1) hari pertama bertemu

53 10 2
                                    

"Hari pertama? mungkin sudah biasa untukku"


Disebuah kamar lusuh. Bisa dibilang seperti kapal pecah! seorang gadis dengan rambut coklat kepirangan tergerai, sedang merasakan nikmatnya terdampar di kasur kesayangan yang sejak dulu ia singgahi dan akan menjadi sejarah kenyamanannya.

Ia adalah Vanissa Mysharel. Ya, siswi baru yang pindah dari sekolah lamanya di Bandung. alasan mengapa ia harus pindah sekolah ke Jakarta karena faktor pekerjaan ayah ibu yang mengharuskan ia pindah - pindah sekolah menyesuaikan dengan karir orang tua nya.

Sebenarnya ia sudah muak. Sejak kecil ia harus berganti sekolah , teman , rumah , kehidupan , dan semuanya yang membuat ia kesal dengan keadaan.

Pintu kamar mysha terbuka lebar. Memperlihatkan seorang pria berbadan tinggi dan tampan sedang berdiri tegap melihat adiknya yang masih tertidur lelap.

"Woy bangun woy kebo saturnus!!" teriaknya. Namun tidak ada sahutan sedikitpun dari sang adik.

Bosan dengan pekerjaannya yang harus membangunkan manusia aneh itu. Ia langsung menggusur mysha sampai terjatuh di lantai keras kamarnya.

Hal itu sontak membuat Mysha terbangun. "ANJIRRR!!!" teriak mysha sambil meringis memegangi jidatnya.

Mysha yang masih setengah sadar langsung berdiri menatap kakaknya dengan tatapan benci seolah - olah akan menerkam pria di hadapannya itu.

"Lo kenapa sih? gabisa apa bangunin adiknya halus? bisa nya main gusur aja. Emang gak sakit hah ni jidat tiap hari kena keramik? Lo mikir kek" ucapnya marah sambil masih memegangi jidatnya.

"Ya kata siapa lo susah banget buat di bangunin" balas pria itu.

Mysha yang sudah tak tahan dengan kakak nya itu langsung mendorong pria itu keluar kamar dan mengunci kamarnya agar pria itu tak masuk lagi.

'muak gue lama - lama' batinnya.

________________________________________

Pria yang sudah membangunkan Mysha akhirnya menuruni anak tangga menuju lantai bawah dan menemui sang ibu yang sedang menyiapkan makanan di meja. Ibu nya melihat ke arah Alva yang langsung duduk di kursi meja makan.

"Gimana Mysha udah bangun?" tanya Sinta sang ibu.

"hmm udah" jawabnya singkat.

Sinta duduk mengahadap ke arah Alva yang sibuk mengoleskan mentega ke rotinya. "Alvaa.." panggil ibu.

"Apa bun?" jawab Alva langsung melahap roti tersebut.

"Kuliah kamu gimana? taun sekarang kamu kelulusan kan?"

Alva mengangguk singkat dan meneruskan gigitannya.

"Terus sesudah kamu lulus bakal langsung nerusin koas? dimana?"

Alva yang sudah memakan habis roti tersebut langsung terdiam sejenak.

"Kayaknya Alva mau ambil koas di Jakarta aja deh bun. Biar deket juga sih, lagian Alva udah bilang ko ke dosen biar ga jauh" balasnya.

Sinta mengangguk singkat setelah anaknya menjelaskan mengenai kuliahnya itu.

"Bunda bakal terus dukung kamu. Tapi kamu jangan lupa loh kalau udah sukses bantuin juga adik kamu, biar sama sukses nya kayak kamu" ucap Sinta.

"Iya bun. Lagian Alva juga dibantu Kak Kalya sampe bisa kuliah kedokteran di UI" balasnya.

Ibunya langsung tersenyum mendengar jawaban Alva yang membuatnya terharu bisa membesarkan darah dagingnya dengan benar.

WITH HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang