[ dua ]

8.2K 1.1K 209
                                    

• keep vomment ya gaes... Btw, slow update, soalnya udah mulai agak sibuk. Love you ♥️ •

•••

Suasana di dalam mobil hening. Eunwoo berinisiatif untuk menyalakan radio untuk memecahkan atmosfer tak menyenangkan ini. Stevani nggak ngomel-ngomel lagi soal Mita. Beliau menatap lurus ke depan sambil mengigit kuku jempolnya. Eunwoo tahu kalo mamanya udah kayak gitu, berarti beliau masih menahan rasa kesalnya.

"Ma? Masih mikirin Mita?" tanya Eunwoo hati-hati.

"Enggak," jawab Stevani singkat.

"Terus?"

"Masih kesel aja, masa mama dikira mau mengkambinghitamkan dia. Mama heran deh, Bu Sinta dulu mendidik anaknya kayak gimana, sih? Kurang ajar banget sama Mama. Rasanya Mama masih pengen maki-maki dia."

Hm, katanya nggak mikirin? Dasar, emak-emak. Untung gue sayang emak.

Eunwoo nggak berkomentar dan Stevani kembali mengunci bibirnya. Eunwoo sengaja membiarkan Stevani menenangkan diri dalam diamnya. Eunwoo sendiri juga udah capek fisik dan hati. Untungnya sifat sabarnya ini nurun dari sang papa. Coba kalo Eunwoo nurun mamanya? Mungkin sekarang Eunwoo masih ada di rumah Mita dan baku hantam sama ayahnya Mita.

Nanun, tiba-tiba ada hal yang mengganjal lewat dipikiran Eunwoo. Soal perkataan Mita mengenai cewek yang bikin mamanya ketawa-ketawi. Sejujurnya, Stevani paling susah kalo disuruh baik sama yang namanya cewek. Stevani sempat bilang, dia takut cewek-cewek itu pura-pura baik di depan Eunwoo. Intinya ... nggak mudah mengambil hati Stevani dalam hitungan detik. Kecuali kalo cewek itu punya ilmu sihir atau bisa hipnotis.

"Oh iya, Mama emang beneran udah punya calon buat aku?" Pertanyaan itu meluncur begitu aja dari bibir Eunwoo Sial! Tiba-tiba aja Eunwoo nggak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"Kenapa?" Kali ini ekspresi kesal Stevani berubah antusias. Eunwoo kembali melihat ke depan sambil geleng-geleng kepala. Nggak habis pikir sama mamanya yang punya mood bisa berubah dengan cepat.

"Nanya aja. Aku tiba-tiba keinget sama omongannya Mita," jawab Eunwoo jujur.

"Soal Mama yang ketawa-ketiwi sama cewek? Oh, itu ... dia cuma melerai Mama biar nggak nyakar wajah si uler kampret. Mungkin kalo nggak ada dia, wajah Mita nggak akan semulus tadi," timpal Stevani.

"Oh, gitu.... Kirain...."

"Kamu benar-benar penasaran sama cewek yang mama ajak ngobrol?" Nada bicara Stevani terdengar meledek.

"Eh? Enggak kok, Ma. Cuma nanya doang."

"Kalo penasaran nggak apa-apa, kok. Mama juga sempat nawarin dia mantu Mama, sih."

"Jadi, man---APA?!"

Eunwoo noleh ke mama dengan wajah super duper syok, dong. Untung lagi lampu merah. Kalo masih jalan, dapat dipastikan mobil kesayangan Stevani bisa nabrak tiang listrik. Di sisi lain, Stevani malah tertawa terbahak-bahak. Eunwoo nggak tahu apa yang lucu dari reaksi kagetnya.

Gila! Emak gue kenapa, sih? Bisa-bisanya nawarin orang asing jadi menantunya. Yang lama aja malah nggak direstui. Aneh.

"Ekspresi kamu mirip sama cewek itu masa. Hahahaha.... Duh, lucu...."

Eunwoo memasang wajah datar. Sumpah! Hal kayak gitu malah dibikin bercandaan sama mamanya. Kalo tuh cewek baper duluan gimana? Pasti Stevani langsung panik juga.

Hm, dasar mama gue.

•••

Hari ini Rose nggak ada waktu santai. Dua hari terakhir ini pesanan kue basah full. Sedangkan usaha kecil ini cuma dikerjakan oleh Rose, mamanya dan satu pembantu aja. Kebayang repotnya kayak apa kalo pesanan bermacam-macam kue datang sampai ratusan.

Jadi Menantu? • Rose x EunwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang