"Orchidaceae, Rosaceae, Oleaceae, Apocynaciae, ..." Katanya yang merunduk ke rumpun bunga.
"Ngapain sih?"
"Inget-inget nama latin tanaman."
Lambat-lambat bibirnya bersuara. Lembut tapi tegas sekaligus. "Seumpama bunga, kami adalah bunga yang tak kau hendaki tumbuh. Engkau lebih suka membangun rumah dan merampas tanah. Seumpama bunga, kami adalah bunga yang tak kau hendaki adanya. Engkau lebih suka membangun jalan raya dan pagar besi."
"Kamu yang buat puisi itu?" Pipinya bersemu "Makasih."
"Ngapain makasih ke aku? Itu puisinya Wiji Thukul. Judulnya tembok dan bunga. Kalau anak Ipa lihat bunga inget nama latin, Bedalagi dengan anak bahasa yang dijadiin sumber inspirasi. Kenapa kamu tersipu-sipu gitu?"