Perlahan, ada yang berubah. Torehan yang muncul pagi tadi ternyata bukan sekedar empati. Ataupun keinginan untuk merangkul, dan mengajak seorang disebrang sana ikut berlari maju dengannya kini.
Tangan yang terulur tepat ketika dia terpuruk.
Tawa dan segala kelakar yang hadir lurih dalam senyum dan sorot mata. Teriakan yang mendatangkan air mata sekaligus keinginan untuk menjadi sisi terbaik dirinya yang dia anggap tidak pernah mungkin.Lalu saat akhirnya dia terperangkap dalam lingkaran itu, dia terlanjur tidak tahu bila ada yang bergerak cepat jauh di alam sadarnya. Begitu cepat hingga dia sendiri tidak tahu perasaan itu nyata atau tidak.
Dia jatuh, pada pada tempat yang tidak tepat.
Dia luruh, pada waktu yang disetiap detiknya salah.
Dia limbung, pada segala hal yang jauh diluar akal sehat dan nalar. Pada seluruh kenyataan yang cuma cukup jadi keping-kepingan.Dan disinilah dia kini.... Terseret-seret membawa diri agar tetap melangkah di jalan yang dia pilih.
Perlahan berubah. Terlalu lamban kesadaran itu datang. Dan ketika dia tersentak keluar dan kembang api itu meletus ke udara, warnanya sudah tidak lagi berarti apa-apa.