"Gimana keadaan di kafe? Aman?" tanya Stevani.
"Aman kok, Ma. Kemarin cuma ada miskom sama supplier buah tapi udah beres kok."
Stevani mangut-mangut. Siang ini, ia dan anak laki-laki tersayangnya sedang makan di salah satu restoran yang ada di mal kota tersebut. Stevani memesan sate komoh daging dan sayur asam. Sedangkan Eunwoo memesan nasi goreng seafood. Keluarga kecil ini menikmati makanan mereka sambil mengobrol santai. Topik pembicaraan mereka seputar para pelanggan yang kadang kelakuannya di luar nalar, masalah yang sedang mereka hadapi, dan hal-hal random lainnya.
Selesai makan, Stevani mengajak Eunwoo untuk berkeliling mal sebentar. Stevani lagi mode ibu yang kangen sama anak. Dua minggu ini keduanya disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Ketemu cuma pas sarapan aja, malamnya pun udah masuk kamar masing-masing. Soalnya Eunwoo sering pulang larut malam. Dan Stevani harus tidur tepat waktu agar kesehatannya tetap terjaga.
"Kapan ya mama punya temen yang bisa diajak keluar gini?"
Pertanyaan yang dilontarkan Stevani itu membuat dahi Eunwoo berkerut.
"Lah? Ini kan udah aku temenin, Ma. Kok masih disindir, sih?" timpal Eunwoo nggak terima.
"Maksudnya bukan sama kamu tapi sama yang lain."
Wajah Eunwoo berubah serius. Nggak mungkin kan kalo....
"Mama pengen nikah lagi?!" tuduhnya.
Stevani melepaskan tangannya lagi lengan Eunwoo dan menatap anaknya nggak percaya, "Nikah lagi? Enggak!"
"Terus? Mama mau ditemenin siapa itu tadi?"
"Ck! Ya jelas ditemenin menantu, lah. Biar bisa girls time."
Eunwoo tergelak mendegar alasan mamanya. "Duh, mama ini udah tua kok mau girls time. Kan bisa mamak time aja sama temen-temen mama. Sama-sama cewek, kan?"
Stevani langsung merajuk bak anak kecil yang nggak dibeliin permen sama orangtuanya. Sebenarnya bukan hal itu aja yang diinginkan Stevani. Ia tahu, nggak baik memaksa anaknya untuk segera mencari pasangan lagi. Namun, Stevani takut bila anaknya nggak mau menikah karena kejadian kemarin.
"Mumpung mama masih ada, mama pengen liat kamu nikah dulu," jelas Stevani.
"Mama ngomong apa, sih!"
"Usia nggak ada yang tahu, Sayang. Mama nggak pengen kamu sendirian."
"Hussst! Mama nggak boleh bilang kayak gitu. Jodoh, kelahiran, dan kematian udah ada di tangan Tuhan. Mending mama doain aku aja biar cepet ketemu jodohnya."
"Iya, amin. Semoga anak mama segera dipertemukan dengan wanita baik-baik."
Setelah itu nggak ada percakapan lagi. Stevani masuk ke toko kosmetik, disusul Eunwoo dari belakang. Cowok berkulit putih itu memandang mamanya dari jauh. Perjuangan yang dilakukan mamanya memang nggak mudah. Walau memiliki satu sama lain, tapi bertahun-tahun hidup hanya berdua rasanya sedikit sepi. Eunwoo bisa merasakan kekhawatiran mamanya bila nanti ia hanya hidup sendiri di dunia ini. Terlepas dia memiliki kesibukan dan teman, tapi teman juga memiliki dunianya sendiri.
Bukankah baik bila memiliki satu teman hidup yang selalu ada di saat susah dan senang?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Menantu? • Rose x Eunwoo
FanfictionGila aja tiba-tiba ada seorang Ibu minta gue jadi menantunya... -Rose by Watermeyong