Malam harinya Nesya pergi kerumah Cindy.
Nesya menuruni tangga dengan menggunakan Baju lengan panjang berwarna putih, dengan celana panjang berwarna coklat susu dan di padukan dengan menggunakan sepatu kets.
Nesya menuju ruang keluarga untuk mencari sang Mama. "Ma.... Eca mau kerumah Cindy... gatau pulang tahun kapan." Kata Nesya sambil nyengir memperlihatkan sederet gigi putihnya.
Pletok
(Uda tau kan itu suara apa?:v)"lo mau pindah rumah gak pulang pulang?." Tanya Defa menggetok kepala adik semata wayangnya itu.
Nesya mempoutkan bibirnya sambil mengelus kepalanya yang di getok sang kakak. "Maa..Paaa..liat tuh kak Defa gak bisa mencerminkan sikap yang baik sama adiknya." Adu Nesya memasang wajah sok sedih.
"Abang malem ini gausah tidur dirumah ya.." Ancam Karin menatap putra sulungnya itu.
"Sukuriinnnn." Teriak Nesya tepat di wajah Defa dan tertawa kencang lalu berlari menjauhi keluarga nya setelah berpamitan dan mencium kedua orang tuanya.
••••
Sekitar 15 menit Nesya mengendarai motor yang di belikan oleh sang Mama pada hari ulang tahunnya tahun lalu.
"Haiiii gaiss iam coming." Teriak Nesya yang belum turun dari motornya.
Ya.. Febri dan Cindy sudah memunggunya di teras rumah milik Cindy. Sudah beberapa tahun ini rumah Cindy merupakan basecamp setia mereka bertiga. Dan itu tentu saja atas dasar kemauan dari Nesya.
"Caa lo telat ih datengnya dia baru aja keluar bareng anak komunitasnya." Kata Febri sambil membuka bingkisan yang di bawa Nesya.
Nesya mempoutkan bibirnya kesal. Padahal kan dia kesini murni ingin berkumpul bareng sahabat sahabatnya ini, lalu kenapa mereka malah membahas Radith?.
Dia yang di maksud Febri adalah Radith. Radith memang merupakan salah satu anggota komunitas terkenal di daerah mereka. Karna terkenal ke solidaritasnya dan merupakan komunitas yang mengurus berbagai amal bakti.
"Ya kali aja lo pengen jumpa dia juga." Cindy mengletakkan martabanya lalu melihat Nesya sebentar. "Lo masih suka dia Nes?." Tanya Cindy dengan nada serius.
Nesya hanya menghela nafas lalu mengangguk tanda iya. Mereka berdua hanya geleng geleng melihat sahabatnya yang satu ini. Entah sudah ke berapa kali ia sakit hati, tapi tetap tidak bisa move on sepenuhnya.
"Ness mau sampek kapan sih lo berharap terus terusan sama dia? gak capek apa? dia suka sama lo aja mungkin khilaf, lah elo? suka sama dia sampek sedalam ini." Sekarang giliran Febri yang menceramahi Nesya. Kalau teman temannya sudah memanggilnya dengan nama asli berarti mereka sedang dalam mode serius.
"Gue juga gak mau punya perasaan kek gini sama diaa, tapi kalian tau kalo gue udah berusaha semampu gue buat ngelupain diaa tapi gak bisaa, gue kenal dia gak sehari dua harii, 3 tahun gue deket sama dia, kita tuker posisi kalo kalian jadi gue pasti kalian bakal tau rasanya gimana." Kata Nesya bak krera api dan mungkin saat mengatakan itu ia sampai lupa bernafas.
Kalau sudah begini teman temannya tidak bisa berkata apapun lagi, menurut mereka percuma memberi nasehat untuk si ratu bucin itu, dia gak bakal mau ngikuti saran dari kedua nya bahkan dari semua yang udah ngasi saran.
Suasana di antara mereka bertika hening. Masing masing sibuk dengan fikirannya masing masing.
Nesya terlalu sibuk dengan fikirannya, bergelut dengan hati dan logikanya. Sampai Febri menepuk pundaknya. "Noh your prince lewat." Kata Febri sambil menunjuk kearah depan dengan menggunakan kedua bola matanya.
Nesya sontak mengembangkan senyuman di pipinya sehingga membuat sebuah lengkungan yang dihiasi lesung yang manis.
Dengan sigap dan penuh semangat Nesya menyapa Radith. "Radithh!!! Lo mau kemana?." Kata nya sedikit berteriak. Radith lagi lagi menghela nafas kasar tanpa memperdulikan pertanyaan gadis di hadapannya.
Tanpa menoleh atau menjawab pertanyaan Nesya, Radith pergi begitu saja dari hadapan gadis itu. Membuat Nesya lagi lagi harus tersenyum miris.
Febri dan Cindy yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Mereka heran melihat gadis yang berasama mereka ini. Sebenarnya hatinya terbuat dari apa sih?.
"Caaa udah dong ngapain sih syedih syedihhh mending kita makan martabak yang manis iniii." Kata Febri menyodorkan Martabak Coklat yang ada di tangannya berniat menyupkan ke sahabatnya. Nesya menggeleng, menolak makanan dari Febri.
"Yaudah sih kalo lo gak mauu lumayan ya kan Feb makan gratis." Febri dan Cindy makan dengan lahapnya menyantap makanan di hadapannya.
"Lain kali bawa sate atau enggak duren ya makk." Pinta Febri dengan tetap mengunyah martabaknya.
Bukan mereka tidak memperdulikan perasaan Nesya yang sedang sedih tapi mereka hanya tidak mau memberi Nesya pencerahan karna itu bakal percuma. Gadis itu sudah memasuki tingkat bucin level akut.
Lagi lagi Radith lewat di hadapan mereka bertiga, dan kali ini Nesya tidak berniat menyapa atau pun mengeluarkan suara.
"Wahhh enak tuhh, bagi bagi laa." Radith datang dan mencomot makanan yang di pegang Cindy.
Cindy menggetok kepala Radith."Wah... resee dasar sepupu lucnut."
Nesya yang melihat itu tersenyum membranikan diri untuk mengajak Radith bicara. "Iyaa rese lo Dhit kan masih ada tuh disitu malah asal comot." Kata Nesya memaksakan tawanya.
Radith hanya tertawa singkat sebagai formalitas. "Apasih Ca ikutan aja."
Nesya tertawa senang dan membalas perkataan Radith. "Yeee suka suka dong." Dia senang mendengar nada bicara Radith seperti saat mereka SMA dulu. Selalu ada pertengkaran setiap mereka bertemu.
"Dasar Caca marica heii heii." Ledek Radith sambil mengelus puncak kepala Nesya sambil berlalu.
Sedangkan Nesya?? Ingin rasanya dia berteriak sangking bahagianya. Nesya tertawa senang dan loncat loncat di depan sahabat sahabatnya itu. "Sumpah sumpahhh gue seneng bangettttt aaaaaa ngeflyy aku tuuu."
Tanpa ada yang menyadari Radith masih memperhatikan tingkah menggemaskan dari Nesya.
"Kenapa baru sekarang lo suka gue?." Batin Radhit. Lalu meninggalkan rumah sepupunya itu.~~~~
Sebenernya perasaan Radith ke Nesya itu gimana sih? Kaya di kasi harapan tapi habis itu di jatuhkan:(
Btw Radhit manggil Nesya itu Caca
dan yang buat Nesya bahagia itu bukan cuma karna di elus palanya tapi karna juga di panggil caca maricaAfifah Aqila💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan🍁[Hiatus]
ActionDeskripsinya ntar ajaa kalo penasaran langsung mampir aja ya:) "kalau akhirnya begini aku akan berfikir 2 kali untuk semunya" #fiksi #Anesya Sharma #Radithya Syahreza