Sesampainya di rumah dengan perjalanan menggunakan busway yang terkadang macet memakan waktu 1 jam dan berjalan kaki selama 2 jam.
"Auh... sangat melelahkan" guman maru sambil menaiki beberapa anak tangga menuju kamar.
"Kasihan sekali adik kesayangan ku ini, apa perlu di gendong?" tanya kai sambil menggoda maru.
"Sssstt...diam" kata maru kesal mengingat kai yang telah sengaja mencopot kan ban sepedanya.
Kai yang melihat maru kesal hanya tertawa sambil meminum jus jeruk.
Belum sempat menaiki beberapa anak tangga lagi tapi kai sudah menghujani maru dengan beberapa pertanyaan.
"Dimana moko?".
"Apa kamu tidak pulang bersamanya?".
"Apa yang kamu lakukan padanya maru?".
"Apa kamu mengurungnya di suatu tempat?".
"Atau kamu membunuhnya seperti di film film itu?".
Begitu banyak pertanyaan yang diberikan kai pada maru yang membuat maru tambah kesal.
Mendengar perkataan kai, bibi soo juga memberikan pertanyaan kepada maru.
"Nona apa yang kamu lakukan pada tuan muda?".
"Nona apa kamu benar-benar membunuh tuan muda?".
"Nona apa kamu tidak takut dosa?".
"Nona apa yang akan dikatakan oleh tuan dan nyonya nanti?".
Maru yang melihat dua orang yang terus menghujaninya dengan pertanyaan hanya bisa menghela kan nafas saja.
"Aku tidak melakukan apa-apa padanya malahan dia yang menarik....." perkataan maru terpotong dengan perkataan bibi soo.
Berlari kecil menuju moko yang berada di depan pitu "Oh.. tuan muda apa kamu tidak apa, kenapa kamu tidak pulang bersama nona muda?" tanya bibi soo kepada moko.
"Apa bibi mengkhawatirkan ku?" tanya moko sambil memberikan senyuman.
"Tentu saja" jawab bibi soo sambil memegang pundak moko.
Melihat moko yang pulang dengan keadaan basah karena keringat membuat maru sedikit terkesima dengan penampilannya.
Maru yang terus melihat moko tersenyum sambil berbicara dengan bibi soo terus menelan ludahnya melihat dada moko yang bidang dibasahi keringat.
Kai yang memperhatikan tatapan maru terhadap moko menyadari apa yang sedang ditatap oleh adiknya itu.
"Maru apa kamu menyukai dada bidang seorang pria?" tanya kai yang membuat maru terkejut.
"Apa yang kamu katakan dasar mesum" kata maru kesal dan pergi menuju kamarnya.
Setelah maru selesai membersihkan diri nya kemudian maru turun kebawah ingin mengambil beberapa makanan karena orang tuanya akan pulang telat dan tidak ada acara makan malam bersama.
Setelah maru membuka pintu dan berada di depan pintu kamarnya dia melihat kearah kamar kai yang didepannya berada kamar moko.
Saat baru beberapa langkah maru melihat moko dengan rambut yang masih basah seperti habis mandi.
Menyadari hal itu moko melihat maru yang berdiri diujung menggunakan kaus dan celana pendek nya.
Melihat tatapan moko kepadanya "Apa yang sedang dilihat anak itu" guman maru.
Kemudian maru mengikuti arah tatapan moko yang mengarah kepada kakinya.
Menyadari itu maru kembali kedalam kamar dan menganti celana dengan yang lebih panjang "Dasar laki-laki otak mesum semua" .
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Maru & Moko
Fiksi RemajaHidup dengan seseorang yang tidak dikenal yang diangkat menjadi anak di dalam keluarganya bahkan setelah itu mereka pun harus tinggal serumah agar menghemat biaya karena perusahaan yang dipimpin keluarga maru bangkrut. Dan saat itulah maru mengetahu...