"Mas Eunwoo tadi bilang mau ke rumahnya Mbak Rose. Nganter barangnya Mbak Rose yang ketinggalan, Mbak."
Raut wajah Renata berubah masam. Udah dibela-belain mampir setelah pulang kerja, eh orangnya malah nyamperin cewek lain. Penantian Renata rasanya sia-sia. Dia pikir setelah Eunwoo berstatus single, proses pendekatan akan berjalan dengan mudah. Renata nggak perlu mencoreng nama baiknya dengan embel-embel pelakor. Ternyata sekarang dia masih memiliki saingan untuk mendapatkan hati Eunwoo.
"Ya udah, Mas Eko. Makasih!"
Cewek dengan rambut sebahu itu berbalik dengan kasar. Meninggalkan Eko yang cuma bisa beristighfar di dalam hati. Sepatu hak Renata yang beradu dengan lantai terdengar nyaring. Manda yang berdiri di samping Eko jadi ingin melempar kain lap ke wajah Renata.
"Gue doain semoga Kak Eunwoo bisa dapat cewek yang hatinya baik dan tidak sombong," gumam Manda.
"Bener. Semoga bukan sama si Itu. Duh, bayangin kita punya Bu Bos kayak dia. Makin pusing pala berbi. Bukan siapa-siapa aja ke kita juteknya minta ampun," sahut Lea yang entah sejak kapan udah berdiri di belakang Manda.
" Heh! Uwes! Jangan gosip terus! Kerja, kerja," tegur Eko.
.
.
.Mobil merah itu sampai di sebuah toko musik bernuansa putih dan hitam. Renata masuk dengan langkah cepat. Mengabaikan beberapa pegawai yang menyapanya. Ia menaiki tangga dan akhirnya melihat orang yang ingin ditemuinya sedang ngopi-ngopi ganteng di balkon.
"Ada apa lagi?" tanya Andra tanpa menoleh ke seseorang yang menowel bahunya.
"Mantan lo tuh ngerebut cowok gue!" sembur Renata.
Andra langsung tahu kemana arah pembicaraan ini.
"Kayaknya lo harus move on deh, Ren," saran Andra.
"Move on? Ngikutin jejak sesat lo? Nggak! Gila aja gue disuruh mundur. Jadi sia-sia usaha gue nunggu Eunwoo selama ini."
"Berhenti bersikap kekanak-kanakan. Nggak semua hal yang lo mau bisa terwujud. Harusnya lo udah paham kalo Eunwoo pasti sering jalan sama Rose," tutur Andra, lalu menyesap kopinya.
"Sok bijak!" cibir Renata seraya duduk di depan Andra.
"Serius, Ren. Gue pernah liat Eunwoo nganter Rose pulang."
Renata membelalakkan matanya. "Apa? Nganter Rose pulang? Kok lo nggak cerita sama gue, Ndra!? Oh, pantes aja lo nggak kaget sama omongan gue barusan!"
"Emangnya kalo tahu lo mau ngapain? Ngelabrak Rose?"
"Kalo iya, kenapa? Lo pikir gue nggak berani?"
"Ren!" bentak Andra.
"Sampah lo!" maki Renata lalu pergi meninggalkan Andra.
Renata menahan amarahnya hingga wajahnya menjadi merah padam. Dia merasa dunia nggak nggak adil. Semesta nggak mau berpihak kepadanya. Andra, sahabat yang sangat amat dia percaya pun tetap memihak Rose. Renata nggak ngerti kenapa Andra membela cewek yang udah nggak mau lagi dengannya itu. Di saat Andra jatuh, Renata lah yang selalu berada di sampingnya. Ada andil apa Rose dalam hidup Andra selama ini? Nggak ada!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Menantu? • Rose x Eunwoo
FanfictionGila aja tiba-tiba ada seorang Ibu minta gue jadi menantunya... -Rose by Watermeyong