"Bayu," panggil Rena ragu. Bocah yang sedang asyik membaca itu pun menoleh.
"Ya, Mbak?" jawabnya penasaran. Mata mereka bertemu.
"Mmh, Mbak mau menikah sebentar lagi," ucapnya lirih. Mata Bayu membulat.
"Menikah? Dengan siapa, Mbak? Kok aku nggak tau?" cerocos Bayu seraya mendekati kakaknya. Rena tersenyum tipis.
"Ada, nanti juga kamu tau. Tapi ...." Ucapan Rena terhenti. Dia terlihat ragu. "Kamu jangan bilang siapa-siapa ya, janji!" pinta Rena. Bayu mengangguk pasti.
"Nanti kita akan pindah dari sini. Kamu nanti pindah sekolah dan tinggal di asrama, sedangkan mbak ... nanti ikut suami." Rena memandang wajah adiknya lekat.
"Jadi kita nggak tinggal bersama, Mbak?" Wajah Bayu nampak kecewa. Rena menggeleng pelan. "Nanti, mbak akan jenguk kamu ke sana sering-sering, deh," bujuk Rena menghilangkan sedikit kekhawatiran di hati bocah sembilan tahun itu. Bayu mengangguk pasrah.
"Jadi kapan Mbak menikah?" Terdengar suara Bayu yang mulai ceria kembali. Rena tersenyum manis.
"Beberapa hari lagi. Kita akan pergi ke luar kota," ucap Rena seraya memeluk adiknya.
Suara dering ponsel terdengar nyaring. Sebuah panggilan masuk dari sebuah nomor yang diberi nama Dokter Mesum. Rena mengangkatnya.
"Ya," ucap Rena singkat.
"Aku ingin mengajakmu juga adikmu keluar hari ini." Suara bariton itu terdengar meminta.
"Untuk?"
"Please, Rena. Aku hanya ingin lebih mengenal kalian berdua. Aku juga ingin membelikan beberapa baju buat adikmu," pinta Dokter Fredy memohon. Rena menghela napas seraya menatap adiknya yang selalu berpakaian sederhana.
"Siapa itu, Kak? Calon suami Kakak?" tanya Bayu semringah. Rena menjawab dengan senyuman.
"Itu adik kamu? Sini aku mau ngomong." Terdengar suara Dokter Fredy. Rena menyerahkan ponselnya pada Bayu.
"Ha-halo ...," ucap bayu ragu.
"Halo, kamu Bayu?" tanya Dokter Fredy. Bayu mengangguk, seolah lawan bicaranya bisa melihat.
"Ini, siapa?" Bayu balik bertanya.
"Aku Fredy, calon kakak ipar kamu. Kita belum pernah ketemu ya? Kamu bersedia kalau sekarang kita bertemu?" Dokter Fredy kembali bertanya. Bayu pun kembali mengangguk.
"Kok kamu diam aja?" Dokter Fredy penasaran karena tak didengarnya jawaban.
"Eh, i-iya, saya mau," jawab Bayu antusias.
"Ok, kalau gitu, aku jemput kalian sekarang. Bersiaplah! Kalau sudah, kalian langsung saja keluar rumah, ya!" pinta Dokter Fredy. Bayu pun tersenyum ceria.
Tidak perlu waktu lama mereka bersiap, kemudian langsung menuju ke jalan raya. Walaupun malas, tapi demi melihat senyuman di wajah adiknya, akhirnya Rena pun memaksakan pergi.
Terlihat mobil sport hitam milik Dokter Fredy sudah terparkir di pinggir jalan. Pemiliknya pun berdiri dengan gagah di sebelahnya. Senyum manis tersungging di bibirnya. Bayu pun berjalan penuh semangat.
Dokter Fredy membuka pintu belakang untuk Bayu. Kemudian Bayu pun naik. Tak lama Rena mau menyusul duduk di sebelah adiknya, tapi secepat kilat tangannya ditahan oleh lelaki tinggi itu.
"Kamu di depan, aku ini bukan sopir," bisik Dokter Fredy. Rena menoleh dengan sinis.
"Aku ingin di belakang sama adikku," jawab Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUJUAL KEGADISANKU DEMI IBU
RomanceMengisahkan seorang gadis yang terpaksa menjual kehormatannya demi kesembuhan sang ibu yang terkena kanker. Nasib berkata lain, bahwa sebenarna dokter yang membeli keperawanannya itu ternyata jatuh cinta padanya. Lika liku kehidupan mereka begitu...