🌾DC - 9

7.7K 541 23
                                    

"Meski hanya pertemuan singkat, namun selalu ku ingat tingkah konyol yang membuatku menahan tawa."Bramantya Arga Pambudi

.
.
.

"Tamunya belum datang, Yah?" tanya Lea dengan antusias sembari meletakkan secangkir teh hangat pada Danny.

Danny tersenyum simpul, lalu menyeruput teh manis buatan putri sulungnya itu. "Mungkin sebentar lagi. Tunggu aja, Lea," balas Danny.

Seperti yang dipikirkan Lea kemarin, hari ini dia tidak pergi ke sekolah. Dia berada di rumah menunggu tamu yang akan datang, entah dia juga tidak tahu siapa. Padahal dari pagi tadi dia terus bertanya pada Arini maupun Danny, namun jawaban mereka tetap sama. Menyuruhnya untuk menunggu saja.

Membosankan. Kalau begini terus, lebih baik dia pergi ke sekolah saja bersama teman-temannya. Bisa bercanda gurau, melakukan hal konyol bersama.

Tak lama itu, Lea mendengar suara mobil yang masuk di halaman rumahnya. Lea mengenali plat nomor mobil itu. Danny yang juga tau itu, langsung berdiri dari duduknya, hal yang sama juga dilakukan oleh Arini.

Suara itu, Lea sempat terkejut. Suara yang tak lain adalah temannya sendiri Naya cepat keluar dari mobil lantas menghampiri Lea yang masih terpaku.

"Assalamualaikum, sahabat Naya yang paling cantik," ujar Naya tanpa rasa malu. Menurutnya sangat baik, tapi tidak buat Arga bersama kedua orang tuanya. Dania, dan juga Arya yang hanya tersenyum malu, melihat kelakuan anak perempuannya itu.

"Lea, kok nggak jawab salamnya Naya sih?! Lea jadi gitu ah, nggak suka Naya kalau Lea kayak gitu." Oke, kealay-an Naya sepertinya sedang kumat.

Lea tersadar, bukannya langsung menatap Naya lalu menyalaminya. Dia malah menatap Arga yang kini tepat di depannya. Malu sekali dirinya, astagfirullah. Satu kata yang ada dibenaknya sekarang, ciptaan Allah yang satu ini menurutnya sangat tampan.

"W-walaikumsalam, Naya." Dengan cepat Lea memalingkan wajahnya ke arah lain, selepas tadi menjawab salam dari Naya.

Untuk Naya sendiri? Dia tertawa geli, dibarengi dengan kekehan lirih. Untung saja, dia masih bisa menjaga tawa agar bisa terlihat anggun meski saat pertama datang ke sini tadi dia sedikit tak sopan. Oh, maafkan Naya ya, hehe.

"Ehem, akhirnya ketemu juga kalian. Lea selama ini nggak merasa sama sekali," ucap Naya.

"Apaan sih kamu, Nay. Malu aku," balas Lea.

"Mari masuk, biar asyik ngobrolnya, Ya," ucap Danny mempersilahkan masuk.

***
"Lama juga nggak bertemu kalian, udah berapa tahun ya? Hehe," ucap Dania seraya memegang jemari Arini dengan gemas. Keduanya duduk berdampingan, maklum lah teman yang sudah lama tidak bertemu.

"Aku aja udah lupa, faktor usia ini." Dibarengi dengan tawa juga oleh Arini.

Danny, dan juga Arya berbincang dengan topik bisnis. Keduanya begitu antusias jika sudah membicarakan tentang hal itu.

Lea hanya diam, diam menatap kedua adik dan kakak itu bercanda tanpa mengajak dirinya. Oh, astaga. Dia tidak boleh iri, tinggal menunggu Rafa pulang sekolah dia juga ada temannya bercanda. Betul, kan?

Dia sempat kaget, dan tak percaya melihat Naya adalah adik dari pria yang telah membantu menyelamatkannya dari teguran buruk penjual mie ayam. Semoga, pria itu tidak ingat apa yang dulu pernah terjadi.

Dokter CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang