Kakiku terus ku bawa menjauh. Sambil merapal do'a bahwa kuakan baik baik saja. Sambil menahan rasa yang membuncah dalam hatiku, walau ku tak tahu perasaan apakah ini?
Terus berjalan sampai sampai kaki ini sudah berpijak entah dimana. Ku edarkan pandangan ku, berharap dapat menemukan satu petunjuk, tapi nihil. Ku mulai merasa takut, tapi bukankah ini konsekuensi yang kudapat.
Tanpa arah yang jelas, aku terus berjalan. Sesekali ku bertanya pada orang orang yang ada disekitarku. Mereka memang menjawab, tapi aku sama sekali tak mengetahui ada dimana.
Rasa takut ini membuatku lelah. Kuputuskan untuk berhenti. Tapi, saat ini aku ingin menangis. Kudengar sesekali orang orang mulai membicarakanku.
Tapi setelah dipikir pikir. Ini bukan waktunya untuk menangis. Ku kembali kuatkan tekadku, mulai berpikir aku harus tinggal dimana, aku harus cepat cepat mencari pekerjaan, dan pikiran pikiran lain mulai muncul.
Setelah berjalan terus menerus, akhirnya aku dapat menemukan tempat yang agaknya pantas untuk ditinggali. Merogoh sakuku, mengambil handphone untuk menelfon sang pemilik. Ah, ku urungkan niatku. Ternyata sudah tengah malam. Lebih baik aku bermalam di sauna saja.
-
Setelah berbincang bincang sedikit. Aku sudah menjadi pemilik rumah ini. Sebenarnya ini tidak bisa disebut rumah, karena didalamnya hanya terdapat satu kamar mandi dan ruangan kosong yang entah dapat kusebut apa. Tapi sudahlah, toh yang penting aku dapat tidur.
Ku mulai membereskan tempat ini. Merapihkan barang barang yang ku bawa, walau sedikit.
Badan ini sudah mulai lelah, kuputuskan untuk istirahat. Ah, aku harus mencari pekerjaan. Tapi siapa yang mau mempekerjakan anak yang bahkan belum lulus sekolah. Tapi apa salahnya mencoba.
-
"Ehm.... baiklah, sudah kuputuskan mulai besok kau boleh bekerja disini." Mendengarnya, segera ku berterimakasih kepada orang yang sudah menjadi bos-ku ini.
Sebenarnya aku tak berharap apa-apa. Tapi setelah mendengar bahwa aku diterima, membuat perasaan senag muncul dihatiku.
Akhirnya kubawa kakiku untuk pulang. Ah, aku lupa membawa pakaian hangat. Sepertinya cuaca disini lebih dingin daripada di rumah. Ah, aku jadi mengingat rumah. Aku penasaran apakah mereka menghawatirkanku, atau bahkan tak peduli. Sudahlah, yang harus kupikirkan sekarang adalah bagaimana caranya agar aku bisa bertahan hidup.
.
.
.Holaaaaaaaa!
Gimana ceritanya?
Semoga suka yaa.
Readers: "Thor, kok si JK nya gak ngomong ngomong sih. Terus mana member lainnya."
Hehe, nanti ya si JK nya lagi capek guys. Kalo member yang lain masih dalam perjalanan, macet soalnya. Gg deng😆
Oh iya, semoga kalian tetep baik baik aja ditengah wabah yah.
Yang lagi puasa semangat ya.
Tetep jaga kesehatan, jangan lupa cuci tangan.
Kalo gitu i hope u like it.
Jangan lupa comment n vote
BhaaaaayBorahae💜
-In Universe, 24 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
BEGIN
Fiksi PenggemarAku berdiri di sini. Bersama mereka. Tapi..... Itu hanyalah sebuah harapan, yang bahkan aku tidak tau kapan akan terkabul. Tapi, Tuhan sepertinya sedang berbaik hati kepadaku. Setidaknya Tuhan ingin menggoreskan sedikit kebahagiaan, dengan memberik...