Surat untuk seseorang.
Dear, untuk kamu.
Dari, aku.Hai, sudah lama aku tidak bertemu denganmu. Oh, kita memang tidak pernah bertemu. Semesta berkata bahwa kita layak bersama, namun hingga kini jarak membentang diantara kita.
Sudah lama aku menyimpan rasa, namun apa daya, kita hanya bertemu secara maya. Kau juga rasakan hal yang sama, namun juga sama-sama tersiksa.
Kita yang mencinta, namun kita berbeda.
Hei, Mezu merindukanmu. Selalu.
Ialah sosok yang selalu menunggumu.
Sosok yang lemah tanpamu.
Sosok yang berusaha terlihat tegar di hadapan mu.
Sosok yang terlalu lelah menangisi kepergianmu.
Kita sudah lama bersama, lalu kau menghilang begitu saja.
Aku memang keras kepala dan tak mau mengerti atas keadaanmu, aku hanya bisa menangisi kebersamaan kita yang begitu singkat.
Di musim gugur itu, aku masih ingat saat kau memelukku erat.
Seolah kau tak mau melepaskanku.
Seolah, besok tidak akan pernah tiba.
Seolah, besok kau akan pergi.
Dan yang benar saja!
Kau pergi.
Meninggalkan mezu sendiri.
Menatap laut yang tenang dan berwarna biru itu membuatku teringat tentangmu.
Maaf, Mezu sudah lelah.
Mezu mau mati saja, bersamamu!
Bawa aku, ajak aku!
Kok mati gak ngajak-ngajak, kan Mezu ngelunjak.
Untuk Arisato Minato, dari sosok istri yang tegar selalu, Arisato Amezu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLC WRITING CHALLENGE : APRIL (3)
Non-FictionSebentar lagi, pasukan sableng dapat menguasai dunia! Mari kita selesaikan perburuan tema ini dulu sebelum pasukan sableng datang! Daripada mengisi karantina corona dengan hal gabut, mending ikut ngisi Daily Routine yuk bareng member FLC yang maso d...