BUKU ANTOLOGI :Luka Yang Tertinggal.

1.9K 65 0
                                    

Ijin promo dulu ya gaes

ARINI, JANGAN MENANGIS LAGI

Arini ingat sekali, saat itu Ramadhan pertamanya di SMA. Ia ingin sekali ikut buka puasa bersama yang diadakan teman sekelasnya. Karena itu Arini rela menempuh jarak yang jauh untuk sampai ke rumah teman tempat diadakan acara buka puasa hari itu.

Ketika ia dan beberapa teman perempuannya sampai di pangkalan angkutan umum, hari sudah hampir petang. Harap-harap cemas ia menunggu teman-teman lelakinya datang menjemput. Entah kenapa dalam hati kecilnya, gadis itu meragu ada yang mau memberikannya tumpangan.

Benar saja, satu persatu temannya mendapatkan tumpangan. Tetapi tak ada satupun yang mau memberi tumpangan, seolah-olah mereka semua menghindarinya. Akhirnya salah satu dari mereka yang sepertinya terpaksa memberikan tumpangan pada Arini di motornya. Mungkin karena hari sudah semakin gelap, dan hanya dia yang ada di sana.

Sesampainya di rumah tempat acara buka puasa, Arini bergegas turun dari boncengan teman lelakinya itu dan mengucapkan terima kasih. Ia kemudian bergabung bersama teman-teman perempuannya untuk menyiapkan takjil dan makanan untuk berbuka. Ketika sedang membawa nampan berisi es buah untuk dihidangkan di ruang tamu, tanpa sengaja ia mencuri dengar pembicaraan kawan lelakinya.

"Eh kamu tadi yang ngasi tumpangan Arini ya?" Salah seorang dari mereka berkata.

"Iya, terpaksa. Kalian nggak ada yang mau nebengin dia. Dia pikir dia bakal dijemput sama si Anu, padahal nggak mungkin banget kan ya." Ia mendengar kata-kata teman lelakinya yang memberinya tumpangan tadi. "Lagian siapa juga yang mau ngasi tumpangan cewek jelek kayak gitu."

Arini diam mematung, dan menahan nyeri yang mengiris hati. Gadis itu tetap melanjutkan pekerjaannya membantu, seolah-olah tak terjadi apa-apa.

Ketika adzan maghrib berkumandang, ia duduk berhadap-hadapan dengan para perundungnya. Menatap wajah-wajah mereka yang sedang tertawa dan bercanda sambil menyantap takjil, membuat luka di hatinya makin menganga. Arini lupa rasa lapar di perutnya, dahaga di tenggorokannya. Ia hanya merasa beku dan hampa.

"Rin, ayo berbuka!" Salah seorang teman perempuannya mengingatkan karena melihat gadis itu hanya duduk diam termenung.

Arini berusaha tersenyum dan mengambil segelas es buah. Bersamaan dengan hilangnya dahaga, jatuh pula setetes air mata yang sedari tadi ditahannya. Gadis itu segera menghapusnya sebelum terlihat semua orang.

*

Kisah tentang Arini adalah kisah yang saya tulis untuk Buku Antologi : Luka Yang Tertinggal yang akan diterbitkan oleh penerbit Cerita Kata. Terdapat 31 cerita tentang Bullying atau perundungan  dalam buku antologi ini yang berkisah tentang mereka yang bangkit dari trauma, dan luka yang dihasilkan oleh perundungan di masa lalu.

Yuk yang berminat, message ya ato comment nanti saya kasi formnya. Harga selama PO 70 ribu, pengiriman melalui Tiki dari Bogor.

Games Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang