KALA SENJA SEMERAH DARAH

10 0 0
                                    

Jika cantik itu luka,
apakah tampan itu anugerah?
Kasihan si buruk rupa.
Menangis sembari mengasah-asah.
Langit merutuk tingkahnya.
Cacinya balas menyerapah.
Kepada sepasang tak bercela.
Cemburunya bersimbah darah.
Di malam tiada cermin sanggup ia belah.

Untuk kesekian kali, sepiku tak utuh seperti dulu-dulu.
Ada dirimu penuhi pembaringanku, tapi tak bisa menyentuhmu.
Karena aku hanyalah mimpi seseorang yang tengah memimpikanmu.
Di sana, di ujung semesta, kamu menari bersamanya.
Kala senja semerah darah.
Penglihatanku tak keliru.
Pipimu basah, juga pipinya, saat di pangkuanmu ia jatuh lelah.
Menujuku selamanya. 

12/04/2017

Pernah Sayang Berujung BubarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang