Without Thunder (sachaeng)

461 38 16
                                    

Suara isak tangis mengiringi rintik hujan di tempat penuh duka itu. Tak ada sedikitpun senyum di sana. Hanya kesedihan yang terpampang nyata

Seorang wanita dengan gaun pengantin menangis terisak. Kehilangan bukanlah hal yang mau dirasakan oleh siapapun

Mengikhlaskan? tidak akan semudah membalikan telapak tangan

Tapi mau tidak mau, dia dipaksa rela, dia dipaksa melepaskan. Menanggung luka sendirian karena orang yang dicintainya telah pergi meninggalkan untuk selama-lamanya

Semakin sore semakin sepi makam ini. Menyisakan wanita yang sedari tadi masih menangis dan beberapa kerabat keluarga saja

Rintik hujan berhenti menetes. Sebuah payung telah menghalanginya

"istirahatlah, dia sudah tenang di sana" seorang wanita paruh baya menghampiri wanita tadi

Wanita dengan paras cantik luar biasa. Matanya bulat dengan hidung bangir dan bibir mungil, tampak begitu sempurna. Siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta pada visualnya

Bahkan dalam kondisi hancur seperti saat ini, basah seluruh tubuhnya karena air hujan, wajahnya yang merah sembab dan penuh air mata masih terlihat mempesona

Dia memakai cincin permata, begitu indah menghiasi jemarinya. Sudah berkali-kali sang ibu bahkan keluarga lainnya menyuruh untuk tenang dan beristirahat. Tapi itu sama sekali tidak dia hiraukan

Dia memilih tertunduk di depan makam seorang pria yang baru saja meninggalkan dunia ini, meninggalkannya

Yang dulu berdua kini hanya sendiri. Kata bersama kini tak ada artinya lagi

Hari bahagia berubah secara mendadak menjadi kesedihan yang pasti berujung kesengsaraan

Sengsara karena harus mencintai sendirian

--

Wanita cantik yang masih mengenakan piyama itu berdiri di dekat jendala kamarnya

Merasakan sinar matahari pagi yang bercampur air hujan

Matanya terpejam. Jendela yang sedikit terbuka membuat cipratan air hujan mengenai wajahnya

Sana, namanya. Perempuan 26 tahun yang memiliki ketertarikan pada hujan

"sayang.." seseorang memeluknya dari belakang

Sana tersenyum tanpa membuka matanya dan berbalik untuk membalas pelukan itu

"aku merindukanmu.." ujarnya sembari menenggelamkan wajah pada dada lelaki yang dipeluk

"kan aku di sini" balas lelaki itu

Menjalin hubungan bertahun-tahun dengan seorang lelaki bukanlah hal yang mudah. Tapi setidaknya semua itu mengajarkan banyak hal bagi Sana. Dicintai dan mencintai. Tak ada yang bisa menjelaskan perasaannya. Bahagia, teramat bahagia

Lelaki itu mungkin memiliki usia yang lebih muda, tapi bukan berarti perbedaan itu menghalangi kisah cinta mereka. Karena sejatinya, cinta bukan perkara usia

Son Chaeyoung, pria 24 tahun yang berhasil merebut hati Sana yang terkenal sedingin es. Pribadinya yang lembut dan penuh kasih jelas membuat siapapun jatuh cinta. Bahkan wanita sedingin Sana tak bisa menolak pesonanya

Cerpen MiChaeng, TwiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang