One

2.9K 165 79
                                    

"Surprise! Eh, ada tamu ya rupanya?" ujar Audriana terkejut. Ia tak menyangka, niatnya memberi kejutan untuk sang kakak malah membuat dirinya sendiri terkejut atas perbuatan yang dilakukan oleh kakak lelakinya ini. Di hadapannya, ia melihat sang kakak tengah bermesraan dengan seorang wanita cantik yang pakaian serta dandannya sudah tak bisa lagi ia jelaskan kondisinya.

"Odi! Ngapain kamu kesini?" sentak Andaru terperanjat. Kaget bukan main saat melihat adik semata wayangnya memergokinya dalam keadaan yang tidak sepantasnya.

"Ya, ngunjungin Kakak-lah. Kakak, tahu kan kalau kakak udah seminggu nggak pulang ke rumah dan tanpa kabar?" tegur Audriana.

"I-itu ...," jawab Andaru putus-putus.

"Padahal, Mama, Papa, dan aku kan khawatir sama Kakak," lirih Audriana.

"Tapi, kamu kan bisa telepon dulu, Di. Bukannya main masuk ke ruang kerja Kakak begitu aja," bantah Andaru.

"Mau hubungi kemana, Kak? Orang ponsel Kakak aja susah dihubungi." Audriana menjeda kalimatnya sejenak, "ya, makanya aku kesini. Buat ketemu Kakak."

"Nah, kan sekarang udah ketemu," jawab Andaru enteng.

"Maksud aku, aku itu pengennya ketemu Kakak doang. Nggak beserta yang lainnya," lanjut Audriana dongkol.

Sejenak, ia perhatikan sang wanita dari ujung kepala hingga kaki dengan tatapan menilai. Terlihat jelas dimatanya, bahwa wanita itu bukanlah wanita yang sepadan untuk kakaknya. Lihat saja dadanan menornya itu, benar-benar membuatnya sakit mata saja!

"Kakak udah kasih kabar, kok. Mama juga tahu, kalau seminggu ini kakak banyak jadwal pemeriksaan di rumah sakit. Makanya, kakak belum bisa pulang," ujar Andaru bersikeras.

"Iya, pemeriksaan tubuh luar dalam, kan?" balas Audrianaana sinis, sedangkan yang sang kakak terlihat gelisah karena merasa bersalah.

"Odi, Kakak ...,"

"Kak, ini temennya dianggurin gitu aja? Nggak disuruh duduk atau dikasih minum? Kasian atuh kak. Masa temennya hanya diem, mojok di pinggiran?" potong Audriana, sembari menjeda sejenak kalimatnya. "Atau mau aku aja yang nyuruh dia duduk?" tawarnya cepat.

"Eh, nggak usah-nggak usah, dia bisa duduk sendiri, kok," balas kakaknya gelagapan. Persis seperti seorang pria yang tertangkap basah sedang bermain mata dengan asistennya sendiri. Serba salah, namun juga tidak bisa membela dirinya sendiri.

"Sini, duduk di samping aku," panggil Audriana dengan ramah, ketika ia melihat wanita itu dengan kikuk mengikuti saran kakaknya.

"Nggak apa, kok. Duduk aja sini, di sebelah aku. Aku nggak jahat, apalagi gigit," ujar Audriana berkelakar. Lalu dengan pelan ia berbisik, "tapi, ngejambak doang."

"Ehem!" deham Andaru dengan tatapan memperingatkan. Namun, bukannya merasa bersalah, Audrianaana justru menampilkan cengiran lebarnya kepada sang kakak yang jelas-jelas mendengar bisikan mengancamnya tadi.

"Hai! Kenalin, aku Ana. Adiknya Kak Andaru," sapa Audriana ramah.

"Salam kenal juga Ana. Aku Vinka, em ... aku ...," jeda sang wanita kebingungan.

"Dia pacar aku, Di," timpal Andaru.

"Pacar kakak?" tanya Audrianaana dengan gestur terkejut yang dibuat-buat, "ya, ampun kak. Bilang dong, kalau udah punya pacar. Kenapa sih kakak pake sembunyi-sembunyi kaya gini? Kakak malu sama pacar kakak? Wong pacarnya cantik gini, tapi kalau dibandingin sama yang minggu lalu sih, masih cantikan yang minggu lalu kak. Ups!"

"Odi," geram Andaru dengan suara tertahan. Hancur sudah prospek pacarannya dengan gadis cantik itu. Ya, bagaimana nggak hancur, orang udah di acak-acak sama adik tersayangnya ini.

Unexpectedly Yours [Ready to Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang