Bagian Dua🍁

119 74 20
                                    

jika rasamu padaku sebelumnya hanya kebetulan mengapa perasaanku secara sengaja untuk tetap menyayangimu?

Hari ini adalah hari terakhir Nesya OSPEK, Dan yaa dua hari belakangan ini dia sudah dekat dengan Difa teman barunya.

Hari ini ia berangkat dengan Raka sang Papa. "Gimana kuliah kamu dek?." Tanya Raka di tengah perjalanan mereka.

Nesya mendengus perlahan. "Ya gitu deh Pah baik sih aku punya temen baru dia baiikk banget sama aku, Tapi yang buat aku gak sukanya aku satu kampus Sama someone." Ucap Nesya sambil menatap jendela.

Raka melirik kearah Putri bungsunya sejenak dan mengelus puncak kepala Nesya sambil tersenyum. "Kenapa?hem?kok kamu gak seneng?."

"Ya gimana mau seneng Pah? kalau dia ramah sama aku sih aku bakal bahagia luar dalem lah ini? dia pura pura gak kenal, kan hati aku jadi broken."

Saat lampu lalu lintas sedang berwarna merah, Raka melihat Putrinya dan tersenyum hangat, "Sayang dengeri Papah ya, Kamu jangan terlalu mikiri cinta cintaan, Kamu harus fokus sama tujuan masa depan kamu, karna kalau nanti kamu uda sukses kamu gak perlu ribet mikiri cowok, karna cowok itu sendiri yang bakal dateng ke kamu." Jelas Raka sambil memegang tangan kanan Nesya dan mencium puncak kepala Gadis itu.

Nesya tetap diam sambil terus bergelut dengan fikirannya. Di dalam hati dan fikirannya ia ingin berkata "tapi papa gak ngerti perasaan aku." Tapi tentu saja ia tidak mengatakannya. Bukan karna ia takut hanya saja dia tidak berani untuk menjawab perkataan Raka.

Setelah hampir 1 jam perjalanan dari rumah hingga kampusnya. Nesya berhenti di depan gerbang Universitas Negri yang cukup terkenal itu.

Setelah berpamitan dengan Raka, Nesya berjalan menuju lapangan karna hari ini adalah hari terakhir OSPEK untuk Nesya dan tentunya ia tidak ingin telat.

Saat Nesya berjalan di sekitaran lorong kampus, secara tidak sengaja Nesya bertemu dengan Pria yang secara terang terangan ingin menjauhinya. Dengan langkah yang semakin di percepat Nesya mengejar Pria itu dan menahan pergelangan tangannya sehingga membuat si empunya otomatis berhenti.

Dengan senyum canggung Nesya menyapa Pria di hadapannya ini. "haiii dit." Sapa Nesya semangat, Namun sang pemilik nama hanya diam tanpa memperdulikan Nesya yang sudah berjalan di sebelahnya.

Nesya sudah tau ini akan terjadi, dan akhirnya ia memperlambat langkahnya memberi celah agar Radith berjalan mendahuluinya.

Nesya hanya menatap sendu punggung yang telah berlalu dari hadapannya itu. "Seandainya waktu bisa diulang gue gak bakal ngecewain lo Dhit." Ucap Nesya lirih dengan mata yang sudah membentuk genangan air itu.

"Nesya!!! Kamu dari mana sih? lama banget datengnyaa udah mau mulai tau OSPEK nyaa ntar kalau kamu telat mau dihukum?." Cerocos Difa setelah Nesya berada di sebelahnya. Nesya hanya tersenyum melihat tingkah teman barunya ini. "Yaelah Dif bawel banget sih gak bakal telat guee enggak." Katanya sambil diselingi tawa. Namun tawa Nesya hilang setelah melihat Radith yang berada tak jauh dari tempatnya berada. Pria itu menatap Nesya dengan tatapan datar. Sangat berbeda dengan tatapan beberapa bulan yang lalu.

••••

Radith Syahreza

Pria tampan yang memiliki sejuta kepribadian. Radith merupakan seorang Pria yang hangat dan sangat humoris. Dia juga merupakan sahabat Nesya sejak Smp. Namun hanya karna sebuah perasaan pertemanan mereka pun hancur dengan sendiri nya.

"Woii Dhit lo kenapa diem diem baee, Tumben gak ngoceh kek burung beo?." Tanya Angga sahabat sekaligus saudara Radhit. Radhit mengalihkan pandangannya dan beralih menatap Angga sambil mendecak sebal "Ck apaan sih lo ganggu aja. Gue lagi liatin kakak senior kita yang cakep."

"Liatin kakak senior atau mantan gebetan?." Tanya Angga dengan seringai jail di bibirnya. "Sumpah Ga rasanya gue pengen ngebunuh lo detik ini juga!!!."Seru Radhit yang sudah menahan emosi melihat kelakuan temannya yang satu ini.

Sedangkan Nesya? jangan tanya, dia hanya memperhatikan Radhit dengan  jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat ia duduk seķarang. "kenapa gue harus jumpa lo lagi sih" Ucap Nesya lirih.


••••

Hari ini masa OSPEK Nesya berakhir dan sekaligus dia sudah resmi menjadi Mahasiswa di Kampusnya tersebut. "Yaampun Dif sumpah deh gue capek banget. Gila gilaa tu kakak senior ngasi hukuman." Nesya terus bergerutu sejak keluar dari lapangan tempat diadakannya Masa Ospek.

Difa hanya tersenyum melihat tingkah Nesya. Menurut nya Gadis yang dihadapannya ini merupakan Gadis yang super supel dan periang.

Ditengah perjalanan nya Nesya melihat cowok yang beberapa bulan ini terus mengganggu fikiran dan hatinya, yaa siapa lagi kalau bukan Radiht!. Belum sempat Nesya mengapa nya Radhit sudah membuang tatapannya dari Nesya. miris.

Difa yang melihat raut muka Nesya yang sudah tak seperti tadi pun hendak bertanya namun terhenti saat Nesya sudah menarik tangannya menuju kantin.

Nesya dan Difa memasuki kantin dan memesan semangkuk somay dan 2 porsi bakso urat. Jangan tanya itu siapa tentu saja Nesya. Gadis itu memakan ke dua porsi baksonya sangat lahap. "Sya kamu kenapa? lapet atau doyan? kok makannya kaya orang ga makan 3 hari aja."
"ghuwe nyaghi ghalau." Kata Nesya dengan mulut yang penuh dengan bakso. Difa menggelengkan kepalanya melihat tingkah aneh teman barunya ini. "Kamu makan aja dulu baru ngomong jangan ngomong sambil makan nanti keselek." Nesya hanya mengangguk mendengar ucapan Difa.

Acara makan di kantin tadi selesai. Dengan Nesya menghabiskan 2 porsi bakso urat pedas. Dan berakhirlah ia harus mondar mandir toilet mengeluarkan sisa makanannya.

"Sya kamu gapapa?muka kamu pucet banget itu. Mau aku anter kamu pulang?."Tanya Difa khawatir melihat Nesya pucat seperti mayat hidup. Nesya hanya mengangguk mengiyakan. Toh ia memang benar benar lemas apalagi Maag nya kumat karna terlalu banyak makan cabe tadi.

Radhit berjalan mengelilingi koridor Kampusnya. Ia tak berniat pulang, Ntah kenapa dia memikirkan gadis yang jelas jelas ingin ia lupakan. Ya siapa lagi kalau bukan Anesya.

Radhit berjalan menuju kantin untuk mengisi perut nya yang sudah keroncongan sejak tadi. Namun saat menuju kantin, Radhit melihat dua orang gadis yang satunya sedang memapah gadis yang lainnya.

"Haii Dhit." Sapa gadis yang sedang di bopoh oleh sahabatnya itu. "Lo kenapa?." Bukannya menjawab sapaannya Radhit malah balik bertanya.

"Gue gapapa kok tadi cuma kebanyaan makan cabe aja dikantin." Jawab Nesya dengan suara yang parau namun terdengar semangat. Ya dia sangat semangat karna Radhit menanyakan keadaannya. Namun senyum Nesya luntur saat Radhit hanya menjawab "Oh" Lalu berlalu meninggalkannya.

Radhit tak ingin ikut campur karna ia tak ingin gadis itu semakin memiliki rasa yang besar kepadanya. Namun dilain sisi ia tak tega melihat wajah kesakitan gadis itu.

Bukan Radhit jahat. Hanya saja Radhit tidak ingin menambah sakit di kedua hati mereka. Jadi Radhit memutuskan untuk pergi dari hadapan gadis itu.


~~~

hohoooo jangaj bosen yaa baca cerita aku:v
ajak juga temen temennya buat baca😊

yang udah mampir jangan lupa buat vote oke😘

Tertanda Orang Yg Belum Moveon

Afifah Aqila💖

Penyesalan🍁[Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang