Mama I'm In Love (michaeng)

302 41 22
                                    

(..2..)

Seluruh tubuhku bergetar tak karuan. Kini keringat di tubuhku mengalir deras. Rasa takut menyerangku. Panik

Siapa orang-orang ini. Apa mau mereka dengan keluargaku

"dimana dia?!" desak orang itu. Kini pistol ia acungkan ke arahku

"a-aku tidak tahu maksud kalian" aku benar-benar tak tahu

....Dor!!!

Tidak!!

Dengan tanpa kasihan. Peluru itu menembus kepala adikku. Aku semakin tak berkutik. Air mataku mengalir deras

"jika tak mau memberitahu, giliran ibumu" ancamnya

Tenggorokanku tercekat rasanya. Untuk bicara saja aku tak bisa. Apalagi mencoba memahami maksud mereka

...Dor!!!!

Mereka benar-benar keji! biadab!

Di depan mataku, aku menyaksikan mereka menyiksa keluargaku. Apa salah mereka, apa salahku? kenapa aku harus mengalami ini. Mengapa mereka begitu jahat

"sudah jangan membuang, buang waktu, sekalian saja.."

Aku tak bisa bersuara. Bahkan untuk memohon pun aku tak mampu. Aku seperti lumpuh

Kupejamkan mataku rapat-rapat. Menahan isakanku sebisa mungkin

...Dor!!!

... Dorr!!

...Dor!!!

Bukan sekali. Aku mendengar suara tembakan itu tiga kali. Dan lagi-lagi, tubuhku baik-baik saja

Mataku terbuka perlahan dan mereka sudah tergeletak di lantai

Aku berbalik dan mendapati dia berdiri di belakangku. Menggenggam sebuah pistol dengan rahang yang mengeras

Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah berlari menuju ibu dan adikku. Kujatuhkan tubuh ini dan memeluk keduanya

Bahkan tangisanku tak bisa terdengar saat ini. Tak bisa kujelaskan lagi betapa terpuruknya diriku. Bukan sekadar kesedihan semata. Ini adalah hal terburuk yang aku alami

Aku bangkit. Mencoba mencari handphone untuk menghubungi polisi

"apa yang kamu lakukan?" tanyanya

Aku tak peduli. Aku terus menekan nomor untuk melaporkan semua kejadian ini

"jangan hubungi polisi!! bahaya!!" sergahnya. Dia dengan cepat merebut benda itu dari tanganku

"kembalikan!"

Kami berebut. Aku tak peduli lagi. Aku berusaha sekuat-kuatnya untuk mendapatkan lagi handphone ku. Meski harus berkali-kali terpeleset akibat darah di lantai

Dia tak menyerah. Mendorong tubuhku, hingga aku benar-benar  tak bisa berdiri lagi

"jangan hubungi polisi!" bentaknya lagi

Cerpen MiChaeng, TwiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang