I.F.L.Y

2.3K 199 1
                                    

            Keesokan harinya, kuputuskan untuk bertanya pada rekan-rekan kerja di lantai tiga. Benarkah Reza ada dinas disana atau hanya sepenuhnya ingin menengok Natalia saja? Kububuhkan sedikit concealer di bawah mata untuk menghilangkan lingkaran hitam dan mengurangi tampilan bengkak pada mata. Setelah rata, barulah aku menutupnya dengan loose powder untuk mengunci concealer. Lumayanlah, setidaknya apabila tidak diperhatikan betul-betul atau dilihat dari jarak dekat sekali, tidak akan terlihat bengkak dan kantung mata.

Amel dan Ryan sudah menceritakan hampir semua yang mereka tahu, tentang Natalia, si pegawai Bank dan juga Shella, mantan atau HTS-an-nya Reza di tempat kerjanya yang lama. Shella sendiri kabarnya adalah seorang mahasiswi yang pernah kerja praktek di kantor Reza, mungkin dia terpikat dengan charming personality nya. Aku tak tertarik untuk mengetahui seperti apa wajah gadis itu, walaupun sungguh sebenarnya hati ini sangat penasaran. Lebih baik menahan diri, daripada pada akhirnya akan menyiksa diriku sendiri.

"Pril, Pak Reza ada nggak?" tanyaku pada April yang sedang merapikan berkas tagihan di mejanya.

"Biasanya sih udah ada, tapi tumben jam segini nggak kelihatan. Coba aku tanya Mas Hari," April menoleh mencari-cari Hari yang sepertinya juga baru datang. " Mas Har, liat Pak Reza nggak? Belum datang atau ada dinas?"

"Cuti apa izin gitu kayaknya deh sehari. Kemarin sabtu atau minggu gitu, beliau sempat WA minta tolong untuk kerjaan sama morning briefing senin di-handle dulu." Hari menjelaskan.

Kalau suara hati yang patah bisa terdengar dari luar, mungkin saat ini teman-teman sudah menoleh kepadaku. Karena mungkin bunyinya cukup keras, diikuti dengan suara pecah yang menyerupai gelas kaca yang dibanting langsung ke lantai. "Oh gitu? Kukira ada dinas. Btw dokumen yang dari aku kemarin yang disuruh kasih ke Pak Reza untuk ditandatangan, udah ditandatangani belum ya?" tanyaku basa-basi.

"Coba lihat di mejanya. Misch. Siapa tahu udah ditandatangan, tapi belum dikasi keluar." April menunjuk ke pintu ruangan beliau.

"Nggak apa-apa nih, aku masuk ke dalam?" tanyaku ragu-ragu.

"Ah biasa aja, masuk ke dalam. Anak-anak juga biasa kayak gitu," April mempersilahkanku masuk.

Segera aku masuk kedalam ruangannya dan mencari berkas Nota Dinas yang harus diteruskan dulu ke Manajer sebelum lanjut k Procurement di atas mejanya. Karena melihat beberapa berkas yang memang sudah ditandatangani tapi belum didistribusikan, kuputuskan untuk membawanya sekalian. Tiba-tiba rasa penasaranku timbul, aku melangkah ke belakang meja dan menarik lacinya pelan-pelan. Di laci pertama paling atas, aku hanya menemukan peralatan alat tulis kerja, seperti pulpen ball liner, tip-ex, gunting, post it dan sebagainya. Di laci kedua, kutemukan sebuah name tag atas nama 'Natalia Widjaja.' Cepat-cepat kututup kembali lacinya, di laci ketiga hanya tumpukan berkas-berkas tetapi mataku dengan cepat menangkap sesuatu yang hitam berenda. Mataku melirik ke arah pintu keluar, memastikan tak ada orang di luar yang sedang mengamati apa yang aku perbuat di dalam sini. Kuambil berkas-berkas yang memang akan kubawa turun ke lantai dua dan meletakkannya di dekatku. Cepat-cepat aku berjongkok dan menyibak berkas yang menutupi benda hitam berenda itu yang ternyata adalah sebuah celana dalam. Di bawahnya ada sebuah post it yang ditulis dengan tulisan tangan yang kecil dan rapi

'Thanks for last night, you can keep it as a souvenirs. Lets do it again another time, Rez! -Nat-'

Kepalaku mendadak pusing dan perutku mual. Kenapa nggak sekalian aja sih, aku menemukan kondom dan lubricant di sini, biar sakit hatinya sekalian. Aku menarik nafas mencegah lelehan air mata yang terancam akan menetes. Kurapikan kembali lacinya dan menutupnya kembali.

Do you really love me, Rez? Or am I just another girl you're trying to conquest? I feel like a fool, for letting you have my heart. Just like Bazzi said in his song, I.F.L.Y, I fucking love you. I do fucking love you so bad. Even when I know you're a liar, I still can kill this feeling.

*

Dear Games of Love readers,

Aih Mischa mulai bucin deh, hahahaha.... Apakah Mischa akan memutuskan hubungannya dengan Reza, atau malah bertahan dengan membohongi diri sendiri bahwa suatu saat lelaki itu akan mencintainya?

Nantikan di part selanjutnya ya, gaes!

Enjoy,

Kanaya Aprilia

Games Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang