07.

30 3 0
                                    

Benar kata dilan rindu itu berat~


Berminggu-minggu Nayara menjalani hari harinya menjadi babu Ben. Kini Nayara sudah bebas dengan itu semua. Ia bisa tenang tanpa ada merecoki hidupnya.

Nayara berencana pulang sekolah nanti ia dan Jasmin ingin pergi ke Gramedia untuk membeli beberapa novel pengeluaran baru.

Nayara berjalan di koridor kelasnya, setiap ia jalan pasti ada saja yang menyapanya, atau memberikan senyuman manisnya untuk Nayara, tapi Nayara tidak pernah membalas itu semua.

Karna Nayara adalah salah satu most wanted girl di sekolahnya. Tapi Nayara tidak bangga mendapatkan gelar itu karna bagi Nayara itu semua tidak ada gunanya, beberapa orang memberi gelar most wanted girl hanya memandang fisik yang sempurna dan tidak melihat kebaikan dan ketulusan hati seseorang.

Nayara memasuki kelasnya dan langsung duduk di samping Jasmin.

"Min, temenin gue ke Gramedia pulang sekolah ya, gue mau beli novel" ujar Nayara kepada Jasmin. Jasmin hanya mengangguk menanggapi ucapan Nayara.

"Lo kenapa?" tanya Nayara. Tidak biasanya Jasmin hanya mengangguk menanggapi ucapan Nayara.

"Gapapa kok" ucap Jasmin

Nayara menatap aneh Jasmin karna tidak biasanya Jasmin ke sekolah pakai jaket.

"Lo sakit?" tanya Nayara penasaran

"Gak kok, cuma kecapean" ujar Jasmin tanpa melihat ke Nayara

Bel berbunyi jam pelajaran akan segera di mulai.

"Selamat pagi anak anak" ucap Bu Wanti, guru biologi yang terkenal galak.

"Pagi buuuu" ucap semua siswa

Nayara melihat ke Jasmin yang sedari tadi menunduk

"Yang menggunakan jaket dalam kelas, tolong di buka" ujar Bu Wanti tegas, yang membuat semua siswa melihat ke Jasmin.

"Hey kamu dengar gak?!" teriak Bu Wanti lantang.

"Emmm maaf Bu, Jasmin lagi gak enak badan" ucap Nayara.

"Kalau gak enak badan ke UKS saya tidak suka kalau ada siswa yang tidak memperhatikan mata pelajaran saya" ujar Bu wanti marah

"Nayara kamu antar Jasmin ke UKS" suruh Bu wanti kepada Nayara, Nayara menuntun Jasmin keluar kelas.

Sesampainya di UKS Nayara meminta tolong kepada petugas PMR untuk di buatkan teh hangat.

"Lo sakit kan?" tanya Nayara lagi. Jasmin tetap menunduk.

"Bey liat gue" Nayara mengangkat dagu Jasmin, Nayara terkejut melihat Jasmin menangis dalam diam. Nayara menyentuh dahi Jasmin.

"Lo demam jasmin !" ucap Nayara.

"Gak kok Ra, gue cuma kecapean" ucap Jasmin.

"Lo udah sarapan?" tanya Nayara. Jasmin menggeleng menanggapi ucapan Nayara.

"Lo istirahat di sini gue pergi dulu ke kantin beliin lo bubur" ucap Nayara bergegas pergi tapi Jasmin mencekal tangan Nayara.

"Gak usah Ra, gue gak lapar lagian minum obat langsung ilang kok sakitnya.

"Gak! Lo harus tetap makan" ucap Nayara tegas tidak mau di bantah.

Setelah Nayara sampai di kantin dan memesan bubur untuk Jasmin. Ia melihat Ben dan kawan kawan lahi makan di kantin. Mata Nayara bertemu dengan mata Ben, sontak Nayara langsung melihat ke sembarang arah.

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang