O4. Fact

348 58 6
                                    

"Siyeon? Belum pulang?" Tanya Jeno bingung dari dalam mobil MAHALnya. Lia disebelahnya ikut menoleh, penasaran.

"Eh. Halo Siyeon!" Sapa Lia sembari tersenyum.

"Ih, idih. Anak sokap, jauhin aja." Komen Jeno.

"Apa ga kebalik jeno-ssi? Naneun kan temen sekelasnya." Bales Lia sopan.

"Loh iya?" Jeno berfikir. Namun setelahnya memilih tidak peduli dan kembali menoleh kearah Siyeon.

"Yeon. Belum di jemput? Bareng aja gimana? rumah gue sama rumah lo searah kan?" Tanya Jeno.

Bukannya baper, Siyeon malah mikir keras. Heol, darimana cowok satu ini tau perihal rumahnya?  Masa iya Jeno stalking dia?

Halu banget.

"Iya sini, bareng aja!" Sambung Lia.

Kesempatan bagus, tapi Siyeon lebih memilih kesehatan hatinya sekarang.

"Gak usah. Abang gue bentar lagi nyampe kok."

Lia mengernyit halus.
"Yaudah gue temenin nunggu deh. Udah sepi juga." Ujar Lia lalu turun dari mobil di ikuti Jeno yang juga ikut turun.

"Lo ngapain ikut turun?" Protes Lia.

"Suka-suka gue dong, sibuk lo mak lampir."

"WHAT?!"

"Headout to margo."

"Ih gelo."

Gaada abisnya, berantem mulu.

Dilain sisi, Siyeon memilih memejamkan matanya sejenak, ayo tahan Siyeon. Tahan. Don't cry, don't be sad. Kamu cakep, karna pake skincare.

Engga sih, Siyeon mah emang udah cakep dari lahir. Fix.




Hening beberapa saat setelah pertengkaran kecil tadi. Jeno lalu melirik jam di pergelangan tangannya, kemudian menoleh ke arah Siyeon yang sedang fokus menatap layar handphonenya.

Lia sih daritadi sibuk nontonin vlog mukbang.

"Udah 1 jam loh, Yeon. Masih mau nunggu? Bentar lagi ujan." Jeno berujar.

Siyeon menolehkan kepalanya kemudian melirik layar handphonenya. Tidak ada tanda-tanda bahwa abangnya akan membalas pesannya. Bahkan chatnya dengan abangnya saja masih setia centang satu.

Asli, akhlak abangnya ini emang kek abu lahab. Sebelas dua belas sama Hyunjin.

Lia menoleh.
"Bareng kita aja deh, Yeon. Gak akan di apa-apain kok. Di jamin di anterin Jeno dengan selamat sampe rumah."

Berfikir beberapa saat, Siyeon akhirnya mengangguk setuju.

•••

Jeno menepikan mobilnya di halaman suatu rumah besar bercat putih. Kemudian beranjak turun dari mobilnya, diikuti Lia dan Siyeon.

Well. Siyeon mampir ke rumah Jeno terlebih dahulu, karna di perjalanan tadi hujan turun sangat deras di sertai petir.

Lia menyuruh Siyeon untuk mampir ke rumahnya sebentar sampai hujan reda, baru Jeno akan mengantar Siyeon ke rumahnya.



"Kalian.. satu rumah?" Tanya Siyeon ragu, serius ini? Jangan-jangan Lia calon istri jeno lagi?!

Tapi sumpah, masa iya sih? Siyeon baru aja mau maju loh.

Seakan mengerti tatapan kaget Siyeon, Lia otomatis menggelengkan kepalanya.

"Oh, no no no. We're twin" Lia nyengir. Jeno yang duduk di karpet mengangguk mengiyakan. 

[ petir menyambar ]

Detik itu juga rasanya Siyeon pengen nyetel lagu 'iNGIN KU TERIAAKKK' keras-keras. Tapi gak jadi, karna lagu yang sekarang terputar di otaknya malah

'kU MENANGISSS, MEMBAYANGKAAANN'

Udah gila.

siyeon dan jeno ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang