prolog

48 7 0
                                    

"Dimana aku pernah melihatnya ya?"

Sorot matanya yang tajam mengingatkanku dengan Whitey, kucingku yang sudah mati sekitar 1 tahun yang lalu.

Warna matanya coklat terang saat terkena sorotan sinar matahari dan benar-benar terlihat indah.

Alur wajahnya yang tegas namun lembut, rambutnya yang bergelombang bagai ombak, kulit putih dan hidungnya yang mancung mampu menyihir siapapun yang melihatnya.

Pria itu benar-benar mendeskripsikan kesempurnaan ciptaan Tuhan.

Kuakui dia tampan, sangat tampan, bahkan kulihat orang-orang di sekitarnya menatap dengan tatapan memuja padanya.

Tapi kenapa aku justru mengingat whitey setiap kali melihatnya? Tidak mungkin jika aku berfikir bahwa whitey menjelma jadi manusia, sangat tidak mungkin bukan?

Segera kusingkirkan pemikiran itu jauh-jauh sebelum pria yang sedang duduk di sudut kafe itu menyadari jika aku tengah memperhatikannya.

Sebenarnya aku tak perlu khawatir akan ketahuan,karena orang-orang yang berada di sekitarnya justru memperhatikannya secara terang-terangan seperti akan menerkamnya.

Zt.. Zt.. Zt..

Ponsel dalam ranselku bergetar, kulihat notif pesan muncul pada layar atas disana.

Aksara massage :

Kamu masih ada disanakan?
Sebentar lagi aku keluar, jadi jangan pergi dulu

Kulihat ke arah luar jendela setelah membaca pesan singkat dari Aksara, di seberang jalan cafe ini terdapat sebuah tempat bertuliskan 'Learning Club', dan Aksara sebentar lagi akan keluar dari pintu berwarna merah disana.

Aku sempat berpikir, apakah aku harus ikut belajar disana juga? Walaupun nilai sekolahku cukup memuaskan tapi sepertinya akan menyenangkan jika ikut dalam perkumpulan seperti itu.

Tak lama setelahnya..orang-orang pun mulai berhamburan keluar dari tempat itu, mataku secara otomatis tertuju pada seorang pria dengan kacamata bulat besar khasnya.

Ia tengah melambaikan tangannya pada salah satu rekannya, lalu melihat ke arahku yang duduk didalam cafe dan tersenyum.

Hanya perlu menyebrangi jalan kecil untuk sampai ke tempatku berada, hingga akhirnya bunyi gemerincing terdengar menandakan bahwa Aksara telah sampai di depan pintu masuk.

"Padahal aku bilang pulang duluan aja, kamu pasti bosen nungguin lama"

Aku menggeleng mendengar penyesalan Aksara, sebenarnya aku memang ingin datang ke cafe yang katanya sedang hits ini. Tapi ternyata Aksara salah mengartikannya.

"Aku emang mau dateng kesini bukannya nungguin kamu, duh malah geer".kekehku membuat Aksara malu, terlihat dari wajahnya yang merona.

Setelah berdeham ia pun memutuskan untuk duduk di sebelahku, kulihat tingkahnya yang masih canggung dengan adanya kejadian barusan.

Aksara bertanya mengenai tugas-tugas yang belum kuselesaikan dan berniat ingin membantu, tapi aku bukanlah tipe orang yang suka menumpuk pekerjaan hingga banyak, jadi tak ada lagi yang harus kukerjakan.

Namun kurasa Aksara bertanya karena ingin menetralkan suasana, jadi aku hanya bilang ada beberapa soal yang belum aku kerjakan tapi aku tidak membawanya.

Ia pun mulai mengeluarkan buku dari dalam tasnya satu-persatu, ada buku paket, panduan belajar dan beberapa buku lainnya yang baru pertama kali aku lihat, apakah ia tidak berat membawa buku sebanyak itu tiap hari?

"Soal mana aja yang belum? ". Aksara mulai bertingkah seperti guru yang sedang mengajari muridnya, terlihat sangat dewasa pikirku. Ditambah dengan kacamata yang bertengger di hidungnya, membuatnya terlihat seperti orang bijak.

Aku mendengarkan penjelasannya mengenai pelajaran fisika, rumus-rumus yang dipakainya terlihat lebih rumit dari yang biasa aku pakai. Sepertinya aku hanya akan menjadikannya sebagai bahan referensi saja alih-alih menggunakannya.

"Gimana, kamu udah ngerti? "

Aku mengangguk dan Aksara mulai beralih pada soal berikutnya. Dibalik punggung Aksara dapat kulihat beberapa orang yang tengah memperhatikannya, lalu aku pun mulai beralih menatap Aksara dan orang itu secara bergantian.

Apa yang mereka lihat dari Aksara?

Bukankah dari sudut sana mereka hanya bisa melihat punggungnya saja? Apa mereka tertarik dengan punggung Aksara?

Fokusku mulai hilang dan beralih dengan menatap Aksara yang masih sibuk menjelaskan bagaimana cara menghitung putaran roda.

Aksara itu.. Terlihat dewasa? Bahunya lebar dan badannya tinggi seperti atlet bola basket, banyak perempuan yang bilang jika Aksara adalah tipe pria yang enak di jadikan sandaran.

Cowo huglable banget katanya, ditambah dengan rambutnya yang ditata dengan poni, terlihat seperti opa-opa korea.

Aku hanya menggeleng ketika membayangkan Aksara dengan Kim Taehyung yang merupakan biasku dari salah satu anggota personil BTS, akh..aku benar-benar menyesal karena telah membandingkan keduanya.

Tririring

Suara gemerincing dari pintu depan membuat lamunanku pecah, pandanganku mulai teralihkan lagi pada seorang pria yang tengah bediri di balik pintu cafe.

Pria yang kubilang mirip dengan whitey sebelumnya kini sudah berada di luar.

Kulihat pria itu mengedarkan pandangannya lalu berhenti setelah tak sengaja bertatapan denganku, ia berjalan menuju kaca tempatku dan Aksara berada dari arah luar jendela.

Pria itu berhenti tepat di hadapanku, Aksara masih saja sibuk dengan penjelasannya namun kini aku sibuk beradu pandang dengan pria bermata coklat itu.

Tangannya bergerak menuju kaca dan menuliskan sesuatu disana.

A
Z
R
A
E
L

Apa maksudnya?

Setelah pria itu menuliskan hal yang tidak aku mengerti, ia pun beranjak pergi dan segera menghilang di pertigaan jalan raya.

"Gimana, ada lagi yang kamu ngga ngerti? "

Pertanyaan Aksara pun lewat begitu saja dari pendengaranku karena waktu seakan berhenti setelah kejadian tadi.

Apa yang dimaksud pria itu dengan Azrael? Apa Azrael itu adalah namanya? Kenapa ia tiba-tiba memberitahukan namanya padahal aku tidak mengenalnya?

Begitu banyak pertanyaan yang muncul dalam pikiranku, tapi aku tak pernah tahu apakah aku akan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Apakah ini sebuah awal yang tidak aku ketahui? Ataukah hanya sebuah keisengan semata yang menyenangkan?

Aku harap dapat segera mengetahui kebenaran tersebut.

° see you in the next chapter

Update setiap minggu

Jangan lupa untuk meninggalkan coment, like dan vote nya 💋

My Beloved AutophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang