"Bila memang ingin memulai janganlah pergi. Jangan hanya kau memberi rasa yang tak bisa ku tanggapi."
Mysha kini terbawa suasana memandangi lapangan basket yang dipenuhi beberapa orang sedang memainkan bola. Ada yang berteriak menyemangati , berduaan dengan pacar , menggosip dengan teman , lalu menyantap makanan.
Namun mysha memilih menonton pemain basket yang tengah berserius dengan permainan. Keringat yang bercucuran dari para pemain itu membuat gadis - gadis di samping mysha antusias teriak kegeringan. Ia aneh disana, apa orang - orang sudah tak waras menghabiskan suara nya hanya untuk meneriaki para pemain basket. Hm ia tak ingin memikirkan itu.
Sebuah tangan menjulur memberikan 2 gulung kerak telor pada mysha. Seseorang itu duduk di sebelahnya tanpa berkata apapun. Kerak telor itu pun di terima mysha dengan ragu. "Buat siapa ini?"
Ia tersenyum. Lalu memandang mysha sekilas. "Buat lo, yakali gue jadiin lo penyimpanan makanan" ucapnya enteng.
Diam, tak membalas ucapan seseorang di sampingnya. Mysha kembali menonton para pemain basket tanpa melahap kerak telor pemberian itu. Ia malah menyimpannya di samping lalu membuka layar handphone yang sedari tadi ia genggam.
"Kenapa gak dimakan? gak enak?" tanyanya.
"Belum juga gue makan. Cuma lagi gak pengen aja"
"Yaudah kalo gak pengen". Ia membawa kembali kerak telor yang sudah diberikannya , lalu segera memasukannya ke mulut.
Mysha mengkerutkan keningnya karena kelakuan orang itu. Siapa sebenarnya ia? Mysha sama sekali tak tahu seseorang di sampingnya.
"Lo siapa sih?"
Pria itu selesai menghabiskan gulungan terakhir dan kini menatap mysha yang masih kebingungan akan dirinya.
"Kenali gue Daffa William. Ketua osis disini" Ucapnya sambil menjulurkan tangan.
Sedikit kaget dengan pernyataan pria itu. Bego, Ketua osis di sekolahnya saja ia tak tahu. Memang wajar sih pikirnya karena ia baru saja pindah dan mulai sekolah kemarin.
Mysha tersenyum dan membalas salam pria itu. Jujur saja ia jadi bingung harus berkata apa. Bukan karena jabatan pria itu adalah sang ketua osis, namun saja ia masih senggan untuk berbicara dengan seorang pria.
"Sejak kapan pindah?" Ia membuka suara.
"Kemarin".
Pria itu menganggukan kepalanya. "Kelas apa?".
"Sebelas Ipa satu".
"Singkat banget jawabnya".
Mysha melihat pria di sampingnya dengan intens.
"Mau ikut osis?" tanya nya membalas tatapan mysha.
"Gak minat!"
Pria itu terkekeh pelan dengan jawaban mysha. Cewek yang unik pikirnya. Biasanya cewek yang di ajak bicara oleh Daffa akan salah tingkah dan membuatnya kegeringan. Bagaimana tidak. Ia tampan , pintar , kaya raya , dan tentunya ia punya jabatan ketua osis di sekolah ini. Namun berbeda dengan wanita yang baru saja ia temui.
"MYSHAAA!!!!!" Teriak seorang gadis.
Mysha dan Daffa menoleh ke belakang. Terdapat Rere dan Rifa disana. Mereka sedang berlari menuju tempat mysha duduk.
"Ada apa?" tanya mysha ingin tahu.
"Farel nyariin lo tadi. Dia di kelas tuh , nyuruh kita buat nyari lo!" ucap rere.
Hah? apa lagi yang akan di perlakukan farel padanya. Tak ingin rasanya ia diperlakukan seperti kemarin. Mysha memikirkan pertimbangannya untuk menemui Farel di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH HIM
Jugendliteratur"Aku cuman minta kamu jangan berubah!!" "Emang gua power rangers" "Ko kamu gini?" "Lo juga gini terus! Kenapa ga udahan aja sih?" "Mau udahan? Ok udahan!" ~~~~~ Hari baru dan kehidupan baru. seorang wanita cantik keturunan Thailand asal Bandung :)...