***
Kata orang yellow heart atau hati kuning ini memiliki arti berkenaan dengan perasaan cinta dan sayang dalam kontek persahabatan, termasuk juga dalam hal adanya rasa kepercayaan dan rasa saling menghargai.
Rasanya sangat cocok untuk mewakili rasa persahabatan Ria untuk Pandu dan Abi. Kalo saja mereka gak ada di kehidupan Ria, bagaimana nasib gadis ini.
Terkadang hati yang rapuh butuh penyembuh untuk kembali menjadi utuh.
Siang ini Ria sudah sampai di kota Bandung, rencananya ia akan langsung pergi ke kampus sekedar untuk bertemu teman-temannya.
Ketika di Jakarta, Ria sudah menyelesaikan skripsi nya. Menuntaskan semuanya sampai titik darah penghabisan. Tidak terasa masa kuliah akan segera berakhir, dia akan menjadi sarjana S1 bidang Sastra. Ria sangat menyukai sastra, menyukai puisi, tari, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan seni.
Berjalan menyusuri koridor universitas yang sebentar lagi akan ia tinggalkan. Ria berjalan ke kantin untuk bertemu sahabat nya.
"Gais!" teriak Ria sambil berlari menghampiri kedua lelaki tampan yang selalu disisinya.
Abi berlari ke arah Ria yang tengah berlari sambil merentangkan kedua lengannya. "Umi, Abi kangen." Ria malah melewati Abi yang berlari ke arahnya, lalu pergi ke arah Pandu yang sibuk dengan laptopnya.
"Ria jahat. Abi marah!"
"Apasi Abi, geli gue. Sini Ria peyuk," canda Ria.
Abi langsung berlari seperti bocah yang dibelikan es krim oleh ibunya.
"Sayang Ria." peluk Abi erat.
"Ah! udah sana pergi jijik aku mas."
"Diem ngapa, bukanya bantuin gue lo, malah pada becanda heran." Ucap Pandu dingin.
Sudah Pandu menduga dari awal masuk jurusan kedokteran akan sangat menguras energinya. Dari mulai mata kuliah yang padat dan terkahir skripsi yang gak kelar-kelar.
Ria mencubit pipi Pandu gemas, Abi yang melihat hanya cekikian tak jelas.
"Gemes deh gue sama lo Ndu. Kan udah gue bilang, jangan ambil jurusan ini. Si Abi yang pinternya di atas rata-rata aja ngambil jurusan ... " Ria memikirkan jurusan apa yang Abi ambil. Pasalnya dia kan baru pindah?
Satu hal lagi yang harus kalian tahu, Abi pindah ke Indonesia hanya untuk mengerjakan skripsi saja. Gila aja, pinter nya udah di ujung semesta gak ada yang bisa gapai.
Sedangkan Abi tersenyum bangga atas kepintarannya.
"Jangan bangga dulu lo Bi, lo emang pinter tapi gilanya gak ada yang nandingin." Pandu yang sibuk ambil bicara lalu menutup laptopnya.
"Balik yuk."ajak Pandu.
Berhubung mata kuliah lagi free, jadi mereka memutuskan untuk pulang.
"Ndu, beli gado-gado Bi Ijah yang di deket sekolah SMA kita dulu yuk." Ajak Ria.
Pandu mengangguk sedang Abi tertidur di jok belakang. Sesampainya di tempat tujuan, mereka semua turun dari mobil, terkecuali Abi, dia masih tidur dengan nenyanknya tanpa terganggu sama sekali.
Dari kejauhan Bi Ijah melihat orang yang dulu selalu pergi ke warungnya, matanya berbinar saat melihat sosok wanita yang ia rindukan.
"Ria." kaget Bi Ijah atas kedatangan pelanggan terbaiknya.
Dulu zaman SMA, gado-gado menjadi makanan favorit Ria. Setiap jam istirahat Ria dan 2 orang pengawalnya pasti makan di sini. Warung yang dulu jadi tempat masa indahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euforia (HIATUS)
Teen FictionKehidupan seorang Ria yang harus menerima kenyataan ditinggal oleh kedua orangtuanya jauh dari dunia. Dua sosok sahabat yang selalu ada disetiap detik waktunya, memberikan sebuah kebahagiaan yang tiada tara, kebahagiaan yang tak bisa dinilai oleh ha...