BAGIAN 8

326 23 1
                                    

Pertarungan yang terjadi antara Pendekar Rajawali Sakti melawan si Raja Api memang sangat dahsyat. Bahkan tempat sekitar pertarungan sudah hancur tidak berbentuk lagi. Tidak sedikit pepohonan yang hangus menghitam terbakar, akibat terkena pukulan-pukulan si Raja Api yang tidak mengenai sasaran. Sementara dengan menggunakan jurus 'Pedang Pemecah Sukma', Rangga terus mencoba mendesak lawannya.
Sedangkan Rajawali Putih sudah menyelesaikan bagiannya sendiri. Tidak seorang pun dari lawannya yang bisa bangkit berdiri lagi. Dan burung rajawali raksasa itu kini langsung membumbung tinggi ke angkasa, bertepatan dengan terdengarnya hentakan kaki-kaki kuda yang dipacu cepat.
Tidak berapa lama kemudian, setelah Rajawali Putih membumbung tinggi ke angkasa muncul Pandan Wangi bersama Eyang Jambala yang menunggang kuda dengan kecepatan tinggi. Tampak di belakang mereka, mengikuti seekor kuda hitam yang menjadi tunggangan Pendekar Rajawali Sakti. Dan mereka langsung berlompatan turun, begitu berada tidak seberapa jauh dari tempat pertarungan Rangga melawan si Raja Api.
"Tampaknya kita terlambat, Eyang...," ujar Pandan Wangi dengan nada suara seperti menyesali.
"Lihat saja, Pandan. Mudah-mudahan Rangga bisa mengalahkan si Raja Api," sambut Eyang Jambala mencoba membesarkan hati si Kipas Maut itu.
Pandan Wangi tidak bersuara lagi. Perhatiannya kini tertuju langsung pada pertarungan sengit antara Pendekar Rajawali Sakti melawan si Raja Api. Dan Eyang Jambala juga tidak bersuara sedikit pun dan terus memperhatikan pertarungan yang semakin dahsyat.
"Hiyaaat...!"
Tiba-tiba saja Rangga melesat tinggi ke atas, lalu berputaran beberapa kali ke belakang. Dan seketika tubuhnya meluruk deras ke arah si Raja Api, dengan ujung pedang terhunus lurus ke depan.
"Ghraaagkh...!"
Si Raja Api menggerung keras sambil menengadahkan kepalanya ke atas. Dan saat itu juga, tangan kanannya dikebutkan ke atas. Seketika...
Wut!
"Haiiit...!"
Rangga jadi tersentak kaget setengah mati, tidak menyangka kalau si Raja Api akan bertindak seperti itu. Cepat-cepat tubuhnya melenting berputar ke belakang sambil menarik serangannya. Dan begitu kakinya kembali menjejak tanah, tampak dalam genggaman si Raja Api terdapat sebilah pedang yang mengeluarkan api dari seluruh mata pedangnya.
"Hap!"
Rangga cepat-cepat menyilangkan pedangnya ke depan dada. Dan saat itu. Si Raja Api sudah melompat cepat, sambil mengeluarkan gerungan dahsyat. Lalu seketika pedang apinya dikebutkan ke arah kepala Pendekar Rajawali Sakti.
"Hih! Yeaaah...!"
Cepat-cepat Rangga menghentakkan pedangnya, menangkis serangan pedang api lawannya. Maka benturan keras pun tidak dapat dihindari lagi.
Trang!
Percikan bunga api terlihat memendar, begitu dua senjata yang berpamor sangat dahsyat beradu. Tampak mereka sama-sama berlompatan mundur ke belakang beberapa langkah. Namun saat itu, Rangga sudah melesat cepat sekali. Dan langsung pedangnya dibabatkan menggunakan jurus 'Pedang Pemecah Sukma'.
"Hiyaaa...!"
Begitu cepat serangan Pendekar Rajawali Sakti hingga kebutan pedangnya menimbulkan deru angin bagai topan. Tapi si Raja Api kelihatannya sama sekali tidak berusaha menghindar. Dan begitu ujung pedang Pendekar Rajawali Sakti dekat, cepat sekali pedangnya dikebutkan untuk menangkis serangan itu. Dan....
Trang!
Kembali dua pedang berpamor sangat dahsyat itu beradu hingga kali ini menimbulkan ledakan dahsyat disertai percikan bunga api yang menyebar ke segala arah. Kembali mereka sama-sama terpental ke belakang, sejauh beberapa langkah. Sementara, Rangga dua kali berputaran lalu manis sekali menjejakkan kakinya di tanah.
"Hap!"
Rangga langsung saja menyilangkan pedangnya ke depan dada. Dan telapak tangannya langsung ditempelkan pada mata pedang yang memancarkan cahaya biru terang berkilauan itu. Setelah menghembuskan napas sekali, telapak tangan kirinya mulai digerakkan menggosok mata Pedang Pusaka Rajawali Sakti. Dan begitu telapak tangan kiri kembali berada pada pangkal tangkai pedang, tampak cahaya biru yang memancar dari mata pedang jadi menggumpal.
Sementara Pandan Wangi yang menyaksikan, sudah bisa mengetahui kalau Pendekar Rajawali Sakti sudah siap mengerahkan aji 'Cakra Buana Sukma' yang dipadukan dengan jurus 'Pedang Pemecah Sukma' yang sangat dahsyat. Si Kipas Maut tahu, kalau Rangga sudah memadukan ilmu yang begitu dahsyat dan sangat diandalkan berarti sudah menganggap lawannya bukanlah lawan biasa. Pandan Wangi yang mengetahui akan kedahsyatan ilmu yang akan dikerahkan Pendekar Rajawali Sakti, cepat-cepat mengajak Eyang Jambala menyingkir lebih menjauh lagi.
Sementara itu, Rangga sudah siap mengerahkan aji 'Cakra Buana Sukma' yang dipadukan dengan jurus 'Pedang Pemecah Sukma'. Tapi tampaknya si Raja Api kelihatan tidak bergerak sedikit pun juga, seakan-akan tengah menanti serangan dari Pendekar Rajawali Sakti. Hingga untuk beberapa saat, mereka hanya diam saja dengan hati diliputi ketegangan yang amat sangat.
"Ghrrrr...!"
"Hap!"
Rangga langsung mengangkat pedangnya dengan kedua tangan, begitu si Raja Api mengebutkan pedangnya ke depan. Dan tepat ketika dari ujung mata pedang si Raja Api mengeluarkan cahaya merah menyala bagai api, seketika itu juga Rangga menghentakkan pedangnya ke depan dengan kedua tangan menggenggam tangkai. Maka dari ujung pedangnya, melesat gumpalan cahaya biru yang sangat terang menyilaukan mata.
Glaaar...!
Tepat di saat dua cahaya yang saling berlawanan itu bertemu, terdengar ledakan keras menggelegar yang menggetarkan seluruh jagat ini. Tampak Rangga sampai terdorong ke belakang tiga langkah. Tapi si Raja api terlihat terpental sejauh lima batang tombak ke belakang. Dan punggungnya langsung menghantam sebatang pohon, hingga seketika hancur berkeping-keping.
"Ghraaagkh...!"
Bet!
"Hap! 'Aji Cakra Buana Sukma'! Yeaaah...!"
Tepat di saat si Raja Api melompat, Rangga segera menghentakkan pedangnya dibarengi sentakan tangan kiri ke depan, dengan jari-jari tangan terkembang lebar. Dan seketika itu juga, cahaya biru yang memancar dari Pedang Pusaka Rajawali Sakti menghantam tubuh si Raja Api. Dan pada saat itu juga, dari telapak tangan kiri Rangga memancar cahaya biru terang yang juga menghantam tubuh si Raja Api.
Glaaar...!
Kembali terdengar ledakan keras menggelegar yang begitu dahsyat, hingga membuat tanah yang dipijak jadi bergetar bagai diguncang gempa. Sementara, pertarungan antara Pendekar Rajawali Sakti melawan Si Raja Api yang mengadu ilmu kedigdayaan dan kesaktian tinggi terus berlangsung.
Tampak seluruh tubuh si Raja Api sudah terselubung cahaya biru yang memancar dari pedang Pendekar Rajawali Sakti dan telapak tangan kirinya yang menjulur ke depan. Sedangkan Rangga sendiri pelahan-lahan mulai melangkah mendekat.
Tampak si Raja Api menggeliat-geliat dalam lingkaran cahaya biru yang menyelubungi seluruh tubuhnya. Sedangkan saat itu entah dari mana datangnya, tahu-tahu di sekitar pertarungan sudah dipenuhi orang yang semuanya menyandang senjata dari berbagai macam bentuk dan ukuran. Tapi dari sorot mata, jelas sekali mereka memandang benci pada si Raja Api.
Sedikit demi sedikit, jarak antara mereka berdua semakin bertambah dekat saja. Dan di dalam selubung cahaya biru, si Raja Api terus menggeliat-geliat sambil menggerung-gerung berusaha melepaskan diri. Tapi semakin kuat berusaha, semakin banyak tenaga yang keluar.
"Hih! Hiyaaa...!"
Tiba-tiba saja Rangga berteriak keras menggelegar, membuat hati siapa saja yang mendengar jadi bergetar. Dan seketika itu juga, pedangnya dihentakkan ke atas kepala. Sedangkan tangan kirinya tetap menjulur lurus ke depan, menjaga si Raja Api yang tetap berada dalam selubung cahaya biru dari aji 'Cakra Buana Sukma'.
Bet!
Seketika itu juga bagaikan kilat si Raja Api melompat hendak melepaskan diri dari belenggu. Tapi pada saat yang sama, Rangga sudah membabatkan pedangnya, tepat mengarah ke leher si Raja Api. Begitu cepat gerakan Pendekar Rajawali Sakti, sehingga sangat sulit untuk dihindarkan. Dan tidak berapa lama kemudian....
Cras!
"Aaargkh...!"
Raungan yang sangat panjang terdengar keras menggetarkan, terdengar bersamaan dengan terbabatnya leher si Raja Api oleh pedang Pendekar Rajawali Sakti. Sementara itu, Rangga sudah berada sekitar satu batang tombak jauhnya di depan si Raja Api dengan pedang tetap tergenggam di tangan kanan.
Sementara, si Raja Api masih hidup berdiri dengan tubuh limbung. Namun tidak berapa lama kemudian, tubuhnya ambruk dengan kepala langsung menggelinding dari batang lehernya. Dan begitu tubuh si Raja Api menyentuh tanah, tiba-tiba saja...
Slap!
Heh...!"
"Hah, apa itu...?!"
Semua orang yang ada di tempat itu jadi terbeliak, begitu tiba-tiba saja secercah cahaya merah bagai api meluncur deras dari angkasa. Dan cahaya merah itu langsung menyambar tubuh dan kepala yang terpisah agak jauh dari leher Si Raja Api.
Sebentar saja, seluruh tubuh dan kepala si Raja Api sudah tertutup cahaya merah yang memancar dari langit. Namun tidak berapa lama kemudian, cahaya merah itu lenyap dari pandangan mata. Dan semua orang yang menyaksikan juga jadi semakin lebar terbeliak, ketika tubuh dan kepala si Raja Api ikut lenyap bersama cahaya merah itu. Bahkan tidak meninggalkan bekas sedikit pun juga.
"Rupanya para Dewa jadi juga mengambil si Raja Api," desah Eyang Jambala bernada lega.
"Apakah itu berarti dia tidak akan muncul lagi ke dunia ini, Eyang?" tanya Pandan Wangi.
"Mudah-mudahan saja tidak," sahut Eyang Jambala.
Sementara itu, Rangga sudah memasukkan kembali Pedang Pusaka Rajawali Sakti kedalam warangka di punggung. Lalu kakinya melangkah menghampiri Pandan Wangi dan Eyang Jambala. Sedikit dia sempat memperhatikan orang-orang yang banyak berkumpul di sekelilingnya.
"Siapa mereka, Eyang?" tanya Rangga langsung begitu dekat dengan Eyang Jambala.
"Mereka dari desa-desa yang tidak jauh dari sini, Rangga. Tampaknya mereka mendengar suara pertarunganmu dengan si Raja Api, lalu berdatangan ke sini," sahut Eyang Jambala menjelaskan.
"Ayo kita pergi, Pandan," ajak Rangga.
Tanpa banyak bicara lagi kedua pendekar muda dari Karang Setra itu melangkah pergi sambil menuntun kudanya. Dan Eyang Jambala bergegas mengikuti, saat mengetahui kalau kedua pendekar muda itu menuju Desa Batang. Sementara orang-orang yang berdatangan karena mendengar pertarungan tadi, hanya bisa melongo dengan segudang pertanyaan terbias pada wajahnya masing-masing.

***

TAMAT

111. Pendekar Rajawali Sakti : Teror Si Raja ApiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang