[10] question

213 32 1
                                    

esok harinya ketika bel istirahat berbunyi di sekolah, woojin menemui siyeon di kelasnya sembari menyodorkan sebungkus coklat yang siyeon belum pernah lihat.

"eh, ini apa kak?"

"coklat lah, siyeooon," woojin mengacak rambut siyeon gemas. "kemarin ibunya kakak abis dari singapura, nah beliau beli oleh-oleh buat kakak terus kakak inget kamu deh."

"aduh, makasih ya kak. maaf jadi ngerepotin," ujar siyeon menerima coklat tersebut.

"gapapa kok, kakak seneng ngasih kamu," woojin menyeringai, memperlihatkan gingsulnya. "kakak balik ke kelas ya, yeon."

siyeon mengangguk. beberapa detik setelahnya sosok woojin telah menghilang dari pandangan siyeon.

"cieee, makin lengket aja nih," ujar chaewon yang tiba-tiba mendekati siyeon.

siyeon tersenyum malu. "apasih, won."

"btw, temenin gue ke ruang guru, yuk! katanya pak chanyeol hari ini nggak masuk, terus gue disuruh ngambil tugasnya," ucap chaewon.

siyeon mengangguk. ia melangkah mengikuti chaewon yang sudah berjalan mendahuluinya.

namun, ketika di tangga, dua gadis itu berpapasan dengan jeno yang terlihat buru-buru saat melihat mereka.

"jeno!" panggil chaewon. "sini dulu dong, gue mau nanya."

siyeon mengerutkan keningnya bingung, sementara jeno menghentikan langkahnya dan pelan-pelan menoleh pada chaewon.

"kemaren malem, siyeon ngeliat orang mirip elo di rumah gue," ujar chaewon. "itu elo, kan?"

"won!" siyeon menyenggol lengan chaewon yang seenaknya bertanya seperti itu.

"h-hah? di rumah lo?" tanya jeno, "gue aja nggak tau rumah lo, m-mana mungkin itu gue!"

"tapi felix juga ngeliat elo!" seru chaewon lagi. "ngaku aja lah, jen. mau lo apa sih?"

"won, udah!" seru siyeon yang tidak mau mencari masalah dengan jeno lagi.

"biarin aja, yeon! siapa tau yang lo liat kemaren emang beneran dia," ucap chaewon.

"m-mungkin cuma mirip aja," sanggah jeno. "g-gue duluan ya, buru-buru."

setelah itu, jeno berlari meninggalkan siyeon dan juga chaewon yang masih memanggil namanya.

"jeno tuh aneh banget deh, yeon," keluh chaewon. "heran gue, padahal gue cuma nanya kayak gitu doang! terus lo sadar nggak sih yeon, harusnya tuh kalo bukan jeno, dia nggak usah jawab segitu gugupnya, kan? aneh banget nggak, sih?"

chaewon masih terus berbicara mengenai jeno yang tampak aneh itu, sementara siyeon diam-diam menyetujui kata-kata chaewon.

kalau malam itu yang dilihat siyeon bukanlah jeno, namun kenapa ketika chaewon menanyakan pertanyaan tadi, jeno terlihat begitu gelisah?

break ➖ jeno siyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang