OLD FRIEND

1.9K 185 15
                                    

Baskara mengirimi list lagu yang akan dibawakan malam ini di mal. Sebelas track siap mengguncang panggung yang terletak di tengah-tengah mal.

'Ntar kalo udah masuk dua lagu terakhir, lo tunggu di pintu belakang yang dekat parkiran. Sendiri aja, jangan bawa temen.'

'Ih ogah, gue berasa mau diculik.'

'Yaelah, gue telpon nyokap lo ya sekarang. Gue masih simpen nomornya.'

'Ih nomornya udah ganti.'

'Nggak gue apa-apain.'

*

Tepat ketika memasuki lagu kedua yang judulnya 'Best friend of mine', aku langsung melipir ke pintu belakang yang dekat dengan parkiran. Menunggu di situ sambil main hp.

Ada ungkapan yang mengatakan usaha tidak mengkhianati hasil, itulah yang dialami Baskara sekarang. Dari mulai sering mengikuti perlombaan menyanyi, kemudian membentuk grup band beraliran pop dan R&B  bersama kedua orang temannya. Dari mulai dibayar nasi kotak, lima ratus ribu sampai sekarang dibayar puluhan juta sekali. Dari mulai harus hunting baju bekas buat tampil dimana-mana sampai sekarang baju datang sendiri dalam bentuk sponsor dari berbagai macam brand ternama.
Tapi itu tidak merubahnya sama sekali, setidaknya terhadapku dia tetap sama.

Terkadang kami masih sering berinteraksi di grup wag alumni, tetapi betul memang sudah lama tak bertemu. Ada kali empat apa lima tahun semenjak aku meninggalkan bangku kuliah.

Wajah chubby yang sekarang agak lebih tirus, mata yang selalu menyipit saat tersenyum dan selalu tampak ramah. Baskara selalu nampak tersenyum dan ramah, jarang sekali bersedih. Itulah yang membuat fansnya banyak banget, dari jaman masih kuliah dulu. Ditambah kemampuannya dia berkata-kata manis dan menciptakan lagu romantis, para perempuan makin tergila-gila padanya.

Tapi karena waktu itu sudah tahu aslinya, aku ya biasa saja. Sering kali kami berdua tiduran di lantai menatap langit-langit ruang hima sambil ngobrol. Hampir saja dia nggak lulus karena sibuk mengejar karir di dunia musik. Untungnya dia mau rehat sejenak untuk menyelesaikan skripsinya dan dengan bantuan beberapa orang teman, termasuk aku. Baskara berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan IPK 3 pas.

Orang tuanya sampai membuat acara syukuran kecil-kecilan mengundang kami semua yang membantunya karena saking senengnya, putra mereka bisa lulus. Mamanya Baskara dulu akrab banget sama aku, sayang keluarga mereka kemudian pindah ke Jakarta dan kami hilang kontak.

*

Teriakan riuh rendah terutama dari para wanita yang menonton penampilan Blue Eyelash terdengar makin meriah. MC kemudian menutup acara tersebut. Aku masih mendengar teriakan we want more dari para penonton, pertanda mereka masih menginginkan satu lagu lagi. Awas sampai mereka memainkan satu lagu lagi, aku udah hampir lumutan nih nungguin dia.

Aku melihat segerombolan wanita tiba-tiba sudah berkerumun dan berteriak- teriak memanggil-manggil nama Baskara, Rangga dan Aji. Sementara mereka bertiga diamankan oleh sekumpulan satpam dan bodyguard. Aku bingung gimana caranya nanti Baskara ketemu aku, sekarang aja mau manggil aja susah.

Kerumunan makin mendekat dan aku nyaris saja terdesak oleh bapak-bapak satpam yang sibuk mengamankan Baskara dan teman-temannya. Tiba-tiba seorang pria berkaus merah, dan berkacamata muncul di depanku.

"Mischa?" Tanyanya.

Aku mengangguk dan heran kenapa dia bisa tahu namaku. Tak lama tanganku ditarik olehnya dan kami tiba-tiba sudah masuk di tengah-tengah benteng yang diciptakan oleh para security dan body guard. Aku masih loading menoleh kiri dan kanan, karena bingung ini tadi gimana caranya ya. Ketika tiba-tiba sebuah tangan merangkul bahuku, membuatku menoleh. Baskara menyambutku dengan cengiran lebarnya yang seperti biasa.

"Hola ma love, lama nggak ketemu. Lo nggak kangen ama gue?"

*tbc*

Games Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang