🌾DC - 12

7.8K 474 8
                                    

Ujian Nasional telah usai, Lea tersenyum puas bisa menyelesaikan tahapan ini. Tinggal menunggu hasilnya entah kapan akan diumumkan. Melihat hal itu, bukannya dia mencari informasi tentang perguruan tinggi seperti yang akan dilakukan oleh beberapa temannya. Lea memilih untuk tetap santai, bukannya dia tidak mau untuk melanjutkan jenjang perkuliahan, dia ingin meneruskan bisnis dari orang tuanya. Hanya itu alasannya.

Teman-temannya yang lain, sedang sibuk dengan serba serbi masuk perguruan tinggi.

"Udahlah, ini keputusanku. Ngapain mereka yang repot ya, aneh." Lea bergumam sembari melihat layar ponselnya.

Kini dia hanya bersantai di kasur, setelah membereskan beberapa barang yang terkesan berantakan di rumahnya. Terus melihat ponselnya, yang mana membuatnya tambah merasa kesal.

Bagaimana tidak, isi pesan yang dikirimkan padanya banyak tentang perkuliahan, tak lama itu terdengar pintunya terketuk agak keras. "Masuk aja, nggak dikunci."

"Ada yang nyariin tuh," ucap Rafa santai tak ada mimik diwajahnya, kenapa lagi anak itu.

Alis Lea sempat berkerut, mendapati ada yang tidak disukai oleh adiknya. Dengan terburu, dia keluar dari kamar lantas menuju ruang tamu yang kini sofa indahnya sudah terisi oleh beberapa anak manusia terbobrok sekelas.

"Kalian? Ngapain kalian ke sini? Pakai acara bawa lilin, kue sama snack sebanyak itu?" tanya Lea dengan heran.

"Yaelah, Le. Udah jauh-jauh datang malah gitu responnya, kayak nggak tau kelas kita aja gimana," balas si Ketua kelas, Jordi.

Lea menepuk jidatnya sendiri, setelah menyadari jika mereka akan mengadakan acara kecil-kecilan di sini karena mereka sudah menyelesaikan ujian, tepatnya di rumahnya. Di sinilah, teman-temannya sudah pada berkumpul. Dianya saja yang belum bersiap. Tak lama itu, Arini baru saja datang dengan beberapa makanan yang dibawanya, lalu memberikannya pada teman Lea yang sudah senyum-senyum daritadi.

"Makasih, Tante atas jamuannya. Tante cantik deh," celetuk Nom Nom, cowok jadi-jadian menurut Lea karena sifatnya malah seperti perempuan. Nama aslinya sih Azka. Hanya saja, kebiasaannya bergabung dengan grup perempuan ya jadinya seperti ini.

"Sama sama, maafin anak tante ya, yang kadang pelupa kayak gini, kalian di sini aja pulang nanti sore," ucap Arini pamit menuju belakang, masih ada pekerjaan yang lain yang akan dia kerjakan belum lagi nanti malam ada pertemuan dengan teman nya.

"Ih, kok bisa lupa sih," heran Lea sambil berpikir.

Naya malah terkekeh, "kebanyakan mikirin abang aku ya, Le."

"Eh, nggak ya. Ngapain juga mikirin abang kamu yang sok ganteng itu!"

"Jangan terlalu benci nanti lama-lama jadi suka loh," sahut Reza dari jauh, membuat semuanya tertawa.

Lea jadi tersipu mendengarnya. Lagi pula, dia belum berpikiran terlalu jauh, hidupnya dibuat enjoy dulu. Ye kan, hahaha.

"Tuh dengerin," ejek Naya sembari memakan kripik pisang. Lea menatap sinis, ke arah Naya yang kini mengejeknya dengan memeletkan lidah.

Kesha, Disty, dan juga teman yang lain masih stay di sini. Berbincang, ada yang main ponsel, bercanda sampai kejar-kejaran seperti masa kecil yang belum tersampaikan. Aish, sudahlah. Sekarang berganti acara.

Dokter CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang