BAGIAN 7

288 21 0
                                    

"Itu dia mereka, Rajawali!" seru Rangga lantang, sambil menunjuk beberapa orang yang bergerak cepat menembus hutan lebat.
Tampak di antara mereka, bergerak paling depan sesosok tubuh yang terus-menerus memancarkan cahaya merah, bagai terselubung api. Mereka tampak jelas sekali bergerak cepat. Dan itu sudah bisa ditebak Rangga, kalau mereka bukanlah orang-orang sembarangan. Tingkat kepandaian yang mereka miliki sudah barang tentu sangat tinggi. Terlebih, mereka kini bukan lagi manusia. Tapi, orang-orang yang sudah mati dan dibangkitkan kembali dengan kekuatan ilmu yang dimiliki si Raja Api.
"Khraaagkh...!"
"Tidak, Rajawali..! Bukan di sini tempatnya. Tunggu sampai mereka tiba di tempat yang cukup terbuka, tapi jauh dari pemukiman...!" seru Rangga keras-keras, agar suaranya bisa mengalahkan angin yang menderu kencang di angkasa.
"Khraaagkh...!"
Rajawali Putih berputar-putar di angkasa. Sementara, Rangga yang berada di punggung burung rajawali raksasa itu terus memperhatikan orang-orang yang bergerak cepat menembus hutan di bawahnya. Dan Pendekar Rajawali Sakti yakin, mereka adalah si Raja Api bersama para pengikutnya. Tidak begitu banyak jumlahnya, hanya sekitar lima belas orang saja. Itu berarti dalam waktu beberapa hari saja, si Raja Api sudah menaklukkan lima belas orang berkepandaian tinggi yang dibunuhnya, kemudian dibangkitkan kembali untuk dijadikan budaknya yang setia.
"Mereka menuju tanah lapang itu, Rajawali...!" seru Rangga sambil menunjuk ke arah sebuah padang yang cukup luas, dengan rerumputannya yang hijau menghampar indah bagai permadani.
"Khraaagkh...!"
"Cepat ke sana, Rajawali. Kita hadang mereka di sana," pinta Rangga, masih dengan suara keras.
Rajawali Putih langsung saja melesat dengan kecepatan dahsyat menuju padang rumput yang cukup luas itu. Dia terus menukik turun dengan kecepatan yang masih begitu tinggi. Dan begitu dekat dengan tanah, Rangga langsung berdiri di punggung raksasa ini. Lalu...
"Hup!"
Dengan gerakan indah dan ringan sekali, Pendekar Rajawali Sakti melompat dari punggung burung rajawali raksasa berbulu putih keperakan ini. Sementara Rajawali Putih kembali melesat tinggi ke angkasa, begitu Rangga menjejakkan kakinya di tanah.
"Khraaagkh...!"
Sebentar Rangga mendongakkan kepala, melihat Rajawali Putih yang kini sudah berada begitu tinggi di angkasa. Tapi, burung rajawali raksasa berbulu putih keperakan itu tidak pergi jauh dan hanya berputar-putar di atas padang rumput ini.
"Hup!"
Sementara Rangga sudah melompat cepat, mempergunakan ilmu meringankan tubuh yang sudah sempurna, mendekati sebongkah batu sebesar kerbau yang ada di pinggiran padang rumput itu. Begitu sempurna ilmu meringankan tubuhnya, sehingga dalam sekali lesatan saja sudah berdiri tegak di atas batu yang sangat besar dan menghitam, yang tertutup lumut itu.
"Hm... Mereka jelas menuju ke sini," gumam Rangga sambil memandang jauh ke depan.
Dari atas batu yang cukup tinggi ini, Pendekar Rajawali Sakti bisa melihat jelas ke arah si Raja Api dan para pengikutnya yang bergerak cepat menembus hutan. Terlebih lagi, Pendekar Rajawali Sakti melihat dengan mempergunakan aji 'Tata Netra', sehingga makin memperjelas penglihatannya dari jarak jauh.
"Hup!"
Dengan gerakan indah dan ringan sekali, Rangga melompat turun dari atas batu ini. Dan begitu kakinya menjejak tanah, tubuh Pendekar Rajawali Sakti langsung membungkuk. Lalu kembali tubuhnya ditegakkan langsung diamatinya keadaan sekeliling beberapa saat. Kemudian, bergegas dicarinya tempat berlindung yang cukup baik untuk menanti si Raja Api.
"Hm.... Semak ini cukup melindungi diriku," gumam Rangga setelah berada dalam semak belukar yang memang cukup melindungi diri dari penglihatan.
Tidak lama Rangga menunggu, Si Raja Api sudah terlihat bersama para pengikutnya yang berjumlah sekitar lima belas orang. Dari pakaian yang dikenakan, sudah bisa diduga kalau mereka adalah orang-orang persilatan yang berkepandaian tinggi. Tapi dari raut wajah mereka yang pucat dan pandangan mata yang kosong, juga bisa dipastikan kalau mereka sebenarnya sudah mati. Tapi kemudian mereka dibangkitkan kembali dengan ilmu yang dimiliki si Raja Api.
Rangga menanti dengan penuh kesabaran. Pikirannya bisa menebak, si Raja Api mengambil jalan yang menuju sebuah desa yang berada tidak seberapa jauh lagi dari padang rumput ini. Dan sudah pasti kedatangannya ke desa-desa hanya untuk mencari orang-orang berkepandaian tinggi, dan melakukan sepak terjang yang ganas di seluruh permukaan bumi ini. Hal itulah yang tidak diinginkan Rangga.
"Hup!"
Begitu si Raja Api dekat, cepat sekali Rangga melompat keluar dari tempat persembunyiannya. Begitu indah dan ringan gerakannya, hingga membuat si Raja Api tersentak kaget. Cepat langkahnya dihentikan. Dan mereka yang berada di belakang si Raja Api itu segera bergerak mengepung Pendekar Rajawali Sakti tanpa diperintah lagi. Sedangkan si Raja Api tetap berada tepat di depan Rangga.
"Ghrrrr...!"
Si Raja Api menggeram pelahan, dengan bola mata berkilatan merah bagai hendak memancarkan api yang akan menghanguskan tubuh Pendekar Rajawali Sakti. Tapi, Rangga sendiri tetap berdiri tenang, membalas tatapan si Raja Api itu dengan sinar mata yang sangat dingin.
"Sudah kuduga, kau pasti akan mengejarku sampai ke sini, Pendekar Rajawali Sakti. Aku akan merasa senang sekali kalau kau dengan sukarela sudi bergabung bersamaku," terdengar begitu dingin dan datar nada suara si Raja Api.
"Kau hanya bermimpi bisa mengajakku bekerjasama dengan iblis sepertimu, Raja Api," sambut Rangga tegas, tidak kalah dingin nada suaranya.
"Ha ha ha...! Kau akan menyesal berkata begitu, Pendekar Rajawali Sakti. Kau lihat sendiri, tidak ada seorang pun manusia yang bisa mengalahkan aku. Apa tidak kau sadari, siapa aku sebenarnya..? Aku putra Dewa Api yang menguasai seluruh api di jagat ini. Kau tidak akan mampu mengalahkan aku, Pendekar Rajawab Sakti. Sebaiknya, serahkan saja diri dan nyawamu padaku. Ha ha ha..."
"Kau bisa membunuhku, Raja Api. Tapi jangan harap bisa menguasai jiwaku," tandas Pendekar Rajawali Sakti.
"Ghrrr ! Kau akan menyesal, Pendekar Rajawali Sakti," desis si Raja Api menggeram dingin.
Rangga hanya tersenyum tipis dan sinis. Dan memang, Pendekar Rajawali Sakti tidak akan bisa bekerjasama dengan siapa saja yang bertindak brutal, membunuh orang sembarangan saja tanpa peduli. Terlebih lagi, Pendekar Rajawali Sakti sudah melihat sendiri akibat dari pembantaian si Raja Api ini. Dan tentu saja dia tidak akan mungkin tinggal diam. Walau nyawa sekalipun taruhannya.
"Bunuh manusia keparat ini...!" seru si Raja Api lantang menggelegar memberi perintah.
"Ghraaagkh...!"
"Aaarhkh...!"
Belum lagi menghilang teriakan si Raja Api dari pendengaran, lima belas orang yang sebenarnya sudah menjadi mayat itu langsung saja bergerak cepat menyerang Pendekar Rajawali Sakti. Namun dengan gerakan gesit sekali, pemuda berbaju rompi putih itu melesat berputar sambil melepaskan beberapa kali pukulan keras disertai pengerahan tenaga dalam tinggi. Namun sungguh tidak diduga, mereka bisa berkelit cepat, menghindari setiap pukulan Pendekar Rajawali Sakti. Bahkan dengan cepat bisa menyerang semakin dekat, mengepung pemuda berbaju rompi putih ini. Dan mereka langsung memberi serangan-serangan dahsyat dari segala arah.
"Hup! Hiyaaat...!"
Rangga sudah menyadari kalau lawan-lawannya bukan tandingan yang bisa dipandang sebelah mata. Maka, dia tidak mau tanggung-tanggung lagi langsung dipadukannya jurus 'Seribu Rajawali' dengan jurus 'Pukulan Maut Paruh Rajawali'. Begitu cepat gerakan Pendekar Rajawali Sakti, sehingga seakan-akan menjadi banyak jumlahnya. Tubuhnya seperti berada di setiap tempat, yang membuat lawan-lawannya jadi kelabakan sendiri.
Saat itu juga, Rangga melepaskan pukulan-pukulan dahsyat dari jurus 'Pukulan Maut Paruh Rajawali' tingkat terakhir, yang membuat kedua kepalan tangannya jadi merah membara. Dan setiap pukulan yang dilepaskan, menimbulkan lesatan cahaya merah yang begitu dahsyat, bagaikan kilatan cahaya petir yang menyambar dari angkasa.
"Hiya! Hiya! Yeaaah...!"
Jeritan-jeritan panjang disertai raungan keras seketika terdengar, bersamaan dengan terjadinya ledakan-ledakan yang begitu menggetarkan jantung akibat pukulan-pukulan dahsyat Pendekar Rajawali Sakti ke arah para pengikut si Raja Api. Tampak mereka berpelantingan ke udara, dan terbanting keras ke tanah dengan tubuh hangus seperti terbakar.
Dalam beberapa gebrakan saja, sudah lima orang yang tergeletak tidak bangun lagi, terkena pukulan dahsyat Pendekar Rajawali Sakti dari jurus 'Pukulan Maut Paruh Rajawali' tingkat terakhir. Begitu dahsyat jurus gabungan yang dikerahkannya, hingga membuat para pengikut si Raja Api jadi berpencaran menjauh. Bahkan lima orang dari mereka sudah tidak bisa bangkit lagi, dengan tubuh hangus seperti terbakar.
"Ghrrr...!"
Si Raja Api jadi menggereng marah, melihat lima orang pengikutnya ambruk hanya dalam beberapa gebrakan saja. Sungguh tidak disangka kalau Pendekar Rajawali Sakti yang dianggapnya masih terlalu muda, ternyata memliki kepandaian begitu dahsyat. Bahkan pukulan yang dilepaskannya bisa menghanguskan tubuh manusia yang terkena.
Sementara, Rangga sendiri berdiri tegak dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Bibirnya tampak menyunggingkan senyum tipis, tapi sorot matanya begitu tajam menatap lurus pada si Raja Api yang semakin membara seluruh tubuhnya. Dan kemarahan yang amat sangat akibat dari tindakan Pendekar Rajawali Sakti itu barusan pada lima orang pengikutnya, membuat tubuhnya makin membara.
"Kubunuh kau, Pendekar Rajawali Sakti! Ghraaaugkh...!"
Sambil menggerung keras menggetarkan, si Raja Api langsung saja melompat menyerang. Dan seketika satu pukulan dilepaskan dengan kecepatan bagai kilat mengarah langsung ke dada pemuda berbaju rompi putih itu. Namun sebelum pukulannya sampai, melesat satu kilatan merah yang meluruk begitu cepat dari kepalan tangan si Raja Api yang menjulur ke depan. Sesaat Rangga agak terkesiap. Namun cepat meliukkan tubuhnya menghindari dengan gerakan manis sekali.
"Haiiit...!"
Serangan yang gagal, malah membuat si Raja Api semakin bertambah berang saja. Maka serangannya makin meningkat dengan jurus-jurus yang begitu cepat dan berbahaya. Sehingga Rangga terpaksa harus berjumpalitan, meliuk-liukkan tubuhnya menghindari setiap serangan yang cepat dari segala arah.
Dari gerakan-gerakannya yang seperti tidak beraturan, jelas kalau Rangga tengah mengerahkan jurus 'Sembilan Langkah Ajaib'. Satu jurus andalannya dalam menghindarkan diri dari serangan lawan. Dan memang, jurus itu sangat ampuh terbukti, tidak ada satu serangan pun yang berhasil menyentuh tubuh Pendekar Rajawali Sakti.
"Ghrrr...! Keparat!"
Si Raja Api semakin bertambah geram melihat tidak satu pun dari serangan-serangan yang dilancarkannya mengenai sasaran. Semua serangan yang dilancarkan dapat dengan mudah dimentahkan Pendekar Rajawali Sakti. Sementara si Raja Api semakin meningkatkan daya serangannya. Hingga setiap pukulan yang dilepaskan, selalu menimbulkan sambaran api yang begitu panas menyengat kulit. Bahkan udara di sekitar pertarungan itu sendiri semakin terasa menipis.
"Hm... Kalau terus begini, aku bisa kehabisan napas...," gumam Rangga dalam hati.
Tampaknya Pendekar Rajawali Sakti sudah bisa menyadari kalau keadaan seperti ini sangat tidak menguntungkan. Dan lagi serangan-serangan yang dilancarkan lawannya ini terasa semakin bertambah dahsyat dan berbahaya sekali. Sedikit saja kelengahan, akan berakibat sangat parah bagi dirinya sendiri.
Menyadari hal ini cepat sekali Rangga merubah jurusnya menjadi jurus 'Sayap Rajawali Membelah Mega" begitu mendapat kesempatan. Begitu kedua tangannya bisa terentang lebar ke samping, cepat sekali Pendekar Rajawali Sakti melesat tinggi ke udara. Namun pada saat yang bersamaan, si Raja Api sudah menghentakkan tangan kanannya ke atas.
"Ghraaagkh....!"
Seketika itu juga, dari kepalan tangan si Raja Api melesat secercah cahaya merah yang meluncur cepat bagai kilat ke arah Pendekar Rajawali Sakti.
"Hup! Hiyaaat...!"
Tapi Rangga tampaknya sudah menyadari serangan seperti itu. Dengan gerakan berputar yang manis sekali, serangan si Raja Api berhasil dihindarkannya. Bahkan tanpa diduga sama sekali, Pendekar Rajawali Sakti langsung melanjutkan jurusnya menjadi jurus 'Rajawali Menukik Menyambar Mangsa'.
"Hiyaaa...!"
Sambil berteriak nyaring, Rangga menukik deras dengan kedua kaki bergerak berputar cepat mengarah ke kepala si Raja Api. Begitu cepat gerakannya hingga membuat si Raja Api jadi terhenyak kaget tidak menyangka. Saking terkejutnya, sampai-sampai tidak sempat lagi berkelit menghindari serangan dahsyat Pendekar Rajawali Sakti. Dan...
"Des!
"Aaargkh...!"
Si Raja Api jadi terpekik keras, begitu kepalanya telak sekali tersambar kaki kanan Rangga yang berputar begitu cepat, disertai pengerahan jurus 'Rajawali Menukik Menyambar Mangsa'. Tampak si Raja Api itu terpental ke belakang sambil memegangi kepalanya. Dan pada saat itu juga, Rangga sudah menjejakkan kakinya kembali ke tanah.
Namun baru saja Pendekar Rajawali Sakti mendarat, mendadak saja dari arah belakang, samping, dan depannya, sudah berlompatan para pengikut si Raja Api. Sesaat Rangga jadi terhenyak kaget. Serangan dari segala arah yang demikian cepat sekali itu tidak memberi kesempatan bagi Pendekar Rajawali Sakti untuk berkelit. Tapi pada saat yang sangat gawat itu, mendadak saja...
"Khraaagkh...!"
Tiba-tiba saja dari angkasa Rajawali Putih yang memang sejak tadi mengawasi, meluruk deras menyambar orang-orang yang menyerang Rangga dari segala penjuru. Burung bertubuh raksasa itu mengibaskan kedua sayapnya yang besar dan kokoh, sehingga mampu membuat beberapa orang terpelanting sekaligus menjerit melengking tinggi mengantar kematian yang kedua.
Kemunculan Rajawali Putih, membuat Raja Api jadi terlongong bengong. Bahkan mereka yang tadi menyerang Rangga, seketika menghentikan pertarungannya. Dan mereka segera berlompatan, menjauhi Pendekar Rajawali Sakti. Mungkin mereka merasa ngeri melihat seekor burung rajawali raksasa yang sebesar bukit itu. Menyadari lawannya tidak lagi melakukan serangan, Rangga segera melompat mendekati Rajawali Putih yang kini sudah mendekam diam di tempatnya.
"Hadapi mereka, Rajawali. Tidak perlu sungkan-sungkan. Mereka bukan lagi manusia," kata Rangga sambil menepuk leher burung rajawali raksasa itu.
"Khraaagkh...!"
"Aku akan mencoba menandingi kesaktian si Raja Api."
"Khrrrr...!"
"Jangan khawatir, Rajawali. Aku akan berhati-hati menghadapinya."
Rangga yang tidak mau lagi membuang-buang waktu, langsung saja melompat ke arah si Raja Api sambil mencabut Pedang Pusaka Rajawali Sakti dari warangka di punggung. Sementara itu, Rajawali Pu¬tih sudah mulai mengangkasa lagi. Lalu dengan kecepatan dahsyat, burung rajawali itu menukik deras menghajar semua pengikut si Raja Api.
Sebentar saja, sudah terdengar raungan keras dan pekikan kesakitan yang mengantarkan maut. Tampak tiga orang terpental ke udara, lalu keras sekali tubuhnya menghantam tanah. Hanya sebentar saja mereka menggeliat, kemudian diam tidak bergerak-gerak lagi, mati untuk yang kedua kali.
Sementara di tempat lain. Pedang Pusaka Rajawali Sakti berada di dalam genggaman tangan Pendekar Rajawali Sakti terus bergerak melancarkan serangan-serangan yang semakin cepat dan dahsyat. Dan tentu saja hal ini membuat si Raja Api semakin bertambah geram. Beberapa kali ludahnya disemburkannya sambil menggerutu kesal. Karena, beberapa kali serangan yang dilancarkan selalu saja mudah dapat dipatahkan. Bahkan sudah beberapa kali tubuhnya terpaksa harus jungkir balik, menghindari serangan pedang yang memancarkan cahaya biru menyilaukan mata.

***

111. Pendekar Rajawali Sakti : Teror Si Raja ApiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang