itu Jimin sadar dia bisa saja menolak dan memilih untuk dijodohkan dengan Hyera.

Tapi inilah jalan yang diberikan, lalu bagaimana dengan cinta ?

Masalah cinta Jimin sudah mendengar banyak dari orang-orang, mungkin cinta akan tumbuh saat dia mulai menjalankan rumah tangganya dan lambat laun mungkin Jimin bisa mencintai Chaena

Obrolan berlanjut kemeja makan namun tanpa sosok Jimin karena semenit yang lalu dia menerima telfon bahwa ada urusan mendadak dikantor.

.

.

"Mwo?! Kau dijodohkan dengan Chaena?" Bola mata tajam Taehyung berubah membulat, tentu saja kaget mendengar gosip dikantor yang awalnya dikira bercanda merupakan sebuah fakta. Yang Taehyung ketahui adalah Jimin sebenarnya menyukai Hyera bukan Chaena. Tapi menentang perjodohan pun seperti dosa bagi Jimin.

"Tapi hyung, apa alasannya Chaena yang lugu itu dijodohkan denganmu. Kenapa bukan kakaknya yang lebih dewasa?"

Taehyung tak sadar pertanyaanya juga merupakan sebuah jawaban

Jimin menghembus nafas berat, mencoba untuk berpikir sejernih mungkin. "Karena dia lugu dan mudalah yang menjadi alasan aku dijodohkan dengannya. Kau ingat saat kita bertemu denganya di toko, itu adalah pertama kalinya dia pergi keluar sendiri tanpa seorang pun disisinya. Dia gadis yang rapuh Tae, harus ada seseorang yang menjadi pelindungnya"

Jimin takut mengecewakan Chaena dan ibunya jika nanti rumah tangga mereka tidak berjalan dengan baik hanya karena hati kelabunya.

"Apa kau benar-benar tidak ingin menentang perjodohan ini? Atau sekedar menukar Chaena dengan Hyera?" Taehyung benar-benar mengkhawatirkan Jimin sekarang

"Tidak Tae, aku menyerah jika itu sudah keinginan Eomma, lagi pula Hyera tidak siap dengan pernikahan"

"Tapi ini hidupmu Hyung. Apa kau akan selamanya menjadi payung bagi orang lain"

"Aku tahu, tapi ini prinsipku"

Prinsip Jimin memang tidak dapat diganggu gugat, Tehyung hanya dapat mengharapkan yang terbaik bagi Jimin. Terlepas dari semua masalah perjodohan Jimin menyibukkan diri dengan pekerjaan.

NEPENTHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang