Malam semakin pekat
Lentera redup mengalah
Ringkik kuda menggigil
Kawanan petaka berpesta
Di antara domba serigala
Di kaki langit neraka
Kepala kian penat
Jiwa tergerus kuasaRapuhnya waktu di persimpangan
Bait dan lirik saling berkejaran
Gemeretak retak sehening riak
Tak melulu tenang seketika berontak
berpusar mengamuk melahap jarak
Tiada tentu mana ujung pangkal
Melibas ruang semu kemanusiaan
Sehampa keabadian tanpa kehidupanSinggasana sabda runtuh
Sang Raja diracun cinta
Bak ikan tak berudara
Tak berdaya tanpa bejana
Tertular maut akhir zaman
Membutakan cahaya pencerahan
Menulikan sorak perlawanan
Tali kekang berpindah tanganDi titik mana kita singgah
Di situ kita bercerita
Tentang mimpi yang kecewa
Tentang harapan yang gagal
Tentang bintang yang menyatukan
Mari bercumbu selagi bisa
Hanya bisu tanpa desah
Nafsu, cinta, dan amarah.09/02/2012
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernah Sayang Berujung Bubar
PoesíaMeramu kebosanan saat penantian terus ditunggui, meski yang diharap tak kunjung tiba. Berada dalam kebuntuan muncul kegamangan. Putus asa dan kesendirian. Stagnan dan dipenuhi oleh beban. Kosong melayang dan hampa. Tiada pepatah terucap. Suara hati...