Hari ini langit kembali memperlihatkan cerahnya cahaya matahari seperti biasanya setelah kemarin tertutup awan dengan hujan yang mengguyur habis kota ini.
Bumi kembali semangat menopang langkah-langkah rapuh para jiwa yang bertebaran di atasnya, Setelah kemarin diguncang badai yang berusaha membuat pertahanannya runtuh.
Hari ini rasanya aku tidak ingin kemana-mana. Lagipula aku tidak kebagian jadwal mengajar hari ini.
"Tapi bosan juga kalau cuma tinggal dirumah aja."
"Bosan?" Tanya mama yang berjalan keluar dari dapur.
" Temenin mama yuk belanja dipasar ." Lanjutnya
"Lagi malas keluar mah." Ucapku cemberut sambil merosot ke sofa di ruang tamu.
"Loh katanya tadi bosan dirumah?"
"Iya bosan sih tapi malas juga kalau harus keluar."
"Ck dasarnya aja kamu nggak mau jauh-jauh dari rebahan." Kata ayah yang sibuk entah mencari apa.
"Ma kunci mobil papa mana?"
"Loh perasaan papa pegang deh tadi." Jawab mama.
"Papa mau kemana?" Tanyaku.
"Mau jalan sama mama."
"Mau ninggalin nih ceritanya? Yaudah pergi aja sana." Kataku pura-pura ngambek.
"Ngambek? Bukannya kamu sendiri yang bilang lagi malas keluar ya?"
"Bukan berarti juga harus ditinggalin sendirian di rumah. Tambah bosan dong enggak ada orang. Eh mama sama papa malah asik-asikan berduaan di luar."
"Hehehe makanya mending ikut mama belanja."
"Alah dianya mah mana mau. Dasar tim kaum rebahan." Sahut papa.
"Papaaaa." Papa hanya terkekeh melihat wajah memelasku.
"Yaudah tunggu bentar aku ganti baju." Lanjutku
"Loh kamu mau kemana?" Tanya papa
"Mau ikut." Jawabku dengan muka polos
"Loh yang ngajak kamu siapa? Papa kan cuma mau jalan berdua sama mama."
" Yaudah nggak jadi ikut." Kataku kesal.
"Papa udah dong. Nggak kok sayang kamu boleh ikut. Sana gih ganti baju kamu. Mama tunggu." Jawab mama yang kulihat papa hanya terkekeh.
"Jangan dekat-dekat sama papa mah. Papa suka modus."
" Dih yang penting mah papa sama mama udah halal, jadi bebas. Nggak sendirian kayak kamu." Kata papa diiringi kekehannya.
Hal itu membuatku tambah kesal saja dan aku berjalan menuju kamarku tanpa peduli dengannya yang sedang tertawa.
"Udah pa nanti ngambek beneran."
"Iya mah bercanda kok."
"Yaudah mama siap-siap dulu."
Kami berangkat dengan mengendarai mobil kecepatan sedang karena sedang macet. Taulah Jakarta kayak gimana. Setelah sampai, papa menepikan mobilnya.
" Yakin mama turun disini aja?" Tanya papa.
" Iya pa disini aja. Soalnya didepan pasti macet. Nanti papa nggak bisa putar balik lagi."
"Yaudah hati-hati ya."
" Papa juga hati-hati." Kata mama sambil menyalami papa.
"Loh masih ngambek?" Goda papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Terindah Dari Tuhan
SpiritualTak ada yang tau seperti apa kedepannya. Apalagi kalau menyangkut urusan hati. Karena hanya takdir yang mengetahui segalanya dan waktu yang akan menjelaskannya. Ini bukan masalah cinta, tapi ini masalah waktu. Waktu yang telah menciptakan peradaban...