BAGIAN LIMA

97 29 4
                                    

***

Sore hari Abi tengah duduk santai di balkon rumahnya, dengan kolor hitam dan baju kaos putih yang ia pakai.

Semenjak kepulangannya dari Jerman, Abi sangat lelah. Dari awal sampai Bandara ia tak beristirahat yang panjang. Tapi rasa lelahnya selalu terobati dengan keberadaan sahabatnya.

Saat itu, setelah lulus SMA Abi harus pindah ke Jerman karena pekerjaan orangtuanya. Abi adalah anak yang berlinang harta. Orangtuanya kerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhannya.

Abi sangat menolak untuk pindah ke Jerman, karena tak ingin meninggalkan Ria yang saat itu tengah terpukul sangat berat. Kehilangan orang yang dicinta memang sulit, tapi lebih sulit lagi jika kamu tak mengikhlaskan nya.

Ria mencoba meyakinkan Abi untuk pergi ke Jerman, Pandu ikut serta akan perginya Abi. Setelahnya Abi memutuskan untuk pergi ke Jerman dan berjanji akan kembali.

Sekitar 2 tahun Abi menetap di Jerman, akhirnya ia kembali juga, dengan alasan akan pindah kuliah disini. Orang tua Abi melarang, tapi Abi nekat pergi untuk kembali ke Indonesia.

Handphone yang Abi letakkan tak jauh dari tempat ia duduk berdering, Abi mengambil handphonenya lalu melihat siapa yang menelponnya.

Pandu calling...

"Ada apa nih anak, tumbenan." Abi menekan tombol hijau berbentuk telpon. Belum sempat Abi mengucapkan apa-apa, terdengar suara Pandu dengan nada khawatir.

Bi.. lo dimana?

Dirumah. Kenapa?

Ria...

Ria kenapa hah! Lo apain Ria!

Ria pingsan Bi.. gue di rumah Ria. Bantuin gue cepet.

Tut.

Mendengar Ria pingsan, Abi loncat dari tempat duduknya, mengambil kunci motor yang ada di meja sebelah tempat tidur, lalu pergi keluar dengan tergesa-gesa.

Jujur saja, Abi tidak tenang. Khawatir terjadi apa-apa kepada sahabatnya.

Abi mengendarai motor dengan kecepatan yang tinggi, tak peduli dengan macet dan tak peduli dengan orang-orang yang menekan kelakson motor, mobil mereka atas tingkah Abi.

Sesampainya di depan rumah Ria, Abi segera pergi kedalam rumahnya tanpa melepas helm yang bertengger nyaman di kepalanya.

Gelap. Ketika Abi sudah berada di dalam rumah Ria, keadaannya begitu gelap dan dingin. Abi sangat heran. Kemana Ria? Pandu?

"Ri, Ndu, kalian dimana?" Teriak Abi sangat keras. Keringat sudah mulai bercucuran di wajahnya.

Dan...

"Surprise!!" Teriak Ria dan teman-temannya.

Wajah Abi sangat pucat, kunci motor yang ia pegang tadi terjatuh ke lantai.

Drama banget kali ya

Seketika orang yang berada di dalam rumah Ria, sekitar 20 orang itu tertawa dengan kencang. Bagaimana tidak? Melihat bentukan seorang Abi yang hanya memakai kolor dan baju kaos putih, serta helm yang masih diam manis di kepalanya, mengundang banyak tawa mereka.

Euforia (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang