5) Kamu, Partner berantemku

3 0 0
                                    

"Masa lalu mu itu milikmu, syukurlah kau menikmati itu. dan masa laluku biarlah waktu menghapus jejak keberadaannya"

"Rel..." panggil aldo yang mencoba menenangkan farel.

"Gua bisa aja jauhin lo sekarang. Tapi asal lo tau , gua gak ada maksud apa apa deketin lo! mungkin kemarin kemarin gua memang udah bikin lo risih , tapi apa lo bakal mau gua buat risih terus? lo mau nya apa?" ucap farel kembali.

Mysha hanya termenung mendengar kata demi kata yang telah diucapkan farel. Tak ada yang salah, mysha kini berpikiran positif mengenai niat farel untung mendekatinya. Ia juga kini merasa bersalah sekaligus ia pikir farel memang benar benar tulus untuk berteman dengan dirinya. Dan kali ini ia bingung harus menjawab perkataan farel bagaimana. Posisinya ia lah yang salah telah berbicara lantang seperti itu tanpa mencari tahu dulu kebenarannya.

"Jangan nyalahin diri lo sendiri. Syukur lo bilang kayak tadi, jadi lo bisa tau niat gua sebenarnya tanpa harus gua jelasin lebih detail. Dan gua rasa lo cukup pintar untuk bisa mahamin perkataan gua. Gua juga yang salah"

Ya, mysha malah menyalahkan lebih dalam pada dirinya. Ia adalah seseorang yang sering menyalahkan diri sendiri, ia tak ingin orang lain merasa tidak enak dengan perkataannya. Ia menyesali itu.

"Ini hal sepele. Gua gak mau nyakitin perasaan cewek" lanjutnya.

Mysha menundukan kepalanya. Ia malu, sangat malu.

"Maaf...." rintihnya.

"Lo nangis?" tanya farel

"Enggak ko! gua lagi intropeksi diri aja" balas mysha yang langsung mengadahkan kepalanya ke arah farel.

"Ululu lucunya" sosor aldo.

"Ihh sutt!!" balas dalga.

"Farel, boleh nanya sesuatu?" tanya mysha.

"apa?"

Ia melihat lihat dulu ke arah Dalga dan Aldo yang siap mendengarkan lontaran kalimat dari mulut mysha.

"kalo lo gak suka nyakitin cewek. Terus kenapa lo malah nindas cewek yang waktu itu di kantin?"

"Dia nya ngeselin"

"Ih yang serius dong"

"Ya ini gua serius"

"Jawabnya yang masuk akal"

"Hobi farel emang gitu mysha" sosor Aldo kembali.

"Gua lagi sedekah"

"Sedekah apa?"

"Sedekah pahala buat orang terdzolimi"

"Gak bisa ya serius dulu"

"Lo mau di seriusin?"

"Idih ogah" ucap mysha kaget dan memutuskan untuk keluar kamar.

"Aneh dasar" kekeh Farel.

Dalga dan Aldo saling bertatap pandangan setelah mysha keluar dari kamarnya itu. Yang mereka berdua bingungkan adalah, Mengapa Farel bisa tertawa di situasi yang seperti ini? apakah mukjizat?

"Assalamualaikum" terdengar suara seseorang yang memberi salam.

Mysha segera menuju ke arah ruang tamu. Ayah ibunya baru saja pulang bekerja dan memang terlihat penat. Membawa tas berisi dokumen, memakai baju kantor, dan badan yang sangat lelah telah bekerja seharian.

"Bunda ko gak ngabarin?"

Sinta melepaskan high heals nya dan menyimpan beberapa kantong keresek berisi makanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WITH HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang