Malam ini amarahku meluap lagi ketika tunanganku yang selama ini kujaga dalam hatiku berkhianat.
Di pesta pernikahan Jeongyeon yang merupakan temanku sejak SMA, aku terus menatap tajam ke arah wanita yang kini sedang tersenyum manis kepada kedua mempelai
Sebelumnya aku masih di sini, dengan gelas berisikan jus jeruk di tangan kiriku. Aku duduk terkulai lemah tak berminat di dekat meja penuh makanan dan menatap si wanita
Ya perkenalkan wanita itu adalah orang yang sudah ku pasangkan cincin yang sama dengan yang kupakai sekarang, alias tunanganku. Setelah berbulan-bulan pergi ke Jepang untuk pekerjaan, ia kembali dan bersikap aneh, kemudian menghilang selama 2 minggu dan aku harus bertemu dengannya saat ini, di pesta perkawinan teman kami, aku sendiri, dia bersama seorang lelaki yang tidak pernah kukenal
Kuletakan gelas ini, sedikit airnya tumpah mengenai meja karena kubenturkan dengan keras. Aku berjalan dengan rasa marah menghampirinya, semakin dekat semakin cepat langkahku
Tepat ketika berada di belakang tunanganku, tangannya yang ia lipat di dada kutarik dengan paksa, ia menjerit, terkejut, mungkin. Wajahnya menatap dalam kehadiranku, ia seperti tidak menyangka jika aku ada di sana, dan aku berkata "surprise!!" dengan senyum licik yang kusunggingkan
Kulihat bibir tunanganku bergetar, dan orang-orang di sana tidak mengerti apa yang terjadi "Chaeyoung?" ia begitu gugup menyebutkan namaku
Dua minggu yang lalu kami masih bersama, begitu mesra berpelukan dalam satu ranjang dan melupakan kalau pagi akan tiba, dan sekarang? Kau seperti tidak mengenalku "terkejut?" balasku
Aku tidak mencengkeram terlalu kuat, sehingga ia dengan mudah melepaskannya. Kukira akan lari, tapi ternyata dia menarik lenganku dan membawaku pergi meninggalkan kerumunan yang menatap kami dengan penuh pertanyaan
Sepanjang berjalan aku dapat mendengar Jeongyeon menahan laki-laki yang tadi bersama tunanganku
Oh yang benar saja, banyak tempat yang bisa kita tuju dan dia memilih toilet perempuan? Yah setidaknya lebih baik dari pada toilet laki-laki
Ia memejamkan mata sebentar sebelum menarik napas dan mengeluarkan suaranya "bagaimana kamu bisa datang?, Jeongyeon bilang kamu nggak akan datang"
Kurasa Jeongyeon memang sahabatku
Aku melepaskan tanganku darinya, bukan karena tak mau ia sentuh, tapi karena cengkeramannya kuat juga, tanganku sakit. Aku menggertakan gigiku "kamu nggak berhak mengatakan itu Myoui! Aku berteman lebih dulu dengannya" tanpa mengalihkan sedikitpun pandanganku pada matanya
"jelaskan!" suaraku bergetar
"apa yang harus kujelaskan?" dia masih bertanya, tapi kini tak berani ia menatap mataku
"Kamu menghilang 2 minggu, dan-" aku melirik pada jari manisnya yang kosong tanpa ikatan kami sebelumnya "bahkan kamu tidak memakai cincin kita" kalimatku hampir tidak terdengar karena kuucapkan begitu pelan, aku tidak mampu lagi
Kulihat berkali-kali ia menelan ludahnya dan mencoba menjelaskan "kita akhiri saja"
Aku menggeleng cepat "Myoui Min-" tenggorokanku tercekat rasanya
"Yang kubutuhkan adalah penjelasan, aku bukan orang yang akan menghalangi seseorang untuk pergi, tapi setidaknya aku tahu apa alasannya!"
Dia masih bergeming
"kamu tahu? 2 minggu aku mencarimu dengan penuh tekanan, mulai dari pekerjaan, orang terdekat yang tidak mendukungku, lalu aku melapor pada polisi, aku dipecat padahal baru saja diangkat ke jabatan yang lebih tinggi, hanya apa? Hanya karena aku terus mengkhawatirkan dan memikirkanmu! Aku mencari kesana kemari layaknya orang gila tak tahu arah. Jika memang berniat pergi dariku setidaknya aku tahu apa kesalahanku, dan sekarang? Kamu datang ke pernikahan sahabat calon suami yang kamu tinggalkan?! Stupid"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerpen MiChaeng, Twice
Fanfictionkumpulan cerita pendek twice, terutama MiChaeng uwu up sesuai mood wkw